CHAPTER 23 : THEY ARE SAFE

23 7 0
                                    

"Njir lah gak bisa kebuka!" Haruto berseru panik.

"Kok bisa? Coba dong cari cara lain!" Pekik Belle yang juga ketakutan.

"Iya sebentar ini gue lagi bantu cari cara," ucap Mingi. Baterai ponsel Belle sudah tinggal 4%, jadi dia harus cepat mencari sesuatu disana agar rolling door nya bisa terbuka.

Sewaktu Mingi menelusuri setiap dinding, Ia kemudian menemukan secarik kertas yang tertempel disana. Ternyata tulisan di kertas tersebut merupakan petunjuk agar bisa keluar dari bangunan ini. Mingi membaca isi kertas itu kalau mereka perlu memasukan pin pada kotak sandi yang terletak disebelah kanan rolling door.

"Mingi gimana? Udah nemu belom?" Tanya Belle dengan sedikit meninggikan suara karena posisi nya dengan Mingi agak jauh.

"Nemu nih. Katanya harus masukin pin. Coba kalian raba tembok sebelah kanan pintu, ada kotak gak disitu?"

Haruto kemudian mencoba mengikuti instruksi yang Mingi berikan. Ia meraba dinding dan menggeser tangan nya ke kanan sampai akhirnya Haruto menemukan sebuah kotak yang Mingi maksud. "Ini ada nih!"

"Nah itu kotak sandi. Kalian keliatan gak nomor-nomornya?"

Sejujurnya ini cukup sulit bagi mereka. Karena terlalu gelap, penglihatan mereka jadi terbatas. Tapi samar-samar mereka bisa melihat angka-angka yang ada pada kotak tersebut.

"Keliatan dikit."

"Yaudah gue sebut kalian yang bantu masukin pin nya ya. 7, 9, 1, 0, 2, 6, 5, 1, 1, 3—AH! ANJING!" Mingi mengumpat karena senter nya mati. Baterai ponsel milik Belle sudah habis. Mingi juga tidak bisa menggunakan ponsel miliknya karena baterai nya juga sudah habis sejak mereka berada di ruang Game board.

"Gimana Gi? Lo kenapa?"

"Batre nya abis anjir."

"Tapi ini udah kan pin nya?"

"Udah sih tadi gue liat pin nya cuma segitu."

"Tapi kok rolling door nya masih belom kebuka?" Keluh Belle. Jantung nya berdegup cukup kencang karena ternyata rolling door masih belum bisa terbuka padahal mereka sudah memasukan pin. Angka yang Haruto pencet juga sudah betul dan tidak ada kesalahan. Belle saksi matanya.

"Demi apa njir belom kebuka? Uh... Bentar-bentar, gue coba cek lagi."

Mingi menajamkan matanya sambil mencoba melihat tulisan yang ada di kertas. Cukup sulit karena sekarang Ia tidak memiliki penerangan sama sekali. Perlahan Ia mencoba untuk tidak menggunakan emosi nya sambil membaca tulisan-tulisan yang ada.

"Gi, apa selanjutnya?"

"Uh... Agak susah gue bacanya ya tuhan. Tapi, sebaca gue, disini habis masukin pin baru kita ngebuka gembok rolling door nya pake kunci," jelas Mingi.

"Belle cari gembok nya."

Belle yang patuh pun mulai mencoba mencari gembok pada rolling door. Saat sudah menemukan, Haruto langsung mencoba membuka nya menggunakan kunci. Disini mereka benar-benar kesulitan karena gelap dan bingung mencari lubang gembok nya. Mingi yang kini sudah berada bersama mereka pun ikut membantu, tapi hasilnya pun sama, mereka sulit memasukan ujung kunci pada lubang gembok nya.

Baru saja mereka akan kembali mencoba dengan perasaan tenang kali ini, suara yang sangat familiar di telinga mereka muncul. Itu Wooyoung. Reflek mereka menoleh sementara Wooyoung langsung menghambur ke pelukan mereka bertiga. Beruntung sekali Wooyoung masih memiliki penerangan dari ponselnya.

"Astaga Wooyoung! Akhirnya lo beneran pegang omongan gue..." Lega Mingi seraya menyeka bulir air mata yang hampir jatuh.

Wooyoung tersenyum sambil menepuk laki-laki itu, "Udah gue bilang, gue gak bakal ngada-ngada buat ngelakuin hal gila."

[✓] WHO'S THE IMPOSTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang