Part 17

267 29 13
                                    

Malam ini Rui sudah bersiap-siap untuk pergi ke hotel, tempat janjiannya dengan seseorang yang siang tadi ia hubungi. Orang yang sudah membantunya menemukan pemilik mobil yang mengikutinya. Hasilnya akan Rui ketahui di hotel.

Sekarang Rui masuk ke dalam mobilnya, ia menoleh pada orang yang sudah duduk dengan nyaman di kursi sebelahnya.

"Udah siap?" tanyanya.

"Udah, ayo pergi."

Rui segera melajukan mobilnya menuju hotel, ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan orang yang cukup lama tidak ia temui. Malam ini dia di temani oleh seseorang, ia tidak berani pergi sendiri takutnya ada orang yang mungkin saja membuntutinya dan mengambil fotonya bersama orang itu.

Meskipun Rui belum tahu bagaimana perasaan Hongyi padanya, ia harus tetap berhati-hati dalam bertindak. Dia tidak mau membuat hubungan yang baru berjalan tiga bulan ini merenggang.

Tak terasa kini mobilnya sudah memasuki parkiran hotel. Ia segera turun begitu selesai memarkir mobilnya.

"Ayo, kita masuk sekarang." ajaknya pada orang di sampingnya.

Keduanya berjalan dengan cepat menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai 5. Dimana cafe yang ada di hotel itu berada.

Ketika lift berbunyi dan pintunya terbuka, Rui segera keluar, lalu berjalan menuju cafe yang dipadati orang-orang. Ketika Rui masuk, ia sudah di sambut oleh seorang pelayan yang mengarahkannya menuju ke sebuah meja.

Di meja itu, seorang pria duduk sambil membolak-balik kertas di tangannya. Rui mendekatinya dan menarik kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Tubuhnya membungkuk dan memeluknya.

"Halo manis, kamu udah nikah tapi masih bisa segenit ini sama saya?"

Rui tertawa sambil melepas pelukannya, ia duduk di kursi sebelah pria itu dan memberi isyarat pada orang yang dibawanya untuk duduk berhadapan dengannya.

"Mas Xueyi, lo bisa gak sih gak usah kaku ngomongnya?"

"Rui, saya lima tahun lebih tua dari kamu. Mana bisa ngomong kaya gitu,"

Rui meraih kertas di pegangan pria itu, "bisalah, lo aja yang gak pernah coba mas."

Pria itu berdehem dan meraih tangan Rui, "saya sudah dapat informasi soal pemilik mobil itu,"

"Siapa?"

"Deng Kai? Mantan tunangan kamu kan? Yang pernah saya buat babak belur?"

Rui tertawa pelan, "masih inget ya lo? aduh ternyata dia lagi. Gue udah curiga cuman gak mau nuduh aja."

"Kamu harus hati-hati, apalagi suami kamu gak lagi di sini."

Terdengar suara yang berdecak kesal, Rui menyandarkan kepalanya di bahu pria di sisinya, "kan ada mas Xueyi di sini kalau gak ada dia."

Pria itu memukul kening Rui, "Rui, kamu udah nikah ya, jangan buat image saya sebagai kepala kepolisian hancur."

"Aduh mas, lo makanya nikah biar gak gue gangguin terus."

Interaksi keduanya cukup membuat penasaran orang yang sedari tadi memperhatikan. Dalam hati bertanya dengan kebingungan, siapa sebenarnya pria yang terlihat sangat mesra dengan Rui ini. Dan mengapa Rui begitu berani menempel padanya tanpa celah.

"Rui, dia siapa? Kamu bawa anak orang kesini tapi kamu anggurin gitu aja?"

Rui akhirnya sadar, ia menoleh pada anak yang dibawanya, "ya ampun maaf lupa. Ini Cheng Hongxin mas, anak temen Papa."

Lalu Rui menoleh pada pria di sampingnya, "ini Liu Xueyi, dia adik Mama saya yang sampe sekarang belum nikah."

Kedua orang itu bersalaman. Akhirnya tak saling penasaran lagi mengenai masing-masing.

Tiba-tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang