TLS-6

2.2K 214 6
                                    

🅗🅐🅟🅟🅨 🅡🅔🅐🅓🅘🅝🅖 ! ♡

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

Duk!

"Ini minumannya, Tuan! Selamat menikmati!", ucapnya dengan riang sambil tersenyum lebar, menghiraukan tatapan dari pemilik mata merah itu.

Lalu membungkuk singkat, saat ia akan pergi tiba-tiba ia ditahan.

"Berhenti! Tetap ditempat!", seru orang itu dengan tegas.

Taro berhenti, tubuhnya menegang. Ia menelan salivanya takut.

Mati gue!, batinnya.

Ia berbalik menghadap si empu, dengan kondisi masih menundukkan kepala. Dari balik bar, ada Lumiere si peri kecil itu yang menatap was-was pada tuan utamanya.  Tertera jelas, ia terbang kesana kemari karena khawatir. Ingin menghampiri tuannya, tapi takut ketahuan.

"Semoga tuan utama baik-baik saja..", gumamnya.

Bukan hanya Lumiere yang khawatir akan keselamatan Taro. Jenderal Reon dan pemilik pub pun khawatir, jika terjadi pemenggalan tiba-tiba.

Mereka hanya mengharapkan yang terbaik sekarang, walaupun itu tidak mungkin.

--
Pemilik mata merah itu, atau kita panggil Kaisar Lord Sebastian. Ia mengangkat minuman yang baru saja diletakkan di atas meja kayu itu.

Menatap cairan berwarna merah pekat itu. Saat ia ingin mendekatkan bibirnya ke pinggiran gelas, hidungnya merasakan aura tak sedap.

Lantas ia memejamkan matanya, sekian detik kemudian, matanya terbuka menampilkan manik merah yang lebih pekat.

Mata itu, seakan bisa menembus apa saja yang tercampur di dalam minuman itu. Seringaian di wajahnya terbentuk, saat melihat segumpal bubuk kecil yang menyatu dengan cairan minuman itu.

Dugh!

Gelas itu ia hentakkan ke permukaan meja dengan keras. Semua orang yang masih terdapat dalam ruangan itu berjengkit kaget.

Gelas itu tak pecah, karena semua gelas yang digunakan berbahan kaca yang tebal, seperti untuk mengantisipasi hal-hal seperti tadi.

Sebastian, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Mengangkat kaki kanannya hingga ke atas paha kaki kirinya, aura keangkuhan dan kemarahan menguar seketika.

Tuk
Tuk
Tuk

Ketukan jari pada kayu itu membuat mereka semua tegang, terutama Taro. Ia tetap menundukkan kepalanya ditempat.

Jangan-jangan gue ketahuan? Mampus gue! Lumi, nanti kubulin gue ditempat yang layak ya?, batin Taro meratapi nasibnya.

Lumiere yang mendengar isi pikiran tuannya itu pun hanya bisa berdoa yang terbaik.

Apa ini? Apakah Taro telah melakukan kesalahan? Ku harap Taro tidak dipenggal atas itu, batin Paman Erik gelisah.

Pemenggalan lagi?, batin Jenderal Reon dengan raut wajahnya yang datar namun tersirat cemas di dalamnya. Ya gini-gini dia masih ada rasa kasihan, masa mau menggal anak kecil?

Sebastian menyunggingkan seringaian. Mata tajamnya menatap tiga orang di hadapannya.
"Siapa yang membuat minuman ini?", celetuknya dengan nada berat.

Jenderal Reon dan paman Erik saling melirik ke arah Taro. Taro menghela nafas.

Ia pun mengangkat tangan kanannya perlahan, " S-saya, tuan", ucapnya lirih.

Takut dia tuh kalo tiba-tiba dipenggal.

Sebastian memusatkan pandangannya ke arah Taro yang menunduk kaku, manik matanya memandang Taro dari atas sampai bawah.
"Kemari."

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang