Muka Dua

145 23 6
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







Berkat kesepakatan beberapa hari lalu, hidup Asahi terasa bukan lagi miliknya. Dia udah kayak hidup tanpa rasa, soalnya emang beneran sediatur itu.

Yoshi mendikte hidupnya, bahkan sekarang Asahi sudah tinggal bersama atasannya itu.

Rasanya bukan lagi kayak terkurung, tapi udah mirip sama penjara. Soalnya kalo Asahi ngelawan atau ngebantah, maka wajah asli atasannya bakal keluar.

Enggak enggak, Yoshi gak bakal berubah jadi monster atau makhluk jelek lainnya. Yang keluar adalah sifat aslinya, watak keras dan kasar yang lelaki itu sembunyikan di balik raut polos dan senyum ramahnya.

Makanya sekarang Asahi udah gak bisa ngomong apa-apa lagi selain nurut, badan dia bakal gemeter kalo udah ditatap oleh atasannya.

"Masuk"

Yoshi melihat sosok yang dia tunggu, dia sedikit tidak suka saat mata jernih milik lelaki itu tidak berusaha menatapnya.

"Kemari"

Yang dipanggil nurut, jalan mendekati meja kerja Yoshi.

Dengan masih duduk di kursi kerjanya, Yoshi memutar posisi kursi jadi menyamping. Dia jadi menghadap Asahi, lalu membuka kakinya.

"Sini" Yoshi menepuk sebelah kakinya untuk menyuruh Asahi duduk

"Tapi ini di kantor pak"

"Lalu?"

Asahi yang masih nunduk berusaha buat duduk, dia keliatan enggan sekali menatap Yoshi.

"Ada apa?"

Asahi ngegeleng, "gak ada apa-apa pak"

"Oh ya?" Asahi ngangguk, "lihat kemari"

Dengan gerakan takut, Asahi menuruti perintah atasannya.

Manik jernih lelaki itu sudah merah, tapi yah Yoshi gak peduli sih. Semakin takut sorot tatap itu, semakin merasa dipuja jugalah Yoshi.

"Cium saya"

"Pak--"

"Cium saya sekarang Asahi"

Asahi menelan ludahnya, dia udah tau akhir dari ciuman ini akan seperti apa. Tapi dia bahkan gak diberi kesempatan untuk bersuara, jadi udah mustahil buat Asahi melawan.

Asahi mulai megang pinggiran jas Yoshi, dia angkat sedikit tubuhnya dan setelah sama posisi dengan wajah atasan nya, Asahi memulai pangutan itu dengan lembut.

Dia doang yang kerja, Yoshi hanya diam menatap wajah Asahi dengan jarak sangat dekat. Dia menikmati pemandangan itu, di mana mata Asahi memejam dengan mulut yang bergerak lincah.

Kayaknya semakin lama, Yoshi malah jadi suka dengan sosok yang sekarang tengah bermain dengan lidahnya itu.

Awalnya dia hanya penasaran aja sama Asahi, kayak ke orang-orang sebelumnya. Tapi ternyata yang sekarang beda, ada sedikit gelenyar candu setiap kali dia menatap sosok ini.

Asahi menjauh, dia masih nunduk sembari mengatur nafasnya.

Tapi Yoshi tidak membiarkan itu, tangan nya dengan cepat mencengkram pipi Asahi dan membuat mereka bertukar tatap.

Awal Tanpa AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang