08. Intimidasi

112 6 0
                                    

Hallo guys, aku update lagi😘

Sebelum baca klik tombol '⭐' dulu yaaa

Dan jangan lupa comment di setiap paragraf ya guys

Semoga suka💗

Happy reading;)

***

Asher melangkahkan kakinya memasuki mansion keluarganya. Setelah bermain bersama kuda Lia dan makan malam disana, Asher pulang ke rumahnya.

Beberapa pelayan di belakangnya mengkuti langkah majikannya dengan tangan penuh tentengan. Oleh-oleh dari orangtua Lia.

"Permisi tuan muda, nyonya dan tuan besar ada di taman belakang."

Mendengar ucapan salah satu pelayan, Asher memutar arah menuju lorong penghubung. Pasti orangtuanya sedang bermesraan di taman belakang yang menghadap ke kolam renang dan taman bunga. Kalau malam begini pasti kelap kelip lampu yang dipasang di sana semakin meromantiskan suasana.

"Mom, Dad!" Sapa Asher mengejutkan orangtuanya.

"Son! Kamu selalu ganggu waktu bermesraan kami," protes Elias. Akibat anaknya, ia tak jadi mencium bibir istrinya.

"Aku bawa oleh-oleh dari orang tua Lia," Asher mengabaian protesan daddynya. Mengarahkan para pelayan meletakkan oleh-oleh tersebut di atas meja.

"Loh? Mereka udah balik dari business tour?" Tanya Daddy Asher sambil membuka oleh-oleh apa saja yang diberikan oleh calon besannya.

"Hm." Dehem Asher mengiyakan.

"Nanti Daddy ajak calon besan main golf. Udah lama gak ketemu," ucap Elias.

"Kamu baik-baik, aja kan sama Lia?" Tanya Via.

"Baik kok, Mom." Jawab Asher yang tengah memainkan ponselnya. Chatan dengan para temennya yang ngajak balapan malam ini.

"Kapan-kapan ajak Lia kesini ya, nak. Mommy udah lama gak bikin kue bareng Lia." Via sedikit rindu dengan putri manisnya itu. Yaps, orang tua Asher telah menganggap Lia sebagai anaknya

"Iya, Mom. Kan Lia baru masuk sekolah jadi sibuk dikit. Mana dia ngerengek minta ikut ekskul cheerleader."

"Loh? Beneran?"

"Iya, Dad. Akibat diracunin temannya itu makanya heboh banget minta ikut."

"Syukur lah, nak. Lia ada temen. Selama ini selalu dikurung di rumah, mainnya sama kamu doang."

"Hm, aku ke kamar dulu. Habis ini aku mau ke rumah Ares."

"Ngapain?"

"Main, Dad. Biasa anak cowok."

"Jangan pulang larut malam."

"Iya."

***

Suasana kantin saat ini sangat ramai. Angel sebenarnya sangat malas ke kantin. Untuk apa ia kesini, makanan yang tersedia baginya sangat mahal. Teh es yang biasa dijual di tempatnya bisa dapat lima ribu rupiah, sedangkan disini harganya tiga kali lipat. Menangis dompet tipis Angel melihat harga yang tertera.

Tapi ada alasan mengapa ia datang ke kantin. Semenjak terlibat masalah dengan kakak kelas yang arogan, masa sekolah Angel yang awalnya tenang malah menjadi berantakan.

Awalnya Angel tidak sengaja menabrak kakak kelasnya saat hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah. Angel benar-benar tidak sengaja, dan ia telah meminta maaf. Tapi sungguh kesialan bagi Angel karena senior ini sangat arogan dan penindas, ditambah mereka tau kalau Angel merupakan anak beasiswa. Habis sudah.

Angel sangat membenci dirinya yang sangat ceroboh. Dari awal sekolah saja dia selalu bertabrakan dengan seseorang. Dan kecerobohannya kali ini benar-benar kesialan yang menyakitkan.

"Guys, dia udah datang!" Seru Elena.

Masih ingatkan dengan sosok kakak kelas ini?

Angel berjalan menundukkan kepalanya. Di meja tempat Elena berada telah duduk beberapa senior lainnya. Para manusia yang sangat suka mencari masalah, apalagi dengan anak beasiswa. Lihat saja seragam mereka yang atributnya tidak lengkap, makeup tebal, dan rambut yang diwarnai dengan warna terang menyilaukan mata.

"Sofia, geser. Kasih adik kelas kita tempat duduk," ucap Elena memerintah.

Sofia pun segera bergesar dan memberikan tempat duduk untuk Angel. Angel segera paham akan tatapan Elena yang menyuruhnya duduk.

"Oke guys! Ini ada adek kelas yang mau main bareng nih,"

"Jarang-jarang, loh. Ada adek kelas yang mau duduk di meja kami," ucap Elena lalu menyeringai senang.

"Hei, can you spell out your name?" Tanya salah satu teman Elena, berwajah bule asli tanpa campuran. Namanya Grece.

"Uhm, anu..nama aku Angelina Nova, biasa dipanggil Angel," Angel dengan gugup memperkenalkan diri. Heran padahal di seragamnya sudah terdapat name tag, masih saja ditanya.

"Ah, Angel means bidadari or malaikat?" Tanya perempuan lainnya yang ikut penasaran. Penasaran atau sedang mengolok-olok, Angel lebih setuju dengan opsi kedua, liat saja wajah kelima orang yang berada di sekelilingnya. Penuh akan ejekan.

"Aku gak tau," jawab Angel mencari jalan tengah.

"Waduh, bisa-bisanya gak tau arti nama sendiri. You can speak english, right?" Jessie tertawa meremehkan.

"Udah guys, jangan digituin lah adik kelas kita. Harus di baik-baikin, anak beasiswa nih. Pasti pintar," Elena menengahi teman-temannya yang semakin gencar meremehkan Angel.

"Lo pesan makanan gih," salah satu dari kelima senior yang berwajah paling sangar memberikan tablet menu ke Angel.

Angel menerima dengan hati tidak rela. Dia tidak ingin makan. Tidak ada duit.

"Aku gak pesan makanan, kak. Udah kenyang."

"Loh? Jadi lo gak mau makan bareng kita-kita?" Tanya Sofia heran. Kelima orang yang berada di meja tersebut menatap tidak suka ke arah Angel.

"Guys! Kita lupa. Dia kan anak beasiswa. Gak ada duit. Hahhaha."

Gelak tawa menggelegar itu membuat seluruh penghuni kantin melihat ke arah mereka. Beberapa orang ikut-ikutan memandang remeh ke arah Angel. Hal lumrah melihat salah satu anak beasiswa duduk di meja Elena. Meja penuh intimidasi untuk anak beasiswa.

Ophelia dan Aurel yang memang berada di kantin untuk makan siang turut memberikan perhatian mereka ke meja Elena. "Kasian, ya." Aurel menatap meja tersebut penuh kasihan.

Ophelia mengangkat bahunya, cuek tidak peduli. Dan lanjut makan siang. Asher tidak ikut makan siang dengan mereka karena ada kelas bisnis tambahan dengan teman-temannya.

Angel tidak tahan, melirik ke sekitar, orang-orang ikut menatap ke arahnya. Berbagai tatapan ia terima. Sangat mengerikan.

Tanpa kata, Angel berlari keluar dari kantin dengan genangan air di pelupuk matanya. Benar kata teman beasiswanya. Lebih baik ia menghindar dari para orang kaya itu, tetap di kelas atau tidak pergi ke perpustakaan. Kantin adalah area terlarang untuk para murid beasiswa.

-To be Continued-

Kasian, yaa sama Angel😢

Elena ini tipikal gak mau ada orang-orang yang kurang dalam ekonomi sekolah di AJ SHS

Makanya di gituin biar gak betah😞

Bye bye, sampai ketemu di chapter selanjutnya...

IG: yourarcane.e

LEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang