Part 11

356 39 15
                                    

Double update!!!! Spesial untuk kalian❤️



Hari demi hari berlalu, tak terasa pernikahan yang bermula karena sebuah syarat itu kini sudah berjalan dua bulan lamanya. Dua insan yang tadinya hanya kenal nama kini sudah saling mengenal lebih jauh.

Pernikahan mereka bisa disebut cukup indah untuk ukuran pernikahan yang bermula karena syarat. Mereka juga tak segan-segan untuk mengumbar kemesraan saat bertemu dengan orang-orang.

Hidup berdua selama dua bulan ini membuat keduanya mulai saling mengerti tentang kebiasaan dan hal-hal yang tidak disukai oleh pribadi masing-masing.

Di siang hari yang cukup terik ini, ada Rui yang mengendarai mobil mewahnya menuju ke tempat yang sudah biasa ia datangi di waktu kosongnya. Tentu saja ke kantor suaminya itu.

Siang ini Rui berniat untuk makan siang bersama Hongyi. Ia juga sudah membawa makanan yang telah ia siapkan tadi saat kembali ke rumah. Semoga saja rasanya pas di lidah suaminya.

Rui memarkir mobilnya dan segera keluar dari dalam mobil. Ia meraih tas berisi makanan kemudian berjalan masuk ke dalam gedung bertingkat tinggi itu.

Kehadirannya kembali menjadi pusat perhatian para karyawan. Mereka tentu sudah mengenal siapa yang dengan entengnya berjalan ke arah lift khusus sambil bersenandung kecil.

Rui menekan angka 20 dan pintu lift tertutup. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 12.35. Semoga saja Hongyi belum keluar untuk makan siang.

Saat pintu lift terbuka, Rui segera melangkah keluar dan berjalan menuju salah satu pintu yang sudah ia hafal diluar kepala. Rui mengangkat tangannya dan mengetuk pintunya beberapa kali.

"Masuk,"

Rui melebarkan senyumnya mendengar suara Hongyi dari dalam. Dengan semangat ia membuka pintu untuk menemui suaminya.

"Hei!" sapanya dengan riang.

Tapi senyumannya seketika luntur saat pintu terbuka lebar. Matanya membulat seiring dengan orang di dalam menoleh ke arahnya. Di dalam sana ada dua orang yang tengah menatap penuh kagum pada suaminya.

Tapi sepertinya kedatangan Rui merupakan sebuah berkah bagi suaminya. Pria itu tersenyum lebar dan bangkit dari duduknya untuk menghampiri Rui yang masih terdiam di depan pintu.

"Hei, kenapa diem aja?" Hongyi meraih pinggang Rui untuk di peluk. Wajahnya ia majukan untuk mengecup bibir sehat milik Rui.

Rui mulai berjalan masuk masih dengan Hongyi yang memeluk posesif pinggang rampingnya. Ia penasaran siapa dua orang yang tengah berada di dalam ruangan suaminya ini.

Pasangan itu berhenti di depan meja dan Hongyi mendudukkan Rui di sofa single. Ia meraih barang bawaan Rui untuk di letakkan ke atas meja. Matanya melirik dua orang yang sepertinya kebingungan akan kehadiran Rui.

"Mereka siapa?" tanya Rui.

"Anak rekan kerja Ayah, mereka ikut orang tua mereka kesini. Kebetulan Ayah lagi ada pembicaraan sama mereka di sini." jelas Hongyi.

Jujur saja Rui sedikit risih dengan tatapan yang dilayangkan oleh dua orang asing itu. Terkesan begitu merendahkannya.

"Hongyi, dia siapa?" salah satunya bertanya. Mereka sepertinya tidak tahu apa-apa tentang pria yang baru mereka temui ini.

Merasa ini kesempatan bagus, Rui melebarkan senyumnya. Ia meraih tangan Hongyi dan menunjukkan cincin yang tersemat di jari manisnya, ia juga mengangkat tangan kanannya sendiri.

"Gue suaminya Hongyi," Rui berkata dengan begitu riang.

Dua orang itu membeku di tempat lalu bertatapan dan kembali menatap Rui dan Hongyi.

Tiba-tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang