Part 16: Lah, Kamu Nggak Papa?

80 11 0
                                    

Ehm, part ini punya banyak kata² bahasa inggris. Klo kalian bingung, baca aja terjemahan di bagian bawah.

Bintang kelap-kelip
Gimana progres kerja Nona?
Apakah anda butuh bantuan?
Klo butuh, saya akan kirimkan beberapa tim yang cocok untuk Nona

Untuk saat ini nggk sih
Sho ngelihat aku sebagai temennya
Kami makin deket dan dia selalu nurut sama yang kumau
Dia memang pembuat onar, tapi kulihat ternyata nggak sejahat itu

Hati-hati, Nona
Jangan sampai Nona berpaling dari misi utama
Misi adalah misi, sekalipun itu harus membunuh keluarga sendiri
Di dalam misi, nggak boleh pakai hati

(Name) memutar bola matanya malas. Tentu saja ia tahu itu. Bukankah itu sudah menjadi aturan mendasar seorang agen?

Iya, iya, aku tahu kok!
Aku akan menyelesaikan misi ini dalam sebulan
Tolong pegang janjiku

Tanpa menunggu balasan, gadis itu melempar tubuhnya ke kasur. Ponsel yang dipegangnya telah ia letakkan juga di sebelahnya. Ia menghembuskan napas berat, menatap langit-langit kamar.

"Sho... Shoto... apa yang sedang ia lakukan yah sekarang?" batin (Name)

Padahal (Name) kemarin melihat kalau Sho dalam keadaan yang baik-baik saja, tapi entahlah... sungguh, ia tak tahu kenapa Sho membolos hari ini.

Tok, tok, tok!

Pintu rumah (Name) diketuk dari luar. Perlahan gadis itu bangkit dari pose berbaringnya. Ia melihat kedatangan orang itu dari Door Viewernya. Panjang umur, ternyata yang datang adalah Sho.

Namun ketika pintu itu dibuka oleh (Name) betapa terkejutnya ia ketika lelaki itu ternyata memiliki banyak sekali luka di sekujur wajahnya. Ada bengkak, lebam, bahkan ada luka sayatnya juga.

"Sho, jawab aku, kamu kenapa?"

"Bukan urusan lo."

"Kalau gitu, kenapa kamu malah ke sini? Kamu nggak ada niatan buat cerita gitu ke aku?"

"Gue mau minta peluk." Bisa-bisanya dia meminta itu dengan tatapan datar? Bukankah orang-orang normal kalau meminta hal semacam ini biasanya malu-malu gitu?

"Pokoknya kamu masuk dulu. Luka-lukamu harus diobatin dulu!"

"Nanti dipeluk?"

"Iyaa... ntar kalo lukanya udah diobatin, aku peluk kamu," sahut (Name).

Sho menganggukan kepala pelan, mengikuti arahan (Name) untuk masuk ke rumahnya. Gadis itu menyuruhnya untuk duduk di sofa. Ia melakukannya tanpa bertanya. Sementara itu, si surai putih itu mengambil kotak P3K di kamarnya.

Ia menuangkan sedikit cairan rivanol ke kapas lalu sedikit menekannya ke luka-luka Sho. Lelaki itu sedikit meringis sakit, tapi tak berniat protes dengan yang (Name) lakukan. Malah lelaki itu kelihatan menikmatinya.

Setelah membersihkan luka dengan cairan itu, ia menyiapkan kapas dan plester luka. Tanpa suara, gadis itu menempelkannya dengan hikmat.

"Udah kan? Gua mau minta peluk..." pinta Sho lagi.

"Iya, iya, ini baru selesai ih." Setelah membereskan semua peralatannya, ia merentangkan tangan sambil tersenyum pada lelaki itu, membiarkan Sho memeluknya. Lelaki itu dapat mencium aroma parfum  stroberi segar pada (Name). Aromanya sangat menenangkan hingga membuat Sho ingin tertidur. Sementara itu, (Name) dapat mencium aroma rokok di sekujur tubuh Sho, dan bau keringat pada lelaki itu. Apa lelaki itu baru saja merokok?

Dan asemnya, tubuh lelaki itu punya bau yang tidak sedap. Jangan-jangan—

"SHO, LU BELOM MANDI?!"

"Belum..."

"ASTAGA, MINIMAL MANDI DULU KALAU MAU DIPELUK SAMA AKU!"

"Nanti, soalnya pelukan kamu nyaman banget kayak matahari. Pelukan ibu dulu juga kayak gini." Lelaki mengeratkan pelukannya. Gadis itu mematung. Ia ingin kasihan, tapi tubuh Sho bau banget, anjir!

Ah, masa bodohlah pada bau busuknya. Gadis itu perlahan membalas pelukan Sho. Satu tangannya kemudian menepuk-nepuk puncak kepala sang lelaki. Ia berbisik lembut, "Sho, anak yang kuat. Tersenyumlah... Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan kamu sendiri. Kamu nggak papa kan dengan semua ini?"

"Nggak tau, semuanya di luar kendali aku."

"You're really good at acting, Sho. Even in the darkest of times and places, you can always find the light by remembering that the pain you are going through is preparing you for your future success.
You are stronger than you think. You can get through this. The light at the end of the darkness will always be there to guide you through the difficult times in life. You are not alone, so don't bear everything alone, Sho.*"

"Tapi gue nggak bisa ngendaliin diri gue sendiri. Bahkan gue selalu ngelampiasin kemarahan ke banyak orang. Bahkan ada banyak perempuan yang gue pukul tanpa segan-segan."

"Everything is out of your control. It's okay. You just feel stressed, right? It's okay, I'll be there for you.*"

"Thank you."

Selang beberapa waktu, (Name) melepas pelukannya. Sho kelihatan tidak rela dengan itu, tapi ia tidak ingin membuat (Name) tidak nyaman dengannya.

(Name) bertanya, "Kamu nggak pulang? Mbok abang kamu nyariin..."

"Biarin aja. Toh kalau aku pulang juga yang ada akunya yang bakal kena pukul sama dia. Jadi, mendingan nggak usah pulang aja."

"Tapi kan dia udah peduli."

"Peduli apa? Peduli setan." (Name) mengatur raut wajahnya. Benar-benar. Ternyata begini yah susahnya mengatasi anak-anak pembuat onar seperti ini. Mana kesabaran (Name) hanya setipis tisu.

Kalau (Name) saja tak tahan, bagaimana orang-orang yang setiap hari mengurus anak seperti ini yah? Gws, guru-guru dan orang tua di luar sana.

"Pulang ke rumah dulu, Sho. Mandi juga jangan lupa. Seingetku, Kiki ama Toro ada niatan mau main. Mending kamu pulang." (Name) tak bohong. Karena tadi Sho tidak ada keterangan tadi, mereka berdua berniat mengunjungi rumah Sho tapi orangnya malah ke rumah (Name).

"Nggak mau."

"Ayolah, mereka kan bestie-nya kamu..." desak (Name).

"Yang biru satu itu bukan. Malah keknya bukan manusia."

"Hah? Kiki bukan manusia?"

"Iya, dia tuh kek kucing. Dibuang kasihan, nggak dibuang nyusahin."

"Anjirrrr! Nggak boleh gitu, tapi perumpamaan yang baguss! Wkwkwk!

"Iya."

"Pulang ya Sho. Ntar ke sini lagi boleh, tapi nanti abis Kiki ama Toro pulang. Oh iya, kalau kamu belom mandi, nggak tk izinin masuk rumah. Bau bet gila!"

"Cih."

"Kamu mau pulang?" tanya (Name) memastikan.

"Nggak, mau ke Hongkong."

"SHO!"

Inih, translate buat kalian:

*Kamu jago banget akting, Sho. Bahkan di waktu dan tempat tergelap, kamu selalu dapat menemukan cahaya dengan mengingat bahwa rasa sakit yang kamu alami sedang mempersiapkan kamu untuk kesuksesan masa depanmu.
Kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Kamu bisa melewati ini. Cahaya di ujung kegelapan akan selalu ada untuk membimbingmu melewati masa-masa sulit dalam hidup. Kamu nggak sendiri, jadi jangan nanggung semuanya sendirian, Sho."

"Semuanya di luar kendali kamu. Nggak papa. Kamu cuma merasa stress aja kan? Nggak papa, aku ada di sini buat kamu."

My Cutie Earth // Wee X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang