Menikah bagi orang yang usianya sudah menginjak kepala dua mungkin hal yang wajib. Apalagi pertanyaan-pertanyaan tak manusiawi selalu diucapkan. Contohnya, "Kapan nikah? Si A udah nikah, tuh."
Namun, apakah sama halnya dengan Freyan dan Christy? Um...
Hai guys author coba bikin cerita baru nih klok suka jangan lupa vote ya
___Selamat Membaca___
Semua cerita kehidupan memiliki awal yang berbeda, ketika aku si gadis lugu nan bodoh ini bertemu denganmu, rasanya ibarat katak yang bertemu dengan ular.
-Anggelina Christy Putri Natio-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar kata orang, pertemuan pertama kadang menjadi tanda alur kehidupan selanjutnya, tapi bertemu denganmu untuk pertama kali jujur saja membuat jengkel.
- Freyan Laskar Wardhana-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>>>•
"Flo, kantin, yuk! gw laper" ajak Christy pada gadis di sebelahnya yang sibuk dengan ponsel.
Menunggu Flora selesai dengan kesibukannya, Christy merapikan buku dan alat tulis yang berserakan di atas meja.
Yah, percuma saja, Flora tak pernah sadar diri, sudah ditunggu, tapi tak kunjung selesai memainkan ponsel. Christy berdiri, sedikit mendorong kursi yang diduduki hingga menimbulkan decit suara yang kencang. Dengan tak sabar menarik tangan Flora yang setia memainkan ponselnya. Membuat empunya merengut tak suka.
Namun, Christy tak peduli, ia tetap menarik tangan sahabatnya itu hingga akhirnya tersandung-sandung mengikuti langkah pendek kakinya dari belakang.
"Apa sih! Pelan-pelan napa, sih?" gerutu Flora,
seolah tak peduli, Christy memikirkan hal lain, rasanya ingin segera menyantap bakso kikil Mang Aming yang sudah menjadi favorit sejak pertama kali masuk SMA ini dan juga ingin segera menyeruput bubble tea langganan yang paling nikmat sejagat raya.
Gadis dengan tinggi seratus tujuh puluh senti meter itu terlalu buru-buru, hingga tak sadar telah menabrak seorang siswa dengan peran lebih tinggi. Ia terjatuh dengan posisi seperti sujud, kedua lututnya sedikit tergores permukaan lapangan yang kasar.
Christy duduk meratapi kedua lutut yang sebelumnya mulus seperti p****t bayi, kini berubah mengenaskan. Sebenarnya terlalu berlebihan, tapi itulah Christy. Matanya merembes, ingin menangis, tapi malu dilihat banyak orang. Cengeng. Sudah sejak lama.