Mr. Posesif 🍁
'Kakak pulang telat! Kamu di anter kunyuk itu kan? Langsung balik, jangan mampir apalagi chek in!'Ayyana hanya bisa menghela napas nya dengan berat saat mendapatkan balasan pesan dari sang kakak. Seperti biasa, memang sudah beberapa waktu ini, Ayyana selalu pulang pergi bersama Kayvano, lantaran cowok itu ingin memulai pendekatan dengan nya. dan tentu saja Ayyana tahu hal itu, karena berulang kali Kayvano mengatakan bahwa Axcel bukanlah cowok baik baik.
Tin... Tin.. Tin...
Lamunan gadis itu ambyar tatkala mendengar suara klakson motor yang kini sudah berada tepat di hadapan nya.
"Kenapa?" tanya seorang cowok dari balik helm nya, saat melihat wajah Ayyana nampak kesal.
"Gapapa, kakak mau pulang?" kata Ayyana yang menjawab dengan pertanyaan, "Bukannya kakak ada rapat OSIS ya?"
"Masih harus nunggu anak anak latihan basket. Jadi rapat di undur. Ayo,"
"A—ayo kemana?"
"Pulang lah!"
"Tapi—"
"Selagi anak anak masih latihan, aku masih ada waktu nganterin kamu.. Buruan naik!" titah nya membuat Ayyana sempat ragu dan terdiam, "Kamu mau nungguin Axcel sampai jamuran juga dia gak bakal datang!"
Lagi, Ayyana mengerutkan dahi nya saat mendengar suara cowok itu, "Tahu banget kalau kak Axcel gak dateng."
Sedikit berdecak, walaupun Ayyana tahu bahwa sang kakak tidak akan datang menjemput nya. Tapi ia juga nampak begitu ragu jika Axcel benar menyuruh Kayvano untuk mengantarkan nya.
Walaupun sebelumnya memang Axcel juga sudah menebak bahwa Ayyana pasti akan di antar oleh Kayvano, tapi Ayyana tidak menyangka jika ternyata Kayvano begitu gercep untuk menghampiri nya.
Dan sebagai cewek yang mahal, tentu saja Ayyana tidak begitu mudah menerima tawaran cowok itu. Meskipun ia tahu bahwa Kayvano adalah pacar yang sesungguhnya akan tetapi disini Kayvano belum mengungkapkan jati diri nya.
Ayyana masih berpura pura berpacaran dengan Axcel yang notabene nya adalah sahabat Kayvano. Jadi sebisa mungkin Ayyana berusaha menjaga diri agar tidak terlihat murahan.
"Dia udah ngomong sama aku, buat anterin kamu pulang!"
"Masa sih?"
"Kamu gak percaya?"
"Sebenernya sih kurang percaya, tapi—"
"Dah lah gak usah tapi tapian, buruan ayo naik!"
Ayyana pun akhirnya menganggukkan kepala dan menerima tawaran Kayvano. Tak bisa di pungkiri bahwa hatinya berbunga dan senang, akan tetapi ia tidak ingin terlalu memperlihatkan nya.
Ayyana masih harus tetap berusaha terlihat setia dengan kekasih nya, Axcel.
"Ay... " panggil Kayvano sedikit berteriak di balik kaca helm nya.
"Iyaa... " jawab gadis itu juga sedikit berteriak.
"Laper gak? Kamu udah makan?"
"Belum!"
"Mau makan?"
"Makan apa?"
Tak berapa lama, Kayvano menghentikan motor nya di pinggir jalan. Cowok itu membuka helm nya dan sedikit menoleh ke belakang untuk menatap wajah Ayyana.
"Kak Kay laper?" tanya Ayyana berusaha tenang, menutupi degup jantung hatinya yang kian tak menentu.
"Sedikit!" kata Kayvano menggaruk tengkuk nya, "Kamu mau makan sama aku gak?"
"M—makan apa?"
"Kakak maunya makan apa? Aku ikut aja deh!" kata Ayyana yang tak ingin ambil pusing.
Untuk sesaat Kayvano terdiam, menatap lekat wajah Ayyana yang terbingkai oleh helm.
'Mau makan apa? Pengen nya makan kamu Ay!' jawab Kayvano akan tetapi hanya berlaku di dalam hati saja.
Tentu saja hanya dalam hati, ia baru memulai pendekatan sangat tidak mungkin jika ia terlalu frontal bicara, Kayvano takut jika nanti malah membuat Ayyana jauh darinya.
Sebisa mungkin, tentu saja Kayvano akan terlihat baik baik saja dan sempurna tentu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayvano (Musuhku, Pacarku)
Novela Juvenil"Lo telat lagi!" "Cuma lima menit, Kak!" "Satu menit pun, tetep aja TELAT!" "Tapi kak," "Gak ada tapi-tapian! sekarang, kamu-" "Ngadep tiang bendera sekarang juga! Jangan nunduk sebelum istirahat!" cetus gadis itu seolah tahu akan apa yang di kataka...