TLS-2

3.2K 302 0
                                    

HAI!

hehehe, happy reading! ♡

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

Di sudut remang-remang sebuah pub yang dipenuhi asap rokok dan obrolan para pelanggan, dua kesatria duduk di kursi kayu yang sudah tua, dengan meja yang berisi dua gelas anggur merah kental dan makanan yang sudah tandas di atas piring itu.

Mereka mengenakan jubah hitam dengan lambang Kekaisaran Petran yang tersemat di dada. Gelas mereka berisi anggur merah yang kental, dan tatapan mereka penuh kewaspadaan sambil sesekali melirik ke sekeliling ruangan.

"Apakah kau dengar kabar terbaru tentang Kaisar?" tanya kesatria pertama, Valerius, sambil mencondongkan tubuhnya ke depan. Matanya yang tajam mengamati setiap gerakan kecil di pub itu, seolah-olah mengantisipasi seseorang yang mungkin mendengar.

Kesatria kedua, Alaric, mengangguk pelan sambil menyesap anggurnya.
"Ya, kabarnya dia masih mencari pelayan pub yang bisa membuatkan minuman kesukaan ibunya. Sudah bertahun-tahun, tapi dia belum menyerah."

Valerius menghela napas panjang, menekan punggungnya ke sandaran kursi dengan suara berderit.
"Aku tidak mengerti mengapa hal itu begitu penting baginya. Apa yang membuat minuman itu begitu istimewa?"

Alaric tersenyum sinis, matanya berkilat penuh misteri.
"Kau tahu sendiri, Valerius. Kaisar bukan manusia biasa. Dia adalah titisan iblis. Rasa dan kenangan dari masa lalu ibunya adalah satu-satunya yang bisa memberikan sedikit kedamaian dalam jiwanya yang gelap."

Valerius mengangguk pelan, menyetujui.
"Namun, banyak pelayan pub yang sudah tewas karenanya. Jika mereka gagal membuat minuman yang sama persis dengan yang diinginkan Kaisar, mereka akan langsung dipenggal di tempat."

Alaric menatap kosong pada gelasnya, mengaduk-aduk anggur merah dengan pelan.
"Benar, dan itu yang membuat kita semua ketakutan. Setiap pub di Kekaisaran Petran dan sekitarnya kini dipenuhi dengan bisikan dan ketakutan akan kedatangan Kaisar. Hanya butuh satu kesalahan kecil, dan nyawa mereka melayang."

Valerius menggelengkan kepalanya, merasa ngeri membayangkan nasib malang para pelayan pub itu. "Aku berharap dia segera menemukan apa yang dia cari. Kekaisaran ini sudah cukup menderita dengan ketakutannya."


Sementara mereka yang membicarakan tentang betapa kejamnya seorang yang mereka panggil Kaisar itu, yang tak segan memenggal kepala seorang pelayan jika salah dalam meracik minuman.

Ada seorang pelayan kecil yang tengah asik menyambut para pelanggan yang datang di pub itu.

"Hey! Pelayan!", panggil seseorang dari meja sebelah kiri.

Seseorang yang disebut pun menoleh, mengambil note kecil dan pulpen miliknya. Bergegas mendekati si pelanggan dengan kaki mungil miliknya.

Dengan senyuman ia menyapa, " Iya, tuan? Ada yang bisa Talo bantu?", tanyanya dengan nada cadelnya dan juga senyuman manisnya.

Pelayan kecil itu adalah Taro. Ya, hanya itu saja namanya.

"Taro kan nama kamu?", tanya pelanggan yang memiliki kumis tipis itu dengan senyumnya.

Taro menganggukkan kepalanya dengan tersenyum hingga menampilkan gigi gingsulnya.

"Baik, setahu saya dari beberapa teman saya yang pernah minum di pub ini, kamu pandai buat beberapa koktail ", ujarnya sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Dengan senyum malunya, Taro menjawab, " Sebenalnya, Talo tidak tellalu bisa, tuan. Talo juga balu di ajali bebelapa minggu yang lalu oleh paman Elik. "

Pelanggan itu mengangguk pelan, "Baiklah. Kalau begitu, buatkan saya satu minuman koktail martini, dan makanannya pretzel satu. "

Dengan cepat Taro mencatat semua menu yang dipesan oleh pelanggan itu. Ia mengulangi perkataan pelanggan itu, "Baik. Satu koktail maltini, dan pletzel satu. "

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang