Nana - 13 (NJ)

2.9K 151 11
                                    

***(NJ)***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***(NJ)***

Dan benar saja, Jeno tetap ikut Jaemin pulang walaupun pria Kim itu cemberut selama perjalanan pulang. Jaemin yang biasanya kalau di rumah sendiri sudah seperti orang kekurangan uang yang sayang membeli pakaian karena ada keperluan lain yang lebih penting daripada berbelanja pakaian untuk hari-hari di rumah. Kalau sekarang Jeno ikut ke rumah bersamanya, mana bisa dia seperti itu lagi. Jeno itu pria normal yang jika disuguhi terus menerus dia pasti akan hilaf, dan Jaemin belum siap jika pria itu menggila misalkan.

"Kenapa kau harus ikut aku sih, Jen? Sana pulang saja, kerjaanmu banyak begitu. Kalau nanti perusahaan mu gulung tikar bagaimana kau mau memberikan biaya untuk anak ini." Alasan Jaemin masih mencoba menggoyahkan niat Jeno.

"Tidak ke kantor selama 2 minggu tidak akan membuatku gulung tikar. Kau saja yang hampir 2 bulan lebih meninggalkan klinik tidak terjadi apa-apa." Balasan Jeno yang membuat Jaemin terdiam. Kalau dipikir-pikir benar juga, Jaemin hanya mendelik tidak merespon lagi.

"Aku malas kalau di rumah masih siang begini. Kita main saja yuk, Jen." Celetuk Jaemin tiba-tiba.

"Hm. Kita pulang dulu baru nanti pergi lagi." Balas Jeno tanpa melihat Jaemin. Dia masih sibuk dengan ponselnya mengurus pekerjaan.

Jaemin mengangguk tanpa mengeluarkan protesan lagi.

Tidak lama kemudian mobil mereka memasuki pekarangan rumah. Jaemin membeli rumah yang tidak terlalu besar dengan pekarangan yang cukup luas dan hijau. Lagipula Jaemin pikir dia hanya sendiri jadi tidak perlu rumah yang luas, pun bukan untuk ditinggali dengan waktu yang lama.

"Dandan yang cantik sana. Aku mau mengerjakan sesuatu." Suruh Jeno yang kini duduk di sofa ruang tengah. Di sana sudah ada laptop yang entah Jaemin tidak ingat sama sekali kalau di sana ada laptop sebelum dia pergi ke rumah sakit. "Dan pakai ini. Pemberian dari mommy." Jeno menyodorkan paper bag kepada Jaemin.

Jaemin yang penasaran langsung membukanya di sana. "Wah~" Seakan mata Jaemin berbinar-binar bak bintang. "Ini seleraku sekali." Ujar Jaemin kelewat senang. "Sampaikan terima kasih ku kepada mommy mu."

"Hm." Jeno menanggapi singkat.

Setelahnya Jaemin melenggang pergi ke kamarnya. Dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum bersiap-siap. Namun satu hal yang membuat Jaemin terkejut, ketika dia membuka lemari pakaiannya, disebelah pakaiannya sudah ada pakaian orang lain yang bisa dipastikan kalau itu milik Jeno. Jaemin penasaran kapan Jeno memasukkan barang-barangnya ke dalam rumah bahkan sebelum pemilik rumah mengetahuinya.

"Sebelumnya kau sudah pernah masuk ke dalam rumahku, ya?" Jaemin berkacak pinggang menatap Jeno dengan menuntut jawaban dari pria itu.

Jeno yang tadinya fokus dengan laptopnya mengalihkan atensi sepenuhnya kepada Jaemin. Dia menyerengit heran melihat keadaan Jaemin yang cukup mengganggu matanya. "Dapat motivasi dari mana menggunakan handuk sesingkat itu di hadapanku?"

"Hah?" Jaemin menunduk melihat apa yang dipakainya. Dalam hati Jaemin merutuki dirinya yang kepalang penasaran tanpa memperhatikan apa yang dia pakai. Tidak menjawab pernyataan yang Jeno lontarkan, Jaemin langsung pergi dari sana.

