15

431 68 1
                                    

"Tunggu di kamar. Aku akan mencarinya," sahut Elias yang segera memberikan pengusiran.

Olivia segera mengangguk dan meninggalkan dua pria itu.

Rupert menunjuk ke arah Olivia menghilang. "Bagaimana dia bisa ada di sini? Kalian benar-benar bersama? Itu buakn hanya sekedar untuk menjebak Hannah dan melakukan perceraian? Kau dan dia sungguh ...."

"Apa pun yang kau pikirkan, enyahkan. Dia diusir ayahnya dan aku membantunya. Bagaimana pun aku merusak nama baiknya jadi aku harus melakukan sesuatu."

"Membawanya ke tempat rahasiamu ini adalah cara kau melakukan sesuatu?"

"Hentikan, sekarang kau bisa pergi. Aku tidak akan mengantarmu." Elias sudah meninggalkan Rupert.

Dengusan Rupert sudah kencang. "Kau terjebak gadis kecilmu sendiri. Waktu untuk Si Dingin Elias untuk jatuh cinta sepertinya sudah datang." Tawa kecil mengiringi kepergian Rupert.

Elias sendiri sudah masuk ke kamar, menemukan gadis itu duduk di kursi dengan santai seolah tidak baru saja membuat ubun-ubun Elias panas. Panas karena Rupert juga melihat penampilan gadis itu. Juga panas karena penampilan Olivia sanggup membakar sel-sel tua perasaannya yang sudah yakin tidak akan pernah jatuh cinta pada gadis mana pun.

Tapi segala pengabaian dan keengganannya untuk mengakui kini seolah membawa ke jurang nestafa. Memintanya memngatakan perasaannya sendiri pada gadis kecil yang harusnya hanya dia jadikan sebagai alat perceraian. Siapa sangka dia termakan alatnya sendiri.

"Elias!" panggil Olivia lembut dengan suara yang malah di telinga Elias terdengar begitu manja. "Temukan pengering rambutnya untukku. Rambutku basah dan airnya sampai menetes ke handuk."

Elias menatap handuk itu dan memang menemukan benda itu basah sepenuhnya. Rambut panjang Olivia jelas menjadi alasan kenapa airnya begitu banyak. Bergerak dengan cepat, Elias masuk ke ruang pakaiannya. Mencari di bagian sudut di mana benda itu harusnya berada di sana.

Dan benda berwarna putih itu memang ada di sana. Dia mengambilnya dan segera keluar, menunjukkan pada Olivia kalau benda itu mudah ditemukan.

"Kau tidak mencari ke dalam?"

Olivia menatap ke dalam sana. Dia menggeleng. "Aku mana mungkin lancang mencari ke sana. Siapa yang akan tahu apa yang ada di sana. Aku tidak mau mengganggu privasimu."

Elias yang mendengarnya hanya memberikan dengusan. Tidak merasa tersanjung sama sekali. "Lain kali kau masuk saja ke mana pun kau ingin. Tidak ada sesuatu yang besar yang bisa kusembunyikan di sini. Apalagi darimu."

Oliva mengerjap. Agak tidak mengerti tapi kemudian dia hanya mengangguk saja. Tangan itu sudah hendak meraih pengering rambut dengan lega. Tapi dia hanya mendapatkan angin saat Elias malah menarik pengering itu dan meninggalkan Olivia ke arah colokan.

"Aku akan melakukannya untukmu."

"Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri."

Elias tidak mendengarnya. Pria itu sudah berdiri di belakang Olivia dan segera suara lembut pengering rambut itu terdengar. Olivia yang merasa nyaman dengan tangan pria itu tidak kuasa menolaknya. Dia menikmati sensasi perhatian dari orang lain untuk pertama kalinya.

"Liv?"

"Hm?"

"Aku pernah pergi ke bar X?"

Olivia yang mendengarnya segera melototkan matanya. Dia mendongak dan tangannya tidak sengaja menyenggol pengering rambut itu yang membuat dia berteriak karena panas.

Terkejut Elias meraih tangan gadis itu dan segera memeriksanya. "Kenapa tidak hati-hati?"

"Aku tidak tahu kau meletakkannya lebih rendah."

Di Ranjang Mantan Mertua (RAB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang