04. Cheerleader

156 5 0
                                    

Sebelum baca, please vote and comment di setiap paragraf yaa💗💗💗

***

Dikamar dengan nuasa victorian. Lia berjalan mondar mandir tengah berpikir, bagaimana cara untuk mendapatkan izin Asher agar ia diperbolehkan masuk ke ekstrakulikuler cheerleader.

 Lia berjalan mondar mandir tengah berpikir, bagaimana cara untuk mendapatkan izin Asher agar ia diperbolehkan masuk ke ekstrakulikuler cheerleader

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurel, yang saat ini telah ia anggap sebagai teman juga ikut menghasutnya agar masuk ke ekskul tersebut. Setelah pembagian kelas di umumkan mereka berdua semakin akrab karena sekelas dan memiliki minat yang sama. Komunikasi di antara mereka juga sudah terbentuk dengan baik.

Ophelia memegang ponselnya dengan gamang. Setelah berbagi pesan dengan Aurel yang membahas tentang ekskul cheerleader. Lia semakin yakin untuk masuk ekskul tersebut. Tapi bagaimana meminta izin ke Asher, yang dijuluki manusia posesif itu? Lia rasanya ingin menangis.

Aurel memberinya semangat agar dapat merayu Asher sehingga diberi izin.

Huh, Aku chat aja kali, yaa Batin Ophelia.

Lia sibuk mengotak-atik layar ponselnya dengan wajah yang mengeluarkan berbagai ekspresi.

Dan akhirnya zonk. Asher tidak memperbolehkannya.

Ophelia mulai menangis sesegukan karena permintaannya tidak dikabulkan. Manusia yang memiliki sifat manja ini, segala permintaannya harus terwujud, tidak ada dalam kamusnya kata penolakan.

Kalau ia meminta izin ke kedua orang tuanya. Mereka pasti bertanya pada Asher terlebih dahulu. Karena orang tua Lia telah menitipkan Lia ke Asher selama di sekolah. Jadi hasilnya percuma tanpa izin dari Asher.

Lia mendial nomor telfon Mamanya.

"Hiks..hiks..Mamaaa"

"Hei, halo? Kenapa kamu nagis?" Vina heran dengan putri tunggalnya ini. Mendadak menelfon diawali dengan isak tangis seperti ini.

"Lia gak mau pacaran lagi sama Asher, Mama. Hiks..hiks..hiks." Lia berbaring tengkurap di ranjangnya sambil menangis.

"Loh? Hahaha kalian berantem lagi? Aduh, Nak, Mama pikir ada masalah apa." Vina tak habis pikir dengan tingkah putrinya. Selalu saja seperti ini, kekanak-kanakan kalau berhubungan dengan Asher.

"Asher jahat, Mama. Dia gak bolehin aku ikut cheerleader. Aku kepengen banget masuk itu." Adu Lia sambil tersedu-sedu.

"Astaga, Nak. Cuman karena masalah itu. Ada-ada aja kamu, ih."

"Asher juga ngelarang kamu pasti ada alasannya, Nak. Coba ajak diskusi lagi Ashernya."

"Huaa..tapi aku kepengen banget. Kalau tetap gak di bolehin gimana?"

"Haduh! kamu ini, yaa. Belum dicoba udah pesimis duluan. Ajak dulu Asher ngobrol sana."

"Kalo tetap gak dibolehin Mama bujuk Ashernya, ya, Ma. Please." Mohon Ophelia setelah tangisnya mereda.

LEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang