CHAPTER 14 : SOBEKAN KERTAS DAN RAMALAN

17 9 2
                                    

Ini adalah kesempatan Seonghwa untuk kembali fokus mencari tahu siapa yang menjadi impostor dan shapeshifter pada permainan menjebak ini. Sedari tadi, Seonghwa selalu berusaha menjadikan dirinya sebagai orang sibuk. Habis menyelesaikan tugas Electrical, Ia pergi ke ruang Security untuk mengecek CCTV. Lalu Ia pergi ke lantai atas untuk memeriksa teman-temannya disetiap ruangan.

Namun dibalik kegiatan 'sok sibuk' nya itu, Seonghwa mencuri-curi kesempatan untuk masuk ke dalam pintu tembusan yang sudah Mr. J beri tahu seperti apa bentuk yang membuat pintu tersebut berbeda dengan pintu di ruangan lain.

Tentunya Mr. J memberi tahu Seonghwa melalui KakaoTalk. Ia mengirimkan foto pintu berwarna coklat kegelapan. Terlihat tidak ada yang berbeda jika di bandingkan dengan pintu-pintu lain. Tapi kalau di perhatikan lebih jeli, pintu tembusan ini memiliki satu perbedaan yang akan sulit diketahui oleh orang-orang.

Pertama, gagang pintu pada bagian belakang memiliki tekstur kasar. Kedua, pintu tembusan tidak akan bisa terbuka kecuali saat impostor, shapeshifter dan engineer yang masuk ke dalam. Terdapat sensor otomatis yang bisa mendeteksi orang yang mendekat ke pintu tersebut. Ketiga, pintu itu memiliki ukiran bunga di bagian atas pintu tepatnya di ujung sebelah kiri.

Seonghwa berhasil masuk ke dalam sebuah lorong melalui pintu tembusan. Cahaya minim dari lampu membuat Seonghwa harus berhati-hati di tambah lagi lorong yang Ia lewati itu hanya muat dilewati oleh satu orang. Kalau tidak berhati-hati, Seonghwa akan ketahuan dengan impostor atau shapeshifter yang juga sedang berada di lorong itu.

Ini semacam labyrinth. Hanya saja memiliki ukuran yang terlalu sempit.

Seonghwa menelusuri tiap lorong nya. Beberapa kali Ia menemukan pintu tembusan lain yang mana sudah bisa dia pastikan bahwa itu menembus keluar ruangan. Entah mungkin Ia akan muncul di lantai 2 atau akan muncul di balik rak cafetaria dan semacamnya.

Sampai saat Seonghwa hendak melanjutkan perjalanan, lampu seketika padam. Ia terkejut, tapi berusaha untuk tetap tenang. Ia mencoba menurunkan cahaya pada ponsel agar tidak terlalu silau. Seonghwa mencoba menghubungi Mingi untuk menanyakan perihal keadaan lampu.

Mingi menjawab bahwa Ia sudah berada di ruang Electrical karena kebetulan jarak lelaki Song itu berdekatan dengan ruangan tersebut. Seonghwa merasa lega. Tapi ada satu hal yang membuat raut wajah nya berubah menjadi tegang.

Itu suara derap langkah kaki.

Dengan segera Seonghwa meraba tembok di kanan-kirinya. Ia mencari celah untuk bersembunyi. Walau tempat itu dipenuhi oleh banyak nya lorong, tetapi masih ada jalan bercabang menuju pintu tembusan lain. Itu dapat dipergunakan sebagai tempat bersembunyi.

Tidak terlalu efektif. Tapi mengingat sedang mati lampu, mungkin cara ini dapat berhasil. Lain hal jika lampu dalam kondisi menyala. Seonghwa harus terpaksa keluar dari sana karena jika Ia berjongkok pun akan tetap ketahuan.

Semakin lama derap langkah kaki itu terdengar jelas. Seonghwa mati-matian menjaga ponsel nya agar tidak menyala atau bahkan memunculkan suara notif karena tadi Seonghwa tidak sempat menon-aktifkan dering volume. Kepala si Park menoleh ke arah kanan. Walau gelap, tapi Seonghwa masih bisa sedikit melihat keadaan di sekitar.

Ya. Hanya sedikit.

Ketika langkah itu benar-benar berhenti tepat tak jauh dari mana posisi Seonghwa tengah berjongkok, Seonghwa berusaha memperhatikan lamat bayangan orang itu. Agak terheran karena orang tersebut cukup lama berada disana.

Oh, apakah dia juga sedang melihat ke lorong pintu tembusan lainnya, tempat dimana Seonghwa tengah bersembunyi?

Segala pikiran buruk berkecamuk dalam kepala Seonghwa. Jika tiba-tiba lampu menyala dan orang itu tahu siapa yang tengah berada di lorong sempit bersamanya, maka Seonghwa akan siap kehilangan nyawa detik itu juga.

[✓] WHO'S THE IMPOSTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang