Nana - 34 (NJ)

2.2K 178 0
                                    

"Heejin ada sangkut pautnya sama masa lalu tuan Lee. Bukan Heejin yang bersangkutan langsung, tapi di sini Heejin sepertinya hanya dijadikan sebagai jembatan penghubung. Tapi yang jelas pasti bukan perkara baik, seperti ada kejadian besar yang tertutupi. Walaupun begitu, bisa saja Heejin punya niatan pribadi dengan tuan Lee."

"Siapa wanita itu?"

"Putri dari keluarga Min, Min Sera. Keluarga Min awalnya merupakan rekan bisnis keluarga Lee, tetapi itu sudah berlalu dari empat tahun yang lalu."

"Min? Perusahaan manufaktur itu?"

"Benar sekali. Menurut laporan dari bodyguard yang di tugaskan mengawasi Tuan, beberapa kali orang-orang dari keluarga Min berusaha mendekat, namun laporan ini hanya diketahui oleh tuan besar Lee."

"Lalu kenapa kamu bisa tahu?"

"Saya memaksanya tentu saja."

"Kalau begitu kirim undangan kepada Sera. Jadwalkan di minggu depan. Ingat, jangan sampai pihak Lee mengetahuinya."

"Akan segera saya kirimkan. Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan."

"Hm."

Jaemin mengelus perutnya merasakan pergerakan bayi yang terlalu aktif semenjak ia menyuruh orang kepercayaan Keluarga Kim itu datang dengan laporan terbarunya. Bayinya juga merasa excited ternyata. Jaemin memang akan bertentangan dengan orang-orang Kim apabila dia memiliki konflik dengan kedua orangtuanya, tapi jika ia memiliki masalah dengan orang lain, maka orang-orang Kim bisa jauh dipercaya dari pada orang lain. Walaupun Jaemin di jaga 24 jam oleh orang-orang Lee, tapi orang-orang Kim tanpa perintah sudah mengawasi Tuan muda mereka dari jauh.

Jaemin bisa lolos dari seluruh rencananya ketika ingin melakukan program bayi tabung di Kanada tidak lain dari bantuan seluruh karyawan yang berada di bawah naungannya. Jaemin sudah menganggap mereka semua seperti keluarga, sepintar itu Jaemin menyeleksi para karyawannya yang memang ingin berada di sisinya. Jaemin pikir, apabila keluarga asli tidak sehangat yang seharusnya, maka tempat kerja Jaemin ciptakan sehangat mungkin agar semua orang dibawah naungannya merasa nyaman.

Jaemin keluar dari ruangannya menggunakan kursi roda yang Jeno siapkan sebelumnya. Tadinya Jaemin kekeh tidak mau menggunakan kursi roda karena dia merasa tidak terlalu sering berjalan sehingga menyebabkan kakinya membengkak, tapi Jeno sempat mogok berbicara sampai tiga hari akhir minggu lalu, jadi Jaemin mengalah. Pagi ini, di hari Senin Jaemin menggunakan kursi roda sesuai keinginan Jeno. Barulah calon ayah itu tersenyum lebar lagi.

"Ada yang menunggu di cafe, Kak." Sampai si front office.

"Gender?"

"Perempuan. Kita semua tahu dia siapa."

"Aku ke sana dulu kalau begitu." Pamit Jaemin. Ia cukup penasaran siapa yang datang tanpa membuat janji dulu. Masalahnya jika memang mendesak dan dia tidak ada di klinik bagaimana?

Mata Jaemin menyipit menatap punggung perempuan yang dikatakan sedang menunggunya. Memang terlihat tidak asing sih.

"Permisi?"

Perempuan itu berbalik mendengar suara familiar dari arah belakang dia duduk. Bisa dia tangkap raut terkejut pada wajah Jaemin. Ibu hamil memang cukup berbeda, dia lebih cantik sekaligus lucu dari terakhir kali ia melihat Jaemin.

"Stella, kau sudah baikan."

Stella tersenyum menanggapi perkataan Jaemin. "Seperti yang kau lihat." Ujarnya.

"Apa ada sesuatu yang penting sampai menemuiku tiba-tiba? Tidak pesan sesuatu dulu?" Jaemin mengambil posisi tepat di hadapan Stella, di seberang meja.

The Baby of a Business Rival ^ NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang