Ch 12

516 38 0
                                    


Pagi ini disambut dengan Herry yang sudah bertekad untuk berubah

dan saat ini ia sedang berjalan ke arah kamar Shankara, dia berniat untuk membangunkan anak bungsunya

Baru saja akan mengetuk pintu, Shankara sudah membuka pintu kamarnya dengan seragam dan tas yang sudah lengkap.

"Papah ngapain disini?" Tanya Shankara dengan kerutan di dahinya.

"Papah mau bangunin adek tadi"

"Ohh.., tapi Shankara udah bangun, jadi silahkan kembali ke kegiatan masing masing ya bapak Herry Briar" balas Shankara yang langsung melengos meninggalkan Herry.

Sama seperti sebelumnya, Shankara turun melalui pegangan tangga dan meluncur layaknya menaiki wahana perosotan anak anak.

Herry yang melihat itu hanya dapat menarik nafas dan mengeluarkan kata kata mutiara dalam hatinya.

_______________

Saat ini sudah ada maven, jeffrey dan jay, mereka memiliki jadwal di pagi hari, dan tanpa sengaja mereka akhirnya berkumpul di meja makan.

"SELAMAT PAGI BI DAR-"

"Masih pagi Shankara, kebiasaan" sinis maven.

"Yaelah emang kenapasih, kan anak ganteng ini cuma mau nyapa bi darmi" balas Shankara yang langsung duduk di sebelah jay.

Baru saja Shankara duduk, Herry datang dengan ekspresi yang ketara sekali sedang menahan kesal.

"Shankara, lain kali jangan turun lewat pegangan tangga, apa susah nya sih jalan normal pake kaki" omel Herry

Ia adalah saksi pertama yang menlihat Shankara turun tangga dengan cara yang tidak normal.

"Ya kan itu cara Shankara" jawab Shankara dengan bibir yang sudah penuh dengan nasi goreng.

"Nurut aja bisa gak" balas Herry yang langsung duduk dan bergabung untuk makan sarapan.

Shankara tidak membalas ucapan Herry, ia mengalihkan pandangannya pada jay.

Jay yang menyadari dirinya sedang di tatap pun langsung balas menatap wajah sang adik

Shankara tersenyum manis dengan mata yang ia kedip kedipkan agar menambah kesan imouett nya.

Jay merasa gemas, namun ia menahan dirinya agar tidak membuat adiknya kepedean, intinya gengsi nomer satu ya bro.

"Lu cacingan ya kar" sarkas jay.

"Bang gue nebeng plis banget inimah" kali ini Shankara gak memperpanjang dramanya, soalnya bentar lagi jemputan sekolah dateng guys.

"Kenapa emang?, jemputan lu aja belum datang" jawab jay, dengan raut kebingungan.

"Bukan sekarang, tapi gue nebeng pulang nya"

"Boleh sih, tapi kenapa, tumben banget lo"

"Gue dihukum bersihin toilet sama bu dewi" jelasnya dengan wajah yang memelas.

"Bandel ya lo" tuduh jeffrey yang baru saja menyelesaikan sarapannya

Shankara hanya mendelikan mata setelah mendengar respons abang keduanya.

"Kamu berangkat dan pulang sama papah mulai hari ini" ucap Herry tanpa aba aba yang membuat anak anak nya langsung terdiam layaknya manequin chalenge.

"HAH?!!" Empat bersaudara itu kompak meneriakan satu kata dan hal itu sukses membuat telinga Herry Pengang

"Are you okay" celetuk maven, dan dibalas anggukan oleh Herry.

"G-gak bisa pah, kasian jemputan nya, pasti dia nungguin Shankara" jawab Shankara dengan suara yang gugup.

"Udah, adek tenang aja, papah udah kasih tau pihak sekolah kok, jadi mulai sekarang berangkat dan pulang sekolah adek biar papah yang urus" jelas nya lagi.

"A. D. E. K." Jeffrey mengeja Kata itu

"Ini papah gak kenapa kenapa kan pah??" Tanya jeffrey dengan raut khawatir.

"Bang..." kali ini jay menimpali omongan abang keduanya

raut khawatir abangnya membuat jay ikut khawatir dengan kondisi sang papah.

"Papah sehat kok anak-anak, panggilan adek kan emang udah sering digunain sama mamah kalian

papah cuma lanjutin apa yang biasa mamah kalian lakuin, toh panggilan adek juga lucu, jadi nambah kesan imutnya"

"IMUT" kali ini yang teriak cuma abang abang nya aja, soalnya Shankara udah gabisa ngeluarin kata kata lagi.

Herry hanya tersenyum sambil memegang kembali telinganya.

"Papah tatap jeffrey sekarang" ucap jeffrey dengan nada perintah dan anehnya malah dituruti Herry.

"Nah sekarang papah liat muka Shankara" lanjutnya dengan mengkode jay agar memegang wajah adik bungsunya.

Jay memegang wajah Shankara dengan kedua tanganya hingga membuat wajah Shankara mengembung karena kekuatan titan miliknya.

Jay menatap wajah sang adik yang sudah ia pegang, ia lalu memundurkan tubuhnya dan menarik wajah sang adik sehingga wajah Shankara dengan jelas dapat dilihat Herry.

"Beneran imut" kali ini maven yang menjawab, sadar dengan apa yang dia katakan maven langsung menutup mulutnya

Ia melihat satu persatu raut wajah papah dan adik adik nya yang sudah menatapnya dengan berbagai ekspresi.

"Bang, pah" panggil jay dengan tangan yang masih memegang wajah sang adik.

"ni bocah di miripin sama pitbull aja, jay yakin pitbull nya ga terima" lanjutnya yang membuat Shankara langsung menyingkirkan tangan sang abang.

"Jelek lu bang" sinis Shankara yang membuat jay menahan perasaan gemasnya.

"Gitu aja ngambek, kek cewe lu" balas jay

hal itu membuat Shankara menghentikan sarapannya.

"Jay" panggil Herry dengan suara pelan, jay hanya menaikkan alisnya.

Keluarga Briar kembali fokus dengan sarapannya masing masing.

enggak deng mereka fokus ngeliatin Shankara yang tadi ngambek tapi perlahan tangannya kembali ngambil sendok dan lanjut makan sarapannya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Shankara melihat anggota keluarga nya yang tengah menatapnya.

"Kirain kalau ngambek gak akan ada mood buat makan" ucap jay yang tentu membuat Shankara tersindir.

"Gue menghargai bi darmi yang udah capek capek masak" sinis Shankara dan bangkit dari posisi duduknya.

Bi darmi datang sembari membawa vitamin dan segelas air putih "Sarapannya udah kan den, sekarang minum vitamin nya ya".

Shankara memalingkan wajahnya untuk merespons ucapan bi darmi.

"Selamat pagi bi darmi yang cantik, baik hati dan pintar, Shankara telat nyapa soalnya tadi ada monyet protes" ucap Shankara dengan suara pelan, dan itu masih terdengar oleh anggota keluarga nya yang lain.

Bi darmi tersenyum hangat mendengar penjelasan Shankara

"gapapa kok den, sekarang aden minum vitamin nya, bentar lagi masuk loh"

Shankara menerima vitamin yang diberikan bi darmi dan langsung meminumnya.

Selesai minum vitamin Shankara langsung melengos pergi, namun baru saja akan melewati pintu Shankara balik badan dan menatap mata Herry.

"Ayo pah, adek udah mau telat" setelah mengatakan itu, Shankara langsung lari ke arah gerbang depan, ia berniat menunggu sang papah di pos yang sudah ada pak budi di dalamnya.

Bi darmi tersenyum melihat perubahan yang terjadi 'bibi harap yang tersisa di hidup aden saat ini hanya kebahagiaan'.

AURANOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang