15

42 35 9
                                    

happy reading

_______________________

Nata dan Tiara sedang berada di restaurant milik Pak Ardha lagi, Entah mengapa restaurant milik Ardha seperti memiliki ketenangan bagi Nata.

"Nat gausah dipikirin omongan si nenek lampir tadi." Ucap Tiara pada Nata yang sedang melamun menatap luar jendela kaca.

"Aku cuman mau relax aja Tia, ga mikirin ucapan dia kok."

"Kali aja masih kepikiran, Lagian kenapa si dia buntutin a Alby terus."

"Aku juga gatau Tia, Dimakan Tia makanannya." Suruh Nata pada Tiara.

"Lah? bukannya makanan gue udah abis ya Nat tadi." Bingung Tiara ketika mendapati sepiring makanan yang masih penuh, perasaan Tiara sudah memakannya hingga habis.

Yang Tiara lihat tadi makanan Nata yang masih utuh, hmm Tiara tau pekerjaan siapa ini.

"Heh Nat, Lo gausah tukerin makanan sama gue deh emangnya gue lupa."

"Aku gamau makan Tia."

"Makan Nat, gausah siksa diri sendiri."

"Benar kata Tiara tidak boleh menyiksa diri sendiri, Dimakan gaboleh ditunda tunda apalagi sampai ditukar." Ucap Pak Ardha tiba tiba dari samping Nata.

"Eh ada pak Ardha." Cengir Tiara ketika melihat Ardha yang sedang duduk di samping Nata.

Ardha terseyum menanggapi. "Maaf sebelumnya, sebenarnya saya sudah tau permasalanmu Nata. Banyak siswi yang bilang kakak kamu ribut dengan salah satu perempuan yang bisa disebut anak baru."

Nata melihat ke samping. "Bapak sudah tau ya