Pesan yang Tersirat

853 109 17
                                    











Malam harinya setelah menemani pak Bian dan para murid SMA Jaya 48, Audrey pun bergegas untuk kembali ke rumah, karna ingin segera memasak untuk makan malam.

Sesampainya di depan rumah, ketika membuka pintu Audrey di sambut dengan keadaan rumah yang sudah kacau balau, bantal dari sofa yang berserakkan, kursi berpindah dari tempatnya padahal tak bisa berjalan, alas meja serta banyak barang lain yang bergeletakan di lantai rumah.

Berfikir bahwa ada gempa bumi atau sebagainya. Netra Audrey mengarah kedua orang wanita yang sedang melakukan hal yang tak seharusnya seorang wanita melakukan hal itu. Mereka sedang adu panco.

" YA AMPUN SHAAAAANNIIIIIII GRAAAAACCIIIIAAAAAAAA " teriak Audrey

Keduanya menoleh ke samping. Dua ekspresi berbeda di tunjukkan keduanya ketika melihat aura mencekam dari wanita lanjut usia itu. Shani dengan ekspresi ketakutannya dan Gracia dengan ekspresi gembiranya menghampiri Audrey.

" BUNDDAA !!!! BUNNDAAA !!! liat aku menang panco lawan Shani bunda, jadi total kemenangan aku 1876 dan total kekalahan aku 1878 "

Muka Shani berkerut dan menoleh "Cih, kamu curang, dimana mana orang panco itu ada aba aba..... Yeee CURANG " hardik Shani

" Tapi aku masih menang dua angka sih wkwkwkwkw " lanjutnya

" Ooohh ya, itu juga aku belum masukkin jumlah menang aku jadi pelatih " tantang Gracia

" Wah nantangin, aku juga belum masukkin jumlah menang yang di club " balas Shani

" Belum juga pas aku di timnas " ujar Gracia

" Eleh.... Belum juga ku tambahin pas latihan sama guru "

" Wah nan- "

" STOOOPPPPPP !!!! " teriak Audrey serak, mungkin hari ini tak dihitung lagi berapa kali ia berteriak, yah cukup melelahkan melihat dua gadis ini. Hanya ketika berada di rumah inilah Shani dan Gracia menunjukkan sifat asli mereka.

" Shan, Gre !!! Kalian udah besar nak, bunda pusing tau ngga liat kalian gini, apa coba nanti kata anak anak murid kalian liat kalian begini " nasehat Audrey

" Maaf bunda " ujar mereka berdua sambil menundukkan kepalan

Gracia yang bingung pun bertanya " murid murid ??? "

" Iya ge, aku bawa murid - murid aku kesini buat ngembangin diri mereka sih sebenernya hehehe " cicit Shani

Mendengar penuturan dari Shani, Gracia tertawa terbahak - bahak. Ia tidak mengira bahwa Shani akan membawa para murid untuk bertemu dengan guru mereka.

" Hahahahaha Shan... Shan.... Aku ngga abis fikir sama kamu, kenapa coba bawa mereka kesini, jangan bilang kalau kamu minta tolong sama guru hahahahha...... pak tua itu udah mah ngeselin, suka nyuruh nyuruh seenak jidat, botak lagi, aku jamin mereka pasti pada ngeluh sama tu pak tua itu hahahahaha " gelak tawa Gracia

" Ekkhhmmm..... "

Muka Gracia tiba tiba berubah menjadi pucat setelah mendegar suara yang ia dengar tadi, siapa lagi kalau bukan gurunya, Pak Bian

" Hehehehe guru baru dateng..... Peace guru !!!! " ujar Gracia cengengesan melihat gurunya datang

" Hihihihihi...... giri biri diting " tatap Pak Bian sinis, ia tak terlalu terkejut dengan pemandangan yang dia lihat, sangat sangat sudah terbiasa. Bahkan dulu ketika Shani dan Gracia masih duduk di bangku SMA, keadaan rumah lebih parah dari apa yang ia lihat kini.

Fly!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang