Ch 11

514 39 0
                                    

Shankara sudah berada di depan pintu ruangan Herry.

ragu, khawatir,takut pokoknya saat ini perasaan nya sedang campur aduk pasalnya jarang sekali Herry memanggilnya.

saat kaluna masih ada biasanya Herry memanggil anak anaknya untuk sharing tentang pertumbuhan atau pun kesulitan yang sedang mereka jalani

Kalau kata mereka tuh namanya 'boys talk' bahkan kaluna tidak ikut serta dalam pembicaraan mereka.

Nah perkara kenapa shankara deg degan tuh karena dia dipanggil sendiri (abang abang nya gak ikut)

ditambah lagi dia agak canggung dengan sang papah, shankara cenderung lebih dekat pada kaluna guys.

Dengan segala tekad yang dipunya akhirnya shankara mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Pah ini shankara" ucapnya sambil mengetuk pintu ruangan

"Masuk aja" jawab herry

Mendengar jawaban herry, shankara pun masuk dan langsung duduk di sofa yang berada di depan meja kerja papahnya itu

Detik berganti menit tak terasa setengah jam sudah berlalu dan hanya keheningan menyelimuti mereka, herry terlihat sibuk dengan kertas yang ada ditangannya.

Entah kenapa shankara merasa ruangan herry ini lebih dingin dibanding ruangan lain yang ada di rumah ini.

'Apa gue pergi aja ya'

'Ini si herry mau ngapain siii'

'diem mulu, kalau gue lempar sendal dia marah gak ya??'

Dan masih banyak keluhan lain yang ada dalam hati shankara.

Karena stok kesabaran shankara sudah habis, shankara memberanikan dirinya untuk menatap ke arah sang papah yang terlihat sibuk itu.

"Pah" ucap nya dengan nada serius.

Herry menghentikan kegiatan nya, dia membalas tatapan anak bungsunya.

Shankara meneguk ludahnya, dengan setengah sadar shankara kembali bersuara.

"Apa kabar?" Tanya nya yang langsung membuatnya membatin.

'Tololl banget shankara'

Herry mengedipkan matanya, ia agak heran dengan pertanyaan shankara.

'Ini anak gak beneran nahan sakit kan ya' batin herry yang entah kenapa langsung kepikiran dengan ucapan Anton.

"Shankara" panggil Herry yang melihat Shankara menundukan kepalanya.

"K-kenapa pah?" Tanya shankara.

Herry berdiri untuk pindah posisi agar duduk di samping anak bungsunya.

Melihat sang papah duduk disamping nya membuat Shankara merinding

Dengan refleks Shankara menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Herry

Herry hanya menghela nafas melihat gerak gerik Shankara yang terlihat tidak nyaman di dekatnya

"Kamu gak benci papah kan dek?" Tanya Herry dengan nada sedih yang membuat Shankara speachles

'Ini bapak gue gak kenapa napa kan ya' batin shankara yang semakin yakin untuk tidak menatap mata Herry.

'Apa gue langsung lari aja, takut kesurupan nya nular gimana anjritt' Shankara semakin was was dibuat nya

"Adek denger papah kan nak?" Tanya nya lagi karena melihat sang anak yang tak kunjung merespon ucapannya.

Hal itu membuat Shankara langsung berdiri, 'adekkk katanya'.

AURANOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang