4

22.1K 646 8
                                    

Deg.

Tubuh Cassandra menegang ketika mendengar suara langkah kaki di luar bilik toilet. Suara itu adalah suara yang sangat ia kenali. Ia bergetar ketakutan, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menghindari pria itu, tetapi bilik toilet terlalu kecil dan kosong dari benda-benda yang berguna.

Langkah kaki semakin dekat, dan pintu bilik toilet didorong perlahan dari luar. Cassandra mendengar suara Leo yang mengancam, "Bukalah atau aku rusak pintu ini."

Panik, Cassandra membuka pintu. Leo berdiri di depannya dengan tatapan dingin. Tanpa bicara, ia mencengkeram lengan Cassandra dan menariknya keluar dari bilik.

"Jangan mencoba melawan," bisik Leo dengan nada berbahaya, membawa Cassandra ke wastafel dan mendudukkannya di atasnya. Dalam sekejap, Leo mengeluarkan suntikan berisi cairan bius dari sakunya dan menyuntikkannya ke leher Cassandra. Kesadaran Cassandra hilang dalam sekejap.

Leo menggendong tubuh Cassandra yang lemas keluar dari toilet. Toko roti yang sebelumnya ramai kini kosong. Leo membawa Cassandra ke mobil berbeda yang sudah menunggunya di luar. Ia menempatkan Cassandra di pangkuannya, lalu mobil melaju menuju apartemen elite tempat Leo tinggal.

Malam tiba, dan langit gelap menyelimuti kota New York. Cassandra mulai tersadar, mengerjapkan matanya dan mencoba memahami sekelilingnya. Ia berada di kamar luas dengan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota New York. Ia mencoba bangkit, namun tubuhnya terasa lemas dan kaku.

Pintu kamar terbuka, dan Leo masuk dengan wajah dingin. Ia berjalan mendekati Cassandra, menyeringai puas melihat kondisinya.

"Apa yang kau lakukan padaku?" serbu Cassandra dengan nada tinggi.

"Hanya peringatan kecil karena berusaha kabur," jawab Leo sambil memperlihatkan botol kecil berisi cairan bius. "Ini adalah cairan yang melumpuhkan tubuhmu sementara. Sebagai konsekuensi atas tindakanmu."

Cassie menatap Leo dengan penuh kebencian. "Kau gila! Berapa lama aku akan seperti ini?"

Leo duduk di pinggir kasur, mengelus rambut Cassandra dengan lembut. "Paling cepat lima hari," jawabnya santai.

Cassandra memejamkan mata, berusaha menahan emosinya. Leo tersenyum kecil, lalu menunduk dan mengecup mata Cassandra yang tertutup. Kemudian, ia keluar dari kamar.

Tak lama kemudian, Leo kembali dengan nampan berisi makanan. Ia mendekati ranjang dan duduk di sebelah Cassandra, membawa tubuh Cassandra ke atas pangkuannya, lalu mulai menyuapkan makanan ke mulut Cassandra dengan perlahan. Ketika Cassandra merasa kenyang, ia protes, "Sudah. Aku kenyang."

"Tidak, habiskanlah," kata Leo dengan tegas. Leo tidak menyukai seseorang yang tidak menghabiskan makanannya menurutnya, mereka tidak bersyukur. Ketidaksukaannya ini berakar dari masa kecilnya yang sulit di panti asuhan, di mana mendapatkan makanan adalah tantangan besar karena kepala panti asuhan melakukan korupsi. Ketika Leo berumur sembilan tahun, kedua orang tua Miguel membawanya keluar dari panti asuhan untuk menjadi teman bagi Miguel yang seusia dengannya. Sejak itu, Leo tumbuh menjadi salah satu orang yang paling dipercaya oleh Miguel. Cassandra terpaksa menghabiskan makanannya hingga habis.

Setelah selesai makan, Leo mengangkat Cassandra dengan hati-hati dan menyenderkannya di kepala kasur. Ia menyalakan televisi dan bertanya, "Kau ingin menonton apa?"

"Terserah," jawab Cassandra dengan malas. Leo menyalakan berita, tetapi Cassandra tentu saja tidak tertarik. Ia merengut merasa kesal dengann pria itu, karena melakukannya dengan sengaja. Leo pergi dari kamar setelah membereskan makanannya.

Tak lama kemudian, Leo kembali dengan baskom air dan kain lap. Ia meletakkannya di samping ranjang dan mengambil pakaian tidur untuk Cassandra. Leo mulai melepas baju Cassandra dengan perlahan.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Cassandra panik.

"Hanya ingin membersihkan tubuhmu. Tenang saja, aku tak akan melakukan apapun yang tak kau inginkan. Bukankah lebih nikmat jika kita dapat bergerak bersama mencari kenikmatan?" jawab Leo dengan nada menggoda.

Telinga Cassandra memerah mendengar jawaban Leo. Ia merasa terhina dan marah, tetapi tak bisa melakukan apapun. Leo benar-benar hanya membersihkan tubuhnya tanpa melakukan hal lain, meski sesekali ia menggoda dengan sentuhan.

Setelah selesai, Leo memakaikan pakaian tidur pada Cassandra dan menyelimutinya. Leo naik ke ranjang dan memeluk Cassandra dari belakang, kepala di ceruk lehernya, tangannya terus memainkan rambut Cassandra.

Perlahan, kantuk mulai datang pada Cassandra. Ia tertidur dalam pelukan Leo. Melihat Cassandra yang sudah tertidur, Leo mengecup pipinya lama dan mengucapkan selamat malam, lalu menyusul Cassandra ke dalam alam mimpi.

PrigionieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang