Dingin. Rasanya tubuh ini telah mati rasa. Aku benar-benar sulit menggerak-gerakkan tubuh saat ini. Dadaku sakit sekali serasa ditusuk ribuan jarum. Sesekali terombang-ambing oleh aliran yang terasa semakin membesar.
"Dengar, (Name). Tidak perlu memasang senyum aneh seperti itu untuk menggoda kami. Kamu bukan orang yang kami inginkan. Kamu lahir tanpa sengaja. Kamu hanyalah beban buat kami."
Tatapan kosong beradu dengan segala yang ada di sini. Ikan-ikan mendekatiku kecil-kecil. Seakan ingin mencoba menghibur hatiku yang gundah.
Aku masih memiliki ribuan pertanyaan yang ada dalam benakku tapi sepertinya akan percuma. Semua memori terputar bak kaset rusak. Tiba-tiba menyerbu tanpa diminta. Ah... apa ini kilas balik kehidupan? Sepertinya hidupku takkan lama lagi.
"Matilah, (Name). Dengan begitu, kamu akan membuat kami bahagia. Dunia pun akan dengan suka cita menyambut kematianmu."
Benarkah kalau kematianku akan membuat semua orang bahagia? Apakah itu akan berhasil? Memangnya itu mungkin?
Meskipun aku hidup juga untuk apa? Tak ada orang yang memberikan kesempatan buatku. Meski aku mengatakannya begitu jelas, sebetulnya dalam lubuk hati, aku ingin percaya bahwa ada alasan untukku hidup.
Aku... masih ingin hidup...
Kalau aku mati, maka itu adalah takdirku. Namun jika aku hidup, maka itulah kesempatan yang diberi tuhan untukku.
"T-tolong..."
Dengarkan permintaan ini. Beri aku kesempatan hidup, beri alasan untukku bertahan. Maka aku... aku berusaha lebih keras di kehidupan selanjutnya.
"T-t-tolong... a-aku..."
Kumohon... aku belum mau mati. Setidaknya beri aku kesempatan lagi.
"Kamu sungguh tidak diperlukan lagi. Akhirnya ya, (Name). Kamu akan terbebas. Selamat tinggal, (Name)..."
Tekanan di air ini membuat sesak. Aku di sini. Aku butuh uluran tangan, jaring, atau apapun itu. Selamatkan aku. Jangan dorong aku ke laut lagi.
"Tolong..."
Samar-samar aku mendengarkan sebuah suara. "Eh? Sepertinya ada manusia yang masih hidup di koordinat X1234 Y536 Z680. Minta bantuan segera."
Apa aku tidak akan mati? Apa mereka akan menyelamatkanku?
"T-t-tolong... aku..."
"Bertahanlah, Nak..."
Pandangan mataku mulai mengabur. Tidak, jangan sekarang. Tunggu mereka datang dulu. Kumohon, Tuhan!
Namun sayangnya malah ruang gelap berakhir memenuhi pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Earth // Wee X Reader
Fanfic"Peluk..., boleh?" "Boleh kok." Siapa yang sangka kalau (Name) dan Sho ternyata bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka terus bersama demi bisa saling membebat luka. Hingga pada suatu ketika, perasaan baru itu malah muncul. Namun, suatu alasa...