"Belum ada satu jam Jeno di sini, aku sudah lupa." Rutuk Jaemin kesal. Tidak lucu jika dia masih menggunakan pakaian dalam dihadapan Jeno. "Mau ditaruh dimana wajahku nanti. Tapi tidak mengintip kan benda ini?" Jaemin berkaca di depan kaca full body untuk memastikan. Walaupun bentuk punya mereka sama, tetap saja malu.

***(NJ)***

Kurang lebih 2 jam lamanya Jaemin bersiap-siap sesuai apa yang dikatakan Jeno tadi di mobil. Dia sekarang sudah terlihat manis dengan balutan pakaian yang diberikan oleh ibunya Jeno. Jaemin memadukan dengan jeans juga tas berwarna sama dengan warna pakaian atasnya. Merasa sudah cukup, Jaemin keluar dari kamar dan menghampiri Jeno.

"Apa kau sudah selesai?" Tanya Jaemin.

"Hm. Tunggu sebentar." Gantian Jeno yang masuk ke dalam kamar yang merupakan kamar Jaemin. Jaemin yang melihat itu cuma menggaruk lehernya yang bahkan tidak gatal sama sekali. Dia hanya merasa heran terhadap pria itu.

"Bisa dia seperti itu? Padahal biasanya wajah datarnya itu sangat mengesalkan." Jaemin bersandar di sofa sembari bertukar kabar dengan Renjun.

Lalu pikiran Jaemin tiba-tiba melayang pada ingatan bahwa sekarang di dalam rahimnya ada calon bayi yang berasal dari bagian si pria Lee. Jaemin tidak menyangka dia sudah mendapatkannya walaupun dia sempat tidak terima cara yang Jeno sekeluarga lakukan.

"Ayo."

Jaemin melihat Jeno yang menggunakan pakaian cukup santai tetapi hal itu malah membuatnya semakin tampan saja.

***(NJ)***

Jeno tidak tahu saja akibat dia memposting foto Jaemin di akunnya yang cukup berdebu itu membuat sekantor ricuh. Tentu saja itu akan menjadi buah bibir karena jelas para karyawan tahu tentang Jaemin, lalu tanpa aba-aba direktur mereka memposting foto rival perusahaan mereka, jelas itu sangat mengejutkan.

"Memangnya Sajang-nim ada hubungan spesial dengan Jaemin? Padahal selama ini kami semua tahu kamu yang paling dekat dengan Sajang-nim, Sya."

Stella tersenyum tipis menanggapi perkataan teman kantornya itu. "Memangnya sudah pasti mereka punya hubungan kalau memposting foto orang satu kali?" Stella malah bertanya balik.

"Ya memang belum pasti sih. Tapikan ini Sajang-nim, kita tahu semua seperti apa Sajang-nim. Dia tidak mungkin asal kalau tidak ada hubungan apa-apa."

Stella mengidikkan bahunya. "Kita lihat saja nanti Sajang-nim akan berakhir dengan siapa."

***(NJ)***

Asli komentarnya seperti ini, karena aku gak menemui pakaian musim panas yang cocok untuk Jaemin, jadi ambil sedikit komentar. Sebenernya karakter Nana itu aktif di media sosial.

Dan untuk bab berbayar, tolong baca note atau deskripsi dengan teliti, ya. Jangan sampai bayar 2 kali untuk isi cerita sama, kecuali kalian memang lagi banyak uang 😃, gak enak nih aku jadinya. Bab yang ku gabung itu untuk meminimalisir aja biar gak ribet.

Kalau kasih tips mah boleh banget, tapi jangan banyak-banyak, soalnya bab berbayar masih lumayan, nanti kalian gak bisa akses karena kehabisan uangnya ( ◜‿◝ )

The Baby of a Business Rival ^ NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang