Ch 10

546 38 0
                                    

Di hari libur yang cerah ini, akhirnya Shankara bangun dan langsung memutuskan untuk kebawah menikmati sarapan yang di buat bi darmi.

"SELAMAT PAGI BI DARMI YANG CANTIK, BAIK HATI DAN PINTAR" ucapnya nya dengan suara lantang sepeti di hutan.

"Masih pagi, jangan teriak teriak kaya di hutan" ucap maven.

"Loh kalian ngapain lagi disini?" Bingung Shankara, pasalnya papah dan abang abang nya tumben sekali berkumpul.

"Ck, orang ini rumah keluarga, wajar aja kalau kita kumpul" ujar jay dengan nada kesal menjawab pertanyaan sang adik.

"Biasa aja kali jay, sensi banget lo ama gue" balas Shankara kepada abang ketiganya

namun bukannya menjauh Shankara malah memutuskan duduk di sampingnya.

"Pake abang manggil nya, walaupun bentukannya kek gitu tetep aja dia abang lu" ucap jeffrey memberi nasihat kepada adik bungsunya.

"Beda dua taun doang" jawab Shankara dengan pelang yang masih terdengar di telinga jay.

"Ye dua taun juga tetep aja tua an gue, gue abang lu" balas jay dengan suara yang dapat di dengar oleh yang lainnya.

Shankara membalasnya dengan senyuman manis yang membuat jay merinding.

"Dih, lo kenapa deh??, kesurupan ya?" Tanya jay, yang membuat semua anggota keluarga bahkan bi darmi mengarahkan tatapannya ke Shankara.

"Cieee, jay bangga banget kayaknya jadi abang gue" balas Shankara dengan senyuman cerah yang masih terpancar.

"Iya abang, sekarang adek Shankara manggilnya abang

abang jay yang ganteng walaupun masih gantengan adek shanka" goda Shankara yang mendapat respon roll eyes dari jay

Shankara yang mendapat respon seperti itu bukannya minta maaf malah iseng nge goda abang nya

"Ceileh ngambek lagi lu jay" ujar Shankara.

"Abang" pelan jay yang masih terdengar oleh Shankara, dan hal itu membuatnya tersenyum tipis

"abang jay ngambek?" Ucap Shankara dengan nada manja di buat buat

"Jangan ganggu abangmu Shankara, cepat makan dan setelah itu pergi ke ruangan papah, papah tunggu" ucap Herry yang langsung melengos pergi dari meja makan.

"Mampus, sekarang  papah yang ngambek" ledek jeffrey.

"Bang temenin gue, sekarang udah fiks gue jadiin lo abang, abang jay temenin dek Shankara dong abang jay" rengek Shankara

saat ini dirinya sedikit panik setelah mendengar perintah papahnya tadi.

Jay hanya mengambil nafasnya dalam

"giliran gini aja lu anggap gue abang, lagian juga ogah gue nemenin lu ke ruang papah, takut gue sama papah kalau ngomongnya udah serius kek gitu"

"Cemen lu bang" balas Shankara.

"Sadar diri Shankara auranos, Lu aja minta temenin karena takut" balas jay dengan perasaan kesal.

Maven hanya makan sembari memperhatikan adik bungsunya sedari tadi, perasaan nya menghangat saat melihat adiknya

"Bang, lo gak kesurupan kan?" Tanya jeffrey dengan perasaan khawatir setelah tanpa sengaja melihat abangnya senyum senyum sendiri

Seketika jay dan dan shankara menghentikan perdebatannya dan mengalihkan tatapannya kepada abang pertamanya.

"Sepertinya saya ketahuan oleh tuan jeffrey" ucap maven dengan suara yang dibuat semakin berat dengan tatapan mengerikan

Hal ini membuat jeffrey memundurkan tubuhnya hingga membuatnya kejengkang kebelakang, Dan jangan lupakan jay yang langsung menggenggam tangan sang adik

Shankara hanya tertawa renyah melihat keadaan abang kedua nya yang kejengkang tadi dan dirinya dibuat semakin terbahak saat sadar jay juga menggenggam erat tangannya dengan wajah ketakutan yang sangat ketara

shankara tau kalau maven hanya berakting.

"Punya abang Badan gede tapi nyali pada kecil" ucap nya lalu kembali tertawa

Maven tersenyum kemenangan sedangkan Jeffrey dan jay hanya mendengus kesal

Namun tak ayal ketiga abangnya tersenyum sembari memperhatikan adik bungsunya yang tengah tertawa seakan tak memiliki beban dalam hidupnya

Mereka pun satu per satu pergi meninggalkan shankara yang masih tertawa terbahak bahak.

"Udah den ketawanya, yang lain udah pada pergi loh itu" ucap bi darmi dan shankara berusaha untuk menghentikan tawanya.

"Minum vitamin nya dulu ya den" lanjut bi darmi setelah melihat shankara berhenti tertawa.

Shankara mengambil vitamin yang diberikan bi darmi, sebenernya shankara bingung kenapa di antara saudara nya hanya dia yang meminum vitamin nya ini.

Dia mengerti kalau dirinya mempunyai penyakit yang membuatnya harus menjaga daya tahan tubuhnya

tapi kalau cuman vitamin harusnya abang abang dan papahnya juga ikut minum gak sih??

toh kegiatan mereka juga lebih padat dibanding dirinya, kan??

_______________

Herry saat ini tengah memperhatikan ketiga anaknya melalui rekaman cctv, sesekali ia terkekeh melihat kelakuan anak anaknya.

Banyak pertanyaan dan pernyataan di benaknya saat memperhatikan ketiga anaknya.

Dalam hatinya, Herry membatin melihat perubahan anak anaknya.

Saat melihat secara langsung maven menasehati adiknya ia bertanya
'Sejak kapan maven sudah sedewasa ini'

Saat jeffrey yang masih saja tertipu oleh kejahilan abangnya, ia dapat menyimpulkan
'Jeffrey masih sama, hanya badannya saja yang bertumbuh'

Melihat tingkah jay yang seperti tidak peduli namun tetap merespon ucapan sang adik, membuat Herry gemas dibuatnya namun ia berfikir 
'Banyak hal yang papah lewatin di pertumbuhan kamu ya jay'

Dan saat melihat Shankara tertawa entah kenapa membuat Herry merasa bersalah, saat shankara di dekatnya ia seperti tidak pernah melihatnya tertawa lagi setelah kepergian kaluna
'Papah gak bisa berkata kata saat melihat kamu Shankara, maafin papah'

AURANOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang