Part 9

392 35 11
                                    

Setelah sibuk selama beberapa hari, akhirnya Rui bisa bernafas lega saat minggu tiba. Tidak ada pekerjaan atau rapat yang mengganggu pagi indahnya. Tidak ada telepon beruntun dari Lin yang mengingatkannya tentang jadwalnya.

Pagi ini Rui bangun dengan keadaan lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Belum lagi semalaman ia tidur di dalam pelukan Hongyi.

"Morning om yuiiii!"

Rui mengusap rambut Sean saat melewati anak yang berseru memanggilnya itu, "morning Sean, eat your breakfast okay?"

"Okay om yuii,"

Untuk sarapan pagi ini Rui tidak memasak, melainkan menyuruh Hongyi untuk keluar membeli bubur ayam di tempat langganannya. Empat orang itu duduk di meja makan dan memulai sarapan dengan bubur.

Ketika selesai, mereka memutuskan untuk bersantai di area belakang rumah. Disana terdapat sebuah taman kecil yang ditumbuhi beberapa jenis bunga. Rui mengambil selang untuk menyiram bunganya bersama Sean di sisinya.

"Sean jangan main air ya? Nanti sakit kalau kebanyakan main air," tegur Rui ketika melihat Sean malah sibuk menyiram tubuhnya sendiri.

Tapi anak itu malah berlari menjauhinya dan kembali bermain air. Rui menoleh ke belakang, meminta tolong pada Hongyi agar meraih selang di pegangan Sean.

"Udah biarin aja, sekalian sebentar langsung kita mandiin," balas Hongyi yang mendapat tatapan tajam dari Rui.

"Nanti Sean sakit!"

"Udah gapapa baru sekali ini kok dia main air kaya gitu,"

Rui menghela nafas berat, dia akan mengalah kali ini. Dia tidak mau buang-buang energi untuk berdebat di pagi yang indah ini dengan suaminya. Rui kembali fokus menyirami bunganya sambil sesekali melirik ke arah Sean yang asik meloncat-loncat kecil di atas genangan air.

Setelah 15 menit Rui mematikan keran dan meraih tubuh Sean dengan paksa. Anak itu tidak mau berhenti bermain meski Rui sudah selesai menyiram bunga.

Sean memberontak dalam gendongan Rui yang hampir membuat keduanya jatuh. Wajah Rui menjadi datar seketika, ia melotot pada Sean untuk membuatnya diam. Rui melanjutkan perjalanan menuju kamar dengan diikuti Hongyi di belakangnya.

Rui membawa Sean ke kamar mandi untuk dimandikan, sementara Hongyi menyiapkan pakaian anak itu. Di dalam kamar mandi lagi-lagi Rui menghela nafas berat karena Sean tiba-tiba menjadi jahil dan menyiraminya dengan air.

Kesabaran Rui benar-benar di uji dengan tingkah laku Sean pagi ini. Sehabis mandi anak itu berlari menjauhinya dan tidak ingin memakai bajunya. Untungnya ada Hongyi yang bisa menahan dan membantu Rui.

***

Rui menatap Sean yang sudah tertidur pulas di dalam pelukan Hongyi. Mereka sekarang ada di ruang keluarga, menikmati film yang disarankan oleh Aimi. Gadis itu juga sudah nyaris tertidur di bahu Rui.

"Aimi, bangun sayang pindah ke kamar ya?" Rui mencoba membangunkan Aimi dengan menepuk lembut pundaknya.

Anak itu terbangun dan mengangguk kecil, lalu segera pergi ke kamarnya sendiri. Hongyi juga berdiri untuk membawa Sean ke kamarnya sendiri. Sementara itu Rui membereskan barang-barang di ruang keluarga yang sedikit kacau karena dijadikan tempat bermain oleh Sean.

Di tengah kegiatannya, Rui mendapat telepon dari sang kakak. Rui segera meraih ponselnya dan mengangkatnya.

"Halo mas, ada apa nih tumben banget nelepon?"

Tiba-tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang