TLS-16

1K 96 3
                                    

hng...

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

"Telah kuceritakan seluruh kejadian dari awal hingga akhir, bagaimana aku bisa mengetahui kehadiranmu di tempat itu. Kini giliranku untuk bertanya. Apa tujuanmu meracuniku dengan minuman di pub malam itu?"

Kaisar duduk disebelahnya, menatapnya  dengan tatapan mata merah kilat keingintahuan.

Taro tertegun, otaknya berputar mencari jawaban. Bagaimana ia bisa menjelaskan bahwa ia tidak tahu menahu tentang racun di dalam koktail itu? Bagaimana ia bisa mengaku bahwa ada sistem peri kecil yang memaksanya untuk melenyapkan kaisar itu agar ia bisa kembali ke dunia nyata, ke tubuhnya yang sebenarnya? Ia bahkan tidak yakin kaisar akan mempercayainya.

Taro tergagap, suaranya bergetar dalam ketakutan, ia menelan salivanya cemas. Kedua tangannya meremat pinggiran selimut ranjang besar itu.

Dengan napas yang tertahan, Taro akhirnya berkata, "Talo... Talo tidak tahu apa yang Kaisal bicalakan. Talo tidak tahu tentang lacun itu. Talo hanya membuat koktail sepelti biasa", jawabnya dengan menundukkan kepalanya.

"A-ah, itu...dan juga Talo,  hanya mempelajali cala melacik minuman itu dali paman. Dan... dan Talo tidak mengetahui adanya lacun dalam minuman telsebut."

Sebastian mengangkat alis, memandang tajam ke arah Taro, "Hm? Kau pikir, kau bisa membohongiku?"

"Jadi kau ingin mengatakan bahwa itu semua hanya kebetulan? Bahwa tanpa sengaja racun itu masuk ke dalam minumanku?"

"Ya... ya, Kaisal," jawab Taro, suaranya semakin lemah.

"Talo... Talo yakin, Talo tidak tahu apa-apa. Mungkin... mungkin ada seseolang yang memanipulasiku, atau... atau ada yang menyusup ke bagian meja bal... tapi bukan Talo yang melakukannya", lanjutnya dengan mendongak menatap mata merah itu dengan sedikit ketakutan.

Dengan cepat, Taro melanjutkan kalimatnya, suaranya penuh kegentaran, "Talo bersumpah, Kaisal! Talo tidak tahu apa-apa tentang itu! Mohon ampunilah Talo, Kaisal!"

Gue benel kan? Kan gue juga ga tau kenapa disuluh buat lenyapin kaisal, yang gue tau cuma agal gue bisa balik ke laga gue di dunia nyata, batinnya sambil menggigit bibir bawahnya takut.

Sebastian mendekatkan wajahnya dengan dingin, tatapannya menusuk, "Hm? Apakah aku harus mempercayaimu?"

Kaisar perlahan mendekatkan tubuhnya, hingga Taro yang malang tersudut di tepi ranjang, tak mampu bergerak. Tangan Sebastian terangkat, mencengkeram dagu Taro dengan kuat, memaksa wajah mereka bersentuhan. Wajah Taro memucat, terperangkap dalam ketakutan yang nyata.

"Katakan," bisik Sebastian dengan nada berbahaya, "Siapa yang berani menyuruhmu melakukan itu padaku?"

Taro meringis kesakitan, tercekik oleh cengkeraman kuat Sebastian, "Argh...! L-lepas!"

Sial! Aku tidak terima jika tokoh hina buatan ini mencium tuanku [suara sistem Deus yang tak akan terdengar oleh Taro].

Sebastian tak bergeming, suaranya semakin dingin dan mengancam, "Aku tak akan melepaskanmu sebelum kau berkata jujur padaku. Katakan, katakan yang sebenarnya. Atau kau ingin rahangmu patah saat ini juga?"

"Aku tidak main-main, sayang. Pilihlah, katakan yang sebenarnya, atau nyawamu melayang seketika."

Taro merintih dalam kesakitan, "Arghh! Hiks... S-sakit...!!"

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang