Flashback dulu ya, Man temanku!
"Sho... Mama mau pergi dulu... Jangan cari Mama yah? Mama janji bakal balik lagi buat kamu, Sayang."
"Mama... Mama mau pergi? Mama pergi? Mama! Jangan Mama! Bawa aku juga! Jangan buang aku lagi! Mama!"
"Otto, kenapa masih di sini? Ayo pulang..."
Bugh!
"Papa..."
Sho seringkali terbangun di tengah malam. Normalnya, ia akan belajar sampai pagi, tapi terkadang ia akan bertingkah seakan ada bahaya yang mengintainya. Ia selalu waspada bak takut akan sesuatu yang datang padanya. Mengunci pintu dan jendela sampai berkali-kali, terkadang juga mengecek keadaan di luar setiap beberapa menit sekali.
Rasa tidak aman.
Kemudian anak lelaki itu akan masuk ke lemari, diam bersembunyi. Ini kebiasaan Sho kecil ketika takut bahwa ayah—ah papanya akan datang.
Sho itu orang yang kuat, tetapi di balik itu semua, Sho adalah seorang manusia yang kesepian. Abang Sho—ah maksudku pamannya Sho itu sudah mendapati anjing Sho itu dari ia kecil. Keponakannya itu telah berhubungan lama dengan anjing itu.
"Kamu juga dibuang?" Sho kecil menemukan anjing coklat itu dari sebuah kardus. Sejak saat itu, mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Saling melindungi satu sama lain, tertawa, dan mungkin saling menangis bersama.
Misalnya saja saat mereka kejar-kejaran dengan polisi. Ya, Sho telah bersahabat dengan kriminal sejak dini.
"Dasar tuyul, larinya cepet banget!"
"Si maling pangsit!"
"Tertangkap kamu."
Meski saat itu Sho terpojok ke dinding, ia bisa melarikan diri dari kepungan mereka semua. Tentu saja bersama anjing coklatnya yang ia beri nama Doggo.
"Hohoho, tidak semudah itu, Ferguso..." celetuk Sho kecil. Ia berlari kencang menjauhi orang-orang dewasa itu.
"Nama saya Eko, heh!"
"Ganti nama aja, Bang. Namanya abang dah pasaran banget!"
"Nggak sopan!"
"Kejarr! Kemana tuh bocah?"
Yah, saat itu hubungan mereka dengan manusia lain memang kurang baik. Keluar rumah, dipukuli.
"Jangan deket-deket!"
Sho kecil bertanya, "Kenapa?"
"Burik, bau, dasar jelek! Jauh-jauh sana!"
"A-a-aku..."
"Dasar maling! Kata bunda, anak haram nggak usah ditemenin."
"T-tapi aku cuma mau main sa—"
"Kamu bikin anak-anak yang lain takut!"
Di rumah pun tak jauh berbeda. Sang ayah juga senantiasa memukul Sho hingga membuat anak itu memiliki trauma yang besar hingga sekarang.
"Diem! Tau diem nggak? Jangan berisik, jangan napas sekalian! Ah, bikin kesel aja!"
Bugh! Bugh! Bugh!
Sakit... Sho kecil selalu kesakitan setiap hari, tapi tak ada yang peduli dengannya. Ibunya? Kadang ibunya juga melakukan hal yang sama dengan sang ayah. Bahkan mencekiknya kalau sudah hilang kendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Earth // Wee X Reader
Fanfiction"Peluk..., boleh?" "Boleh kok." Siapa yang sangka kalau (Name) dan Sho ternyata bisa saling melengkapi satu sama lain. Mereka terus bersama demi bisa saling membebat luka. Hingga pada suatu ketika, perasaan baru itu malah muncul. Namun, suatu alasa...