TLS-10

2.2K 207 6
                                    

forget me not~

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶


"Apa maksudmu berbuat seperti itu terhadap milikku, heh?!"

Kaisar Lord Sebastian menatap Kadriel dengan amarah membara di matanya.

Kadriel Rananta, adik Kaisar, hanya terkekeh.

Ia menjilat bibirnya yang basah, menampilkan kedua taring runcingnya, lalu melangkah keluar dari jeruji besi dengan langkah santai, menatap kakaknya dengan senyum penuh provokasi.

"Ah, akhirnya kakak datang juga. Mengapa? Aku hanya ingin mencicipinya sebentar saja, sebelum dia dipenggal olehmu, kakakku~."

Sementara itu, Taro yang melihat Kadriel pergi dari hadapannya bernafas lega, meskipun masih terengah-engah dengan mata terpejam, mengingat betapa mengerikannya perlakuan Kadriel tadi.

Bajingan!, batinnya kesal karena mengingat dirinya tidak bisa melakukan pertahanan untuk dirinya sendiri.

Lumiere, yang mendekati Taro segera setelah Kadriel pergi, berkata lembut, "Maaf, Tuan Utama, Lumi hanya bisa membantu ini."

Telapak tangan kecilnya ia tempelkan ke kening Taro, menggumamkan sebuah mantra. Cahaya hijau keluar dan merasuki tubuh Taro.

Taro merasakan kehangatan sihir itu dan menikmati sensasinya, tahu bahwa itu berasal dari Lumiere. Ia mendengar gumaman peri kecil itu.

Kenapa balu sekalang lo kasih sihil itu ke gue, Lumi?! Halusnya dali tadi! Sialan! Ini sakit banget badan gue, bangsat!, batinnya mengumpati Lumiere.

Lumiere yang mendengar isi batinnya itu, terduduk lesu di bahunya. "L-Lumi tidak tahu akan terjadi hal seperti tadi, Tuan Utama. Maafkan Lumi."

Ah, udahlah! Udah telat!, batin Taro sambil memejamkan mata, merasa kesadarannya mulai meredup. Taro pingsan.

"Ini resiko yang akan didapatkan bagi Tuan Utama jika menerima sihir dariku. Oleh karena itu, Lumi hanya memberikan sihir jika terjadi hal darurat seperti ini, Tuan Utama. Lumi harap Tuan Utama bisa memahaminya," gumam Lumiere dengan menatap wajah Taro yang terlelap, ralat, pingsan.

"Hahh... Kurasa aku akan dihukum setelah ini oleh kepala pusat sistem. Sampai jumpa beberapa hari lagi, Tuan Utama," ucapnya dengan nada lesu lalu menghilang sekejap.

Kembali ke dua kakak beradik yang tengah bertengkar itu.

Kaisar Lord Sebastian mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Jangan sentuh dia!" teriaknya sambil melangkah maju dengan cepat.

Tangan kekarnya diarahkan pada adiknya, Kadriel. Dengan cepat, aliran sihir berwarna hitam pekat meluncur dan tepat mengenai dada kiri Kadriel.

Brakk!

Kadriel terpental jauh, terjatuh dengan tangan yang meremas dadanya. Ia terbatuk-batuk, berusaha bangkit.

"Ugh..Wow, wow~ Kenapa kakakku yang terkenal kejam ini sampai membela dia? Membela orang yang hampir membunuhmu?"

Kadriel menatapnya dengan seringaian.

Sebastian menghunuskan pandangannya, amarah membakar dalam dirinya.
"Jangan ikut campur urusanku, Kadriel!"

Kadriel bangkit, masih tersenyum licik.
"Oh, atau kakak jangan-jangan suka sama dia? Benarkah?"

"Jaga ucapanmu, Kadriel!" Sebastian mengancam dengan suara dalam dan bergetar.

"Wah, aku benar ya? Hahaha gila! Kakak tertarik sama pembunuh ini?" Kadriel terkekeh lagi, menantang.

"Pergi! Pergi dari hadapanku, Kadriel Rananta, sebelum aku bertindak lebih jauh!" Sebastian berteriak, suaranya menggema di seluruh ruangan.

"Cih!"
Kadriel mendengus, lalu menghilang dalam teleportasi, meninggalkan Sebastian yang masih bergetar karena marah.

Sebastian menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia lalu menghampiri Taro yang pingsan, mengangkatnya dengan gaya bridal style. Dengan hati-hati, ia membawa Taro ke kamarnya.

Sampai di kamar, Sebastian merebahkan Taro di tempat tidurnya. Ia duduk di sampingnya, menatap wajah Taro yang tertidur.

"Siapakah dirimu sebenarnya?" gumamnya pelan, suaranya lembut dan penuh kebingungan.

"Mengapa aku bisa sampai bertindak sejauh ini demi dirimu?"

Ia mengusap wajah Taro yang terpejam dengan lembut, jarinya menyusuri setiap lekuk wajahnya.

"Cantik... cantik... tidak sia-sia aku menolongmu."

Suaranya melembut, penuh perasaan yang campur aduk.

Ia menunduk, menempelkan dahinya ke dahi Taro, berbisik, "Kau membuatku bingung, kau yang hampir membunuhku..."

"...yang bahkan aku tidak tahu, alasan apa sehingga kau berniat membunuhku..."

"...sayangnya setelah kejadian ini, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja."

---

BRAKK!
BRAKK!
BRAKK!

Suara barang di ruangan dibanting dengan sihir kuat oleh si empu.

"ARGHHH!"

"VERNON!"

Zssst!

Muncul bayangan hitam di belakang Kadriel. Dia adalah jenderal bayangan setia miliknya, Vernon.

"Iya, Tuan?" Vernon menjawab dengan tenang.

Kadriel, masih memegang dadanya yang sedikit sakit akibat sihir Sebastian, mengerutkan alisnya. "Temukan semua tentang pemuda kecil yang dibawa oleh kakakku tadi! Aku ingin tahu siapa dia sebenarnya," perintahnya dengan suara dingin dan tajam.

Vernon mengangguk, matanya bersinar sedikit dalam bayangan. "Saya akan segera melakukannya, Tuan."

Dengan cepat, Vernon menghilang dalam kegelapan, siap melaksanakan tugas yang diberikan.

Kadriel menggeram pelan, rasa sakit di dadanya masih terasa meski sudah ia netralkan.

"Apa yang membuatmu begitu istimewa hingga kakakku bersedia melukaiku, hm? "

Matanya berkilat penuh nafsu penasaran, pikirannya tiba-tiba terlintas aroma yang ia cium dalam jeruji besi itu.

Tak sadar ia menjilat bibir bawahnya kembali. Ia mendesis dan menggeram kesal.
"Sialan! Aku semakin tertarik dengan dirimu!"

"Ah bagaimana jika aku mengambil dia darinya?"

"Tentunya akan sangat menyenangkan~"

Kekehan keluar dari mulut seksi milik Kadriel itu. Ia merebahkan badannya ke atas ranjang miliknya.

Menatap langit-langit yang dipenuhi ornamen mewah.

"Aku tidak sabar, " gumamnya.

"Ck! Sial! Vernon, kenapa kau lama sekali?!", decaknya kesal.

---

UP!
Maaf baru bisa update, aku sibuk di kampus, mengurus 2 organisasi itu sungguh sangat melelahkan. Apalagi sampai rumah, langsung balik lagi ke balai desa untuk jadi panitia, jadi kurang tidur, saya 🥲.

Maaf juga kalo sedikit, ini aku ketik spontanitas. Jadi maaf kalo ada sedikit typo.
OH YA!

Perlu ku ingatkan, ini ceritaku, aku berhak mengatur seluruh alur cerita, bahkan respon, gerak-gerik, ataupun perasaan para tokoh ini.

Jika suka, tinggalkan rasa suka kalian dengan menekan tombol vote dibawah.

Jika tidak suka, tinggal pergi.

Sangkyu yang sudah menunggu dan membaca ceritaku dengan antusias vote dari kalian. Sungguh! Aku suka!! 😍😍😍

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang