Part 26

264 30 9
                                    

Pagi ini Rui dan Hongyi sudah selesai bersiap-siap lagi untuk ke kantor. Di depan rumah sudah ada dua mobil yang menunggu mereka.

Mulai dari dua hari yang lalu Hongyi memutuskan untuk memakai supir saja ke kantor, begitupun dengan Rui. Bahkan di rumah mereka juga sudah ada beberapa pekerja yang ditugaskan untuk bersih-bersih dan menjaga rumah dari pagi hingga mereka pulang kerja.

Hongyi dan Rui memutuskan ini karena keduanya tak lagi banyak waktu di rumah. Hari-hari mereka penuh dengan pekerjaan yang cukup melelahkan.

Hongyi mengecup kening Rui sebelum ia membukakan pintu mobil untuknya.

"Jangan lupa buat di minum vitaminnya ya?" Hongyi mengusap pipi Rui.

"Iyaaa, kamu juga jangan lupa buat makan di kantor. Aku berangkat duluan ya?" Rui melambaikan tangan dan menutup pintu mobil.

Hongyi ikut melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi belakang sambil membuka laptopnya. Ya, masih ada sedikit yang harus ia kerjakan.

Di perjalanan teleponnya tiba-tiba berdering, Hongyi meraihnya dan tersenyum lebar saat melihat nama penelepon.

"Gimana? Udah siap semua kan? Nanti di jam 8.45 langsung kirimin ya? Di kisaran jam segitu dia sampai di kantornya. Atau nggak langsung sekarang aja biar stand by disana."

"Oke siap, setelah ini gue bakalan ke rumah lo sesuai permintaan lo kemarin."

"Thanks, lo tinggal kordinasi aja sama orang yang kerja di rumah. Gue udah kasih tau mereka semua kok."

"Oke, gue tutup dulu kalau gitu. Mau lanjut siapin kebutuhan buat hari ini."

Sambungan telepon itu di matikan dan Hongyi kembali meletakkan ponselnya di samping. Ia lanjut mengetik beberapa kalimat di laptopnya.

Mari beralih pada Rui yang sekarang sudah sampai di depan gedung perusahaannya. Seorang satpam berlari ke mobilnya dan membukakan pintu untuknya.

Rui meraih iPad miliknya dan keluar dari dalam mobil. Begitu ia turun langsung di sambut oleh seseorang yang berjalan ke arahnya dan memberikannya sebuah buket bunga.

"Maaf, ini dari siapa ya?" tanya Rui.

"Silahkan di bawa terlebih dahulu aja kak, kakak bisa liat di dalam siapa pengirimnya."

Rui mengangguk pelan dan meraih buket bunga kesukaannya itu. Kemudian Rui melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung. Tersenyum pada karyawan yang ia lewati.

Dia masuk ke dalam lift sambil menciumi bunga yang wanginya persis seperti parfum suaminya.

"Ini dari Hongyi ya? Wanginya kaya wangi parfum yang sering dua pake," gumam Rui dengan bibir yang menampakkan senyuman manisnya.

Matanya melebar saat menemukan ada kartu ucapan yang terselip di antara tangkai bunganya. Rui menariknya sambil keluar dari dalam lift yang sudah terbuka.

Rui membolak-balik kertas yang hanya bertuliskan huruf 'H' itu. Apa maksud dari huruf ini? Apakah inisial si pengirim atau akan ada maksud lainnya?

"Wahh pagi-pagi udah dapat bunga aja nih,"

Rui berjengit kaget saat suara itu terdengar. Mungkin dia terlalu fokus dengan bunga di tangannya sampai tidak memperhatikan sekitarnya.

"Lin, kamu ngagetin saya."

Gadis di depannya itu menyengir sambil menunjukkan dua jarinya, "hehehe maaf kak, habis kak Rui asik banget liatin bunganya. Dari siapa sih? Pak Hongyi ya?"

"Saya nggak tau, tapi dari wangi bunganya kaya parfum dia."

Rui berjalan ke arah ruangannya dan membukanya dengan menggunakan sensor jarinya. Lin juga mengikutinya dari belakang sambil memegang iPad berisi jadwal Rui hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiba-tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang