Bab 4

342 12 1
                                    

"Telat lagi!" Ayyana langsung memejamkan mata saat baru akan memasuki pintu gerbang dan sudah di cegat oleh laki laki menyebalkan yang selalu memberikan nya hukuman.

Kayvano Kalandra, seorang Ketua OSIS yang teramat sangat menyebalkan. Cowok yang sejak awal selalu membuat hari hari Ayyana terasa seperti di neraka.

Cowok itu juga yang sudah membuat kaki Ayyana sering biru akibat kelelahan harus berlari mengelilingi lapangan.

Masalah sepeleh, jika sudah di tangan cowok itu, maka sudah di pastikan akan menjadi besar.

"Maaf kak," cicit Ayyana lirih, gadis itu memanyunkan bibir sambil menundukkan kepala.

"Heran gue, hobi kok telat terus!"

"Gak hobi Kak, cuma kebetulan aja!"

"Sama aja! Minggu ini kamu full selalu terlambat!"

"Astagfirullah Kak, kemarin lusa itu saya gak terlambat ya!" Ayyana mendonggakan kepala nya dengan berani, "Kemarin lusa saya sudah berada di depan gerbang ngobrol sama pak Parmin, saya—"

"Sama saja, terlambat!" potong Kayvano cepat, "Lo itu ke sekolah buat belajar biar pinter! Sampai sekolah harusnya lo cepet masuk kelas, bukan buka praktek rumpi sama satpam!"

Ayyana langsung mendengus dengan begitu kesal. Sangat ingin mengumpat, tapi tidak berani, karena pasti hukuman nya akan jauh lebih berat.

"Maaf Kak, lain kali gak gitu lagi," gumam Ayyana mengalah.

Cowok itu berdecak melihat wajah Ayyana yang seperti menahan kesal, "Sebagai hukuman lo kali ini, gue mau lo bersihin toilet cowok!"

"Whattt! Kak jangan bercanda dong!" Ayyana langsung berseru untuk protes.

"Oh kurang?" sebuah senyuman smirk muncul di sudut bibir Kayvano, "Kalau gitu gue tambahin—"

"Enggakkkk Makasih!" teriak Ayyana segera memotong perkataan Kayvano.

Dengan perasaan yang begitu kesal menggebu, kini Ayyana berjalan cepat menuju kelas nya. Dan sepanjang jalan, mulut nya tidak pernah berhenti untuk komat kamit membacakan mantra mbah dukun.

'Dasar ketos rese, nyebelin, ngeselin!  Gak punya hati, gak punya perasaan, batu! Dasar bangkaiii sialannnn!' umpat Ayyana di sepanjang jalan tanpa perduli suara umpatan nya di dengar oleh beberapa siswa yang melintas berpapasan dengan nya.

Kayvano (Musuhku, Pacarku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang