Ch 13

476 25 0
                                    

Setelah berpamitan dengan Herry, tibalah Shankara di kelas

by the way meski tadi ada sedikit keributan di meja makan namun tidak dapat dipungkiri justru hal itu membuat perasaan Shankara menghangat

dia merasa kalau kehadiran nya ada.

Back to topic

Shankara tiba dikelas dengan senyuman yang sangat amat sumringah ia menendang pintu kelas yang untungnya belum ada di kelas.

"SELAMAT PAGI TEMAN TEMANKU!!"

'Kaget bajing'

'Shankara taiii Kaga ngalem banget'

'Jantung gue dugem'

'Masih pagi syalan'

Tanpa mempedulikan misuhan teman sekelasnya ia langsung saja melengos ke tempat duduknya.

"Suara lu nyaring banget njir, ngalahin suara knalpot racing" Yap itu adalah suara asbun rian sedang berkumandang.

"Syirik aja lu" sewot Shankara.

"Syirik pala lo, gak liat tuh yang lain lagi ngelus dada sambil istigfar"

"Ya bagus dong, gue dapet pahala noh soalnya mengingatkan mereka pada Tuhan nya"

"Yang istigfar sambil ngelus dada itu si Yesaya goblok"

"Lah emang kenapa kalau si yesaya istigfar, gak boleh?"

"Si yesaya Kristen gob-"

"Masih pagi, tolong kita jaga kedamaian kelas ini bersama sama yaa~~" ucap sean berusaha menengahi dengan senyum lelah nya.

Tidak lama guru pun datang, sebagai murid yang patuh dan teladan Shankara membangunkan canny dan 4 serangkai itu pun akhirnya mengikuti kelas dengan tatapan yang—

kosong.

________________

Bell istirahat berbunyi.

"Kita jajan dikantin sekaligus makan disana atau mau makan ditaman?" Tanya rian yang sudah berdiri dan saat ini menghadap ke 3 sahabat nya.

"Ngikut aja gue mah" balas sean.

"Ck, gak pada punya pendirian banget" ejek Shankara.

"Bukan gak punya pendirian Herry, gue ini sebagai orang normal diantara kalian cuma mau menghindari keributan dengan hanya mengikuti pendapat kalian saja" jelas sean.

"Makan di taman aja yu, males gue dikantin pada bau bawang" ucap rian yang sedari tadi menimang keputusan.

Padahal cuma mau makan doang, tapi ribetnya ngalahin pemilihan presiden.

"Yaudah ayo" balas Shankara yang ikut berdiri.

Saat hendak berjalan mereka baru ngeh kalau si canny ini masih duduk diem ditempat, karena baik hati Shankara pun kembali ke meja dan menarik tangan canny.

"Ayoo, lo gak mau makan?"

"Eh iya ayoo" balas canny dengan perasaan kaget, orang lagi ngelamun tiba tiba tangannya ditarik siapa yang gak kaget coba.

Mereka pun akhirnya pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli jajanan buat dimakan ditaman nanti.

_______________

Berbekal gorengan, sosis penyet, minuman dingin dan telor gulung mereka pun akhirnya sampai di taman sekolah dengan keringat bercucuran tanda kalau mereka sudah berusaha sekuat tenaga menyele siswa siswi yang sedang mengantri jajan tadi.

Mereka duduk melingkar layaknya sedang camping, banyak hal yang mereka bicarakan

mulai dari rian yang hampir dijambak siswi karena menyele antrian hingga obrolan tentang pantat itu sebenarnya ada satu atau dua.

Canny hanya diam tanpa mempedulikan obrolan apa yang teman temannya ributkan.

Sean yang memperhatikan canny langsung memberi kode kepada kedua teman nya

Shankara menepuk pundak canny

"Can, lu gapapa?" Tanya shankara.

"Gue gapapa kar" balasnya dengan senyuman.

"Prettt, gausah nutup nutupin can dikira kita temenan baru kemaren kali ya" sarkas rian.

"Kita khawatir lu kenapa kenapa can" seperti biasa sean memberikan penjelasan kepada temannya.

Canny hanya diam dan menundukan kepalanya.

Shankara yang memang ada di samping canny, langsung mengelus punggung temennya itu

"Gue gak mau lu kenapa kenapa can, gue tau lo ada sesuatu, sekalipun menurut lo kita gak bisa bantu apa apa tapi kita ada disini, sakitnya bagi ke kita can" ucap shankara.

Canny mengadahkan kepalanya dan menatap temannya dengan mata yang berkaca kaca.

"Bokap nyokap gue balik ke rumah" ucap nya bergetar.

AURANOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang