Nana - 24 (NJ)

2.3K 211 19
                                    

Pembahasannya (adegan) sedikit meningkat, kalau tidak nyaman silahkan skip bagian tengah sampai akhir.

Ada typo silahkan komen.

*** S💙J ***

Dari hari ini, kemarin, lusa, hingga hampir genap dua minggu Jaemin kehilangan kebebasannya. Dia sangat tidak suka jika harus ke mana-mana diawasi, padahal semuanya baik-baik saja, tidak ada yang mengincarnya. Suasana hatinya memang selalu buruk setelah kembali ke Korea, ditambah Jeno suka sekali usil padanya. 

"Nana, ayo. Kita harus melihat gender cucu Lee."

Bruk

"Yak!" Jeno kaget tiba-tiba tas melayang ke arahnya, untuk saja dia bisa menangkapnya, coba kalau tidak, ibu hamil itu pasti mengomel. Padahal yang salah dia, yang marah dia juga. Jeno kadang tidak mengerti dengan jalan pikiran ibu hamil.

"Berhenti melabeli anakku begitu! Kau saja sana yang mengandung!" Pekik Jaemin tepat di depan wajah Jeno, ya walaupun dia agak mendongak sih.

"Oke, aku diam." Jeno tidak ingin semakin merusak suasana hati Jaemin, wajahnya saja sudah memerah karena kesal. Sebenarnya Jeno sedikit khawatir kalau saja Jaemin punya pikiran jelek saat ini, mengingat pria ini suka bertindak ekstrim. Tidak lucu jika dia bertemu Jaemin besoknya dengan kondisi perut Jaemin sudah rata kembali.

"Aku tidak mau pergi kalau mereka masih ikut." Tunjuk Jaemin pada bodyguard yang mengawasinya akhir-akhir ini.

"Tentu saja mereka tidak ikut, kan kau pergi bersamaku."

"Baguslah." Jaemin segera masuk ke dalam mobil.

Jeno mulai menjalankan mobilnya, jadwal bertemu dokter kandungan kurang lebih setengah jam lagi. Ini pertama kalinya menemani Jaemin untuk USG setelah mereka di Korea, tujuan mereka tentu saja rumah sakit milik keluarga Kim.

"Hari ini menginap di apartemen, ya." 

"Kenapa?" Jaemin menoleh melihat Jeno.

"Aku ingin saja." Jawab Jeno seadanya, tidak ada alasan khusus untuk mengajak Jaemin menginap.

"Hm, ya sudah." Jaemin menyetujui.

***(NJ)***

Sampai di rumah sakit mereka hanya menunggu sebentar, setelahnya nama Jaemin dipanggil setelah jam praktik sang dokter telah buka. Jaemin sudah membuat janji semalam, jadi dia dengan nomor urut pertama. Walaupun ini rumah sakit milik keluarganya, tapi Jaemin tetap mengikuti aturan sebagaimana mestinya.

"Selamat pagi, Jaemin, tidak kusangka kamu sudah akan memiliki anak."

"Iya, dong. Aku bosan kalau menunggu lama, tidak ada teman bermain."

"Habisnya kalian tidak mengundang siapapun, jadi aku kaget mendapatkan kabar kamu menjadi pasien tetapku beberapa bulan ke depan."

"Kesepakatan keluarga sebenarnya. Lagipula Lee memang tidak suka mengekspos kehidupan pribadi." Jawab Jaemin masih mempertahankan akting dan senyum bahagianya.

Ya, mereka berbohong kalau mereka berdua sudah menikah. Tidak bagus jika orang-orang tahu jika keduanya tidak menikah, maka identitas sang anak nanti akan membingungkan di mata orang-orang. Kecuali Jeno mau menyembunyikan kalau dia bukan ayah dari anaknya.

"Ya, Lee memang begitu." Sang dokter melirik Lee Jeno yang hanya tersenyum. Jarang sekali melihat pewaris Lee ini tersenyum, ternyata terlihat ramah juga. Bawaan bayi memang mengubah sifat orang terkadang. "Kita langsung USG, ya." Lanjutnya.

The Baby of a Business Rival ^ NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang