TLS-18

442 49 2
                                    

suer dah ngurusin maba , organisasi, mana aku jadi wakil ketua organisasi itu, bendahara juga di himpunan, terus jadi panitia buat ultah kampus, terus ngerjain project-an ngoding dari dosen 😀secape itu sampe drop, tpi ada senengnya juga 😄

Sambil dengerin lagu diatas 👆

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

Kembali ke ruang kerja Kaisar Lord Sebastian, ketegangan melingkupi setiap sudutnya. Wajah sang Kaisar berubah muram seiring dengan berjalannya pembicaraan.

"Jadi, perbuatan mereka terhadap Taro telah berlangsung selama lima tahun? Dan korbannya bukan hanya Taro?" suaranya dalam, tetapi nada kemarahan yang terpendam membuat atmosfer semakin menekan.

Jenderal Reon menunduk, wajahnya pucat.
"Tepat sekali, Yang Mulia."

"Lalu Taro diselamatkan oleh pemilik pub saat dirinya mencoba kabur dari panti itu?" lanjut Sebastian, giginya gemeretak menahan amarah yang tak bisa lagi dikendalikan.

"Tepat sekali, Yang Mulia," jawab Reon dengan suara pelan.

"Keparat!" Teriakan Kaisar meledak, tangannya menghantam meja.
"Semua ini terjadi selama bertahun-tahun, banyak korban, tapi tidak ada yang melaporkannya padaku! Sialan!"

Ia menghunus pandangannya pada Reon.
"Reon! Panggil pemilik Panti Petrania itu untuk menghadap besok. Jika mereka menolak, tawarkan satu kantong koin Petral."

Jenderal Reon tersentak, "Yang Mulia! Bukankah itu terlalu banyak?"

Kaisar tersenyum sinis, "Bukankah jika kita ingin menjebak seekor lintah, kita harus menggunakan umpan yang sangat besar?"

"T-tapi, Kaisar...!"

"Lakukan, Reon!" Suara Sebastian menggema, tak memberikan ruang untuk penolakan.

Reon mengangguk cepat, "Baik, Yang Mulia."

Kaisar kembali mendudukkan diri di kursinya dengan tatapan tajam, sebelum berkata, "Ah, sebelum itu... panggil Taro yang berada di kamarku sekarang."

Reon membungkuk, "Baik, Yang Mulia."

Dalam sekejap, sang Jenderal berteleportasi ke kamar tempat Taro seharusnya berada. Namun, saat mengetuk pintu, tidak ada balasan.

Perlahan ia membuka pintu... dan mendapati ruangan kosong. Hatinya melonjak panik, seolah jurang tiba-tiba terbuka di hadapannya.

Ia segera kembali ke hadapan Kaisar dengan jurus teleportasinya.

"Yang Mulia!" seru Reon dengan napas tercekat. "Taro... tidak ada di kamar!"

Kaisar menatapnya dengan mata berkilat. "Apa maksudmu?"

"T-Taro... menghilang, Yang Mulia Kaisar," jawab Reon dengan ketakutan.

"Sialan!" raung Kaisar, tangannya terkepal erat, wajahnya memerah karena murka.
"Cari dia sekarang juga! Kerahkan semua prajurit bayanganmu untuk melacak keberadaannya!"

Reon mengangguk patuh, lalu berteleportasi kembali.

Kaisar bangkit dari kursinya, tangannya masih terkepal.

"Kau tidak akan bisa kabur dariku sayang."
"Tak akan pernah!.. "

"Sialan siapa yang meracuni pikirannya untuk kabur dariku?!"

Ah sepertinya kau tanyakan pada tunanganmu sendiri kaisar~

---

"Hey? A-apa ini jalan yang benal? Lady?"
"Aku lasa kita semakin jauh dali kekaisalan."

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang