25. Taktik

108 12 5
                                    

Selamat malam minggu untuk para jomblo-jomblo yang mendekam di kamar

Untuk chapter kali ini semoga feelnya dapat, yaa

Sebelum baca ayo klik tanda '⭐' terlebih dahulu, WAJIB‼️‼️‼️

Happy Reading💗

***

"Uang lombanya harus dikasih ke saya! Saya perlu uang untuk kebutuhan rumah!"

"Listrik belum di bayar! SPP sekolah adik kamu juga belum dibayar! Kamu pulang nanti, langsung kasih uang itu ke saya!"

Angel langsung mematikan panggilan telfon dari ibunya tanpa berpamitan, tidak sopan? Ibunya tidak peduli dengan yang namanya etika. Cukup sudah, kepalanya ribut dirasuki oleh berbagai ucapan yang dilontarkan oleh ibunya.

Angel berniat mengabari ibunya bahwa ia telah memenangkan lomba basket putri dan mendapatkan hadiah piala, piagam, dan uang yang bernilai fantastis. Namun, realita tidak sesuai ekspektasi.

Berharap ibunya memberikan kata-kata selamat dengan afirmasi positif dan menyemangati dirinya untuk terus latihan supaya bisa memenangkan pertandingan basket lainnya. Tetapi, ibunya hanya fokus dengan jumlah uang tunai yang ia terima.

Uang, uang, dan selalu uang. Ibunya hanya memikirkan uang saja. Entah lah, mungkin hingga akhir hayat pun yang ibunya pikirkan adalah uang.

Tidak ada kata selamat sedikitpun yang terucap oleh ibunya. Hanya memerintah dirinya untuk memberikan uang tersebut untuk keperluan keluarga. Angel tidak butuh hadiah atau makan malam perayaan kemenangan dari ibunya, yang ia butuhkan, pencapaiannya di apresiasi dengan kata-kata positif.

Hal ini semakin membuat Angel ingin secepatnya bisa mencapai tujuan hidup yang telah ia rencanakan dari dulu, tujuan hingga ia berada di lingkaran kalangan atas ini.

Mencapai mimpinya menjadi pemain basket nasional atau kalau boleh berharap lebih, ia ingin dapat bertanding di ajang kompetesi internasional.

Nanti ia akan berpergian kemanapun yang ia mau dan berkompetisi sesuai minat dan bakatnya. Meninggalkan rumah yang selalu menguncang mental health hingga berakhir tidak nyaman berada di rumah sendiri.

Iya, Angel harus bisa secepatnya menjadi bagian anak kalangan atas ini. Ia harus bisa berteman dengan salah satu dari mereka. Mereka yang memiliki kuasa hingga Angel dapat meningkatkan potensinya.

Lalu karena koneksinya nanti, Angel bisa dilirik untuk masuk ke dalam skuad tim nasional Indonesia. Angel tidak sabar untuk dapat mencapai tujuannya itu.

Angel berjalan di lorong sekolah yang mulai sepi. Konser penutupan telah berakhir, lapangan dan  sekitaran sekolah perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Angel berjalan cepat untuk bisa mencapai gerbang depan sekolah. Ia harus memesan ojek online karena sepedanya rusak.

Di parkiran depan mobil, ia melihat kakak kelasnya sekaligus senior basketnya tengah bercanda gurau dengan sang pacar di depan kap mobil. Dengan Ophelia, pacar Asher, duduk di atas kap mobil hitam metalik yang berkilau. Asher terlihat beberapa kali tertawa dan mendusel-dusel di leher sang kekasih membuat jiwa jomblo Angel bergetar penuh keirian.

Apakah ia harus menyapa mereka? Tapi ia hanya kenal dengan Asher. Takut Ophelia malah merasa tidak suka dengan dirinya yang sok asik mengajak berkenalan. Tapi mereka pernah bertemu di taman belakang sekolah waktu itu. Jadi, tidak salahkan Angel sok asik mengakrabkan diri dengan mereka?

Modal nekat untuk kesekian kalinya. Angel menghampiri mereka.

"Hallo kak," sapa Angel dengan riang. Sontak saja alunan tawa Ophelia dan Asher terhenti. Mereka dengan kompak mengalihkan padangan satu sama lain ke arah Angel yang baru datang menghampiri mereka.

LEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang