Ch 24

431 37 0
                                    

Jeffrey tiba di rumah dengan keadaan lemah, letih, lesu soalnya baru dibantai banyak pertanyaan waktu presentasi di kampus.

"Ada apanih rame rame" ucap jeffrey melihat keadaan ruang tamu yang terdapat kedua adik, papah dan sekertaris sekaligus teman sang papah.

"Om Dony, udah lama gak ketemu" basa basi jeffrey yang ikut duduk di sofa setelahnya.

"Iya, Soalnya papah kamu udah tobat kayaknya, jadi om gak perlu mantau kalian lagi" balas Dony dengan tangan yang masih sibuk menyuapi Shankara

Shankara nya mah cuma fokus ke game yang ada di hp nya.

Jawaban Dony membuat jeffrey dan jay tertawa.

"Udah om, perut Shankara udah kenyang" ucap Shankara lemas

hal itu membuat jeffrey dan jay menghentikan tawanya.

"Dimana mana makan tuh nambah energi, lu doang kek nya yang udah makan malah keliatan lemes" ucap jeffrey menatap adik bungsunya.

"Sirik aja lu bang" balasnya.

"Sekarang minum vitamin nya dek" saut Herry yang dari tadi sibuk menyiapkan obat shankara diam diam.

"Sini sama abang aja, kalau sama papah nanti dicekokin lagi" sindir jeffrey.

"Keren juga lu bang" ucap jay bangga, kagum dia tuh sama omongan abangnya, tanpa basa basi langsung tepat sasaran.

"Abang gue emang paling mantep sih" ucap Shankara menimpali.

"Mana vitamin nya pah?" Tanya jeffrey

Herry langsung memberikan obat tersebut pada anak keduanya, hal itu membuat jay dan jeffrey terkejut.

Siapa yang gak kaget, Vitamin nya ada 3 varian coy.

"Ini tuh vitamin b6, b12, sama bca kali ya" ucap jeffrey setelah menerima vitamin sang adik dari papahnya itu.

"Itu sekalian obat juga, adik mu tadi sesak lagi" ucap Herry bohong.

"Ck, lu kenapa lagi sih dek??" Ketus jay.

"Gak kenapa napa, ini mah emang malaikat maut nya aja yang gabut" balas Shankara santai.

Jeffrey dengan telaten memberikan vitamin itu satu per satu.

Tidak lama setelah meminum obat nya, Shankara tertidur pulas di sofa ruang tamu.

"Udah kaya bayi aja, beres makan langsung tidur" ucap herry disertai kekehan setelahnya.

"Adek kalau lagi tidur gini, udah kek anak polos ya, aura bokem nya gak keliatan" ucap jay menimpali, mereka semua menganggukan kepalanya tanda setuju dengan pendapat jay.

"Bi" panggil Herry pada bi darmi.

"Iya tuan" jawabnya setelah menghampiri majikan nya itu.

"Tolong ambilkan selimut ya bi" titahnya pada bi darmi, dan dibalas anggukan oleh bi darmi.

"Papah sama om Dony mau ke kantor lagi, tadi niatnya emang buat jemput adikmu aja, papah titip adik kalian ya" pamit Herry sembari memberikan pengertian pada kedua anaknya.

"Iya, papah tenang aja" balas jeffrey.

"Om pergi dulu ya jay, jeff" pamit Dony, dan dibalas anggukan oleh keduanya.

Herry dan Dony pun pergi meninggalkan tiga bersaudara itu.

"Gue juga mau tidur disini bang, mager gue kalau ke kamar" ucap jay.

"Yaudah, gue keatas ya, mau mandi soalnya"

"Jangan bilang selama tadi dikampus, lu belum mandi?" Tanya jay curiga, ucapan jay membuat jeffrey menyeringai.

Jeffrey langsung memeluk jay lalau memelintir lehernya, dan terakhir ia menyembunyikan wajah jay di sela sela keteknya.

Setelah beberapa saat, dirasa adiknya sudah lemas, jeffrey memutuskan untuk pergi ke kamar, dengan tampang watadosnya ia meninggalkan jay yang tengah mengabsen nama binatang.

......

Jam sudah menunjukan pukul 15.20 wib.

"Den bangun yu, udah mau sore, bersihin dulu badannya" ucap bi darmi berusaha mebangunkan jay dan Shankara yang tengah tertidur di ruang tamu.

Jay dan Shankara pun bangun dengan wajah bantalnya, mereka menuruti perkataan bi darmi.

_________________

Sementara itu di dalam parkiran salah satu gedung perusahaan...

"Pah, Maven nebeng, mobil Maven mogok" ucap nya pada sang papah.

"Anak magang mana yang berani minta tebengan ke atasan" sinis Herry melirik anak pertamanya itu.

"Pelit banget, dasar duda" balas Maven tak kalah sinis

Herry membolakan matanya setelah mendengar ucapan anak nya itu.

"Ck, papah makin males buat kasih kamu tumpangan" ucap Herry sembari memasuki mobil nya itu.

"Pah, Maven nebeng dong" ucap Maven memohon dengan menahan pintu mobil sang papah.

"Ck, kenapa gak pake grab aja sih?" Tanya nya.

"Gaji Maven kecil, kalau di pake grab ntar saldo nya ngurangin, dan nanti kalau ketauan adek adek maven bisa dikatain miskin lagi" jelasnya pada Herry

ucapan nya itu sukses membuat Herry menahan tawanya.

"Yaampun kasian banget, Yaudah sini masuk" ucap nya pada maven.

Akhirnya Herry pun menjalankan mobil miliknya dengan marvel yang ada disampingnya.

"Papah tuh kenapa kalau ke maven, salah dikit langsung potong gaji, perasaan anak magang bukan cuma maven deh, tapi kenapa cuma maven yang salah dikit langsung di sentak bentak??!!" Keluhnya pada Herry.

"Baperan iww" balas Herry

dan itu sukses membuat maven menarik nafas perlahan untuk menetralkan emosinya.

Herry hanya terkekeh melihatnya.

"Bang, papah mau minta maaf sama adek kamu" ucap Herry tiba tiba.

"Adik yang mana?" Tanya nya malas.

"Adikmu yang paling kecil"

"Shankara?" Tanya nya yang hanya dibalas anggukan oleh sang papah.

"Papah tega banget sih, adek maven sampe sesek tau

dia bahkan sampe berani ngadu loh ke maven kalau perutnya sakit

Maven aja sampe lupa dia muntah berapa kali" ucapnya yang membuat Herry semakin merasa bersalah.

"Tapi kalau papah mau minta maaf, maven juga mau ikut pah" lanjutnya.

"Dih ikut ikutan aja, papah cuma mau ngobrol berdua aja sama adek"

"Maven ikut dong, papah pelit banget" sinis nya pada sang papah.

"Kalau papah kekeuh gak ngebolehin, nanti maven panas panasin adik adik maven biar papah makin gak deket sama adik adik terutama Shankara" lanjut Maven yang malah mengancam sang papah.

"Ck, Yaudah iya" ucap Herry terpaksa, amit amit banget kalau anak anaknya gamau deket deket.

AURANOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang