TLS-7

2.1K 217 6
                                    

🅗🅐🅟🅟🅨 🅡🅔🅐🅓🅘🅝🅖 ! ♡

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

"Lina!"

Suara grasak grusuk terdengar, saat paman Erik memanggil istrinya dengan keras. Bibi Lina, yang di kamar mandi mendengar telah dipanggil suaminya pun segera mencuci tangannya lalu bergegas keluar.

Muka panik yang pertama ia lihat.
"Kenapa sayang?"

Paman Erik pun segera memegang bahu istrinya, ia menatapnya dengan mata berlinang.
"Sayang... T-taro.. Taro, sayang! Taro!"

Bibi Lina mengerjapkan matanya bingung, ia menangkup kedua pipi milik suaminya.
"Iya? Taro kenapa hm? Kenapa? Ada masalah?"

Bibi Lina makin panik pas liat suaminya diem aja sambil nangis.

Paman Erik memegang tangan lembut milik istrinya itu.
"D-dia... dia dibawa sama Kaisar, sayang...", ucapnya dengan nada gemetar.

Bibi Lina— matanya membelalak terkejut. Kedua tangannya beralih memegang bahu lebar milik suaminya.
"Memangnya Taro melakukan kesalahan apa? Taro ada salah apa, Erik?! Taro... Taro masih hidup kan? Jawab Erik! Jawab! "

Paman Erik bergegas memeluk tubuh istrinya, ia mengusap punggung Lina dengan lembut guna menenangkan istrinya.
"Dia..baik-baik saja. Taro melakukan kesalahan saat membuat minuman yang dipesan oleh Kaisar", jelasnya perlahan.

Bibi Lina menangis, ia sungguh takut terjadi hal buruk menimpa Taro. Takut jika nasib Taro seperti pelayan-pelayan di pub lainnya yang berakhir di penggal.
" Hiks.. Taro akan baik-baik saja kan, sayang? Hiks.. Aku khawatir dengannya, Erik! Aku takut Taro kenapa-kenapa!"

"Aku juga khawatir sama sepertimu, sayang. Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa."

Bibi Lina melepaskan pelukan itu, ia menatap suaminya.
"Semoga Taro baik-baik saja. Aku.. aku takut. "

Paman Erik mengusap air mata yang ada di pipi istrinya itu.
"Kita berdoa yang terbaik untuk Taro, ya? Besok kita pergi ke kuil untuk berdoa. "

Bibi Lina mengangguk dan memeluk kembali suaminya erat. Paman Erik pun membalas pelukan itu tak kalah eratnya.

--

Bshh!

Kedua orang itu sampai ditempat tujuan dengan cepat.

I-ini dimana?,  batin salah satu dari mereka.

Itu, Taro.

Dia celingukan kesana kemari, yang cuma bisa ia lihat hanya ruangan yang begitu megah dan mewah. Dan kini di hadapannya sebuah pintu ruangan yang terbuat dari emas. Taro ga tau itu pintu apa.

Tok tok

Orang disebelahnya mengetuk pintu itu. Taro natep orang itu, dia Jenderal. Dia yang udah bawa dirinya teleportasi ke tempat asing kaya gini.

Taro neguk salivanya gugup.
Ini gue ga bakal di eksekusi mati secepat itu kan?, batinnya takut.

Taro ngebayangin lehernya tiba-tiba dipenggal sama pedang tajam milik Kaisar itu. Dia megang lehernya, belum diapa-apain aja udah ngilu lehernya.

Ceklek

Pintu emas itu terbuka, menampilkan sosok mata merah dengan jubah khas kaisarnya, dan tak lupa raut wajahnya yang tanpa ekspresi itu.

Jenderal memberi salam kepada seseorang dihadapannya itu.
"Salam Kaisar. Dia sudah saya bawa kemari sesuai perintah. Apa yang harus saya lakukan lagi, Kaisar?", lapornya dengan telapak tangan kanan di dada kirinya, dengan kepala yang menunduk.

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang