Part 8

365 45 5
                                    

Keesokan harinya, pasangan itu begitu sibuk sejak pagi karena terlambat bangun akibat terlalu lama bermesraan. Mereka bangun di jam 8 pagi, dan Hongyi ada rapat di jam 8.30 pagi. Untungnya Aimi masih libur, jadinya tidak ada drama Aimi terlambat ke sekolah.

Rui benar-benar kewalahan saat pagi hari karena harus buru-buru bersiap-siap untuk ke kantor. Begitupun dengan Hongyi yang ada rapat di pagi hari.

Bahkan pasangan itu memakai mobil masing-masing saat ke kantor, dan lupa untuk pamitan langsung pada orang-orang di rumah.

Untung saja Hongyi tiba tepat waktu di kantor, dan langsung memasuki ruang rapat. Meskipun agak sedikit pening karena ia sempat terbentur pintu mobil tadi.

Untuk pertama kalinya, sepanjang hari pasangan itu tak saling mengabari. Keduanya terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing untuk memegang ponsel dan saling berbagi kabar seperti biasanya.

Hari sudah mulai sore saat Hongyi sadar jika ia belum mendengar suara Rui seharian ini. Pria itu lantas meraih ponselnya untuk menelepon Rui. Di beberapa deringan menunggu, akhirnya suaminya itu menjawab teleponnya.

"Halo, ada apa?"

Hongyi tersenyum mendengar suara Rui, "gak ada apa-apa, cuman pengen denger suara lo aja."

"Dih aneh lo, tumben banget? gak usah sok manis gitu deh."

"Gue jujur lho ini, dari hati."

Di seberang sana Rui menatap horor pada ponselnya, merasa aneh dengan Hongyi. "Dasar cowok aneh, cepetan bilang ada apaan? Gue udah mau pulang soalnya."

Hongyi melirik jam tangannya, sudah pukul 16.30 rupanya, pantas saja Rui sudah ingin pulang. Saking sibuknya ia sampai tak sadar waktu berlalu begitu cepat.

Pria itu berdiri meraih jasnya dan keluar dari ruangannya, kemudian ia kunci rapat. Sambungan teleponnya belum dimatikan, Rui sepertinya masih menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Ayo pulang bareng, gue jemput lo sekarang juga."

"Oke! Cepetan ya, gue capek banget hari ini jadi males nyetir. Jangan lama-lama ya, gue mau istirahat sebelum ke pesta ntar malam."

"Iya sayang."

"HAH?! SAYANG PALA LO LIMA!"

Meskipun Rui berteriak tak terima, tapi wajahnya tak bisa berbohong bahwa ia merona mendengar itu.

***

Tepat di jam 7.30 malam, pasangan itu telah selesai bersiap-siap. Lalu dua anak asuh mereka sementara juga sudah siap. Kini mereka sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di tempat masing-masing seperti biasa.

Rui menatap Lin yang berada di luar, ia tak jadi membawa gadis itu karena sadar ia tak lagi sendiri untuk menghadiri acara.

"Kamu bisa pulang sekarang, makasih ya Lin udah bantuin. Hati-hati di jalan, besok biar kamu masuk di jam kedua gapapa kok."

Setelah mengatakan itu, Hongyi melajukan mobilnya menuju ke tempat acara berlangsung. Terbesit rasa cemburu melihat Rui begitu perhatian pada sekretarisnya. Ditambah lagi dengan pakaian yang Rui kenakan malam ini.

Andai saja Rui tidak bilang kalau ia sangat menyukai pakaiannya, mungkin akan Hongyi tutupi seluruh tubuh Rui dengan selimut. Pakaiannya menampakkan lekuk tubuh Rui, terutama pada bagian pinggang rampingnya, dan bagian dada yang sedikit terbuka.

Perjalanan menuju hotel sedikit senyap karena Sean sibuk bermain dengan ponsel Hongyi, dan Aimi yang sibuk berbalas pesan dengan papanya. Juga Rui yang sibuk melihat jalanan.

Tiba-tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang