Part 32 [Love Language]

4.3K 280 9
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

Saya berharap banget kalau kalian mau ramaikan komentar di setiap paragraf— walaupun cuma stiker sekalipun, sebagai bentuk suport kalian untuk saya:)

Saya berharap banget kalau kalian mau ramaikan komentar di setiap paragraf— walaupun cuma stiker sekalipun, sebagai bentuk suport kalian untuk saya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada yang bertanya, apa love language yang aku punya. Aku akan langsung menjawab Words of affirmation, lalu di lanjut dengan act of service dan terakhir pysical touch.

Aku menyadari jika hal yang paling ampuh membuatku luluh adalah kalimat-kalimat manis dan penegasan, seperti memuji dan mengutarakan perasaan.

Karena itu saat Sakha memuji masakanku, hal itu mampu membuat hatiku meleleh dan merasa candu untuk mendengar pujiannya lagi.

Sayangnya Sakha bukan orang yang mudah berkata-kata manis.

Bagi sebagian orang, mendapatkan penegasan kalimat cinta tidak terlalu penting selama tingkah laku pasangan menunjukan rasa cinta mereka. Tapi bagiku, penegasan kalimat cinta itu penting.

Menurutku, cinta itu harus di sertai dengan penegasan. Karena hanya dengan menunjukan tingkah laku saja, tidak cukup untuk memastikan perasaan kami masing-masing. Dengan adanya penegasan, kami bisa semakin terkoneksi dan hubungan kami pun terasa lebih dalam lagi.

Aku mengetahui love language Sakha selama ini, yaitu act of service. Sakha lebih suka melakukan tindakan daripada lewat kata, seperti membukakan pintu mobil untukku contohnya.

Karena sifat Sakha pula, aku sering bermasalah dengan perasaanku padanya. Aku selalu ingin mendapatkan validasi, meski aku sudah tahu jawabannya melalui bahasa tubuh Sakha.

Tapi sekarang, sepertinya aku tak lagi berharap mendapatkan penegasan cinta dari Sakha. Aku sadar, dia payah sekali soal perasaannya sendiri.

Atas alasan itu pula, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatiku.

"Aku cinta kamu, Sakha."

Aku butuh penegasan untuk diriku sendiri, rasanya lega karena akhirnya kalimat itu bisa keluar dari mulutku.

Aku terdiam menatap Sakha yang menatapku kosong, aku tak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

"Sakha, say something."

"Do you love me? Why?"

"Aku gak tahu alasan untuk perasaanku sama kamu, tapi yang pasti aku memang cinta sama kamu."

"Sorry, i dont know anything about love."

"I know, kamu cuma gak tahu perasaan kamu sendiri. Gak usah minta maaf, aku cuma mau kamu tahu."

"Gempita, sejak dulu aku gak tertarik dengan cinta. Ada banyak wanita yang mencoba dekat dengan aku, mereka selalu bilang bahwa mereka mencintaiku tapi itu semua palsu."

Flawless Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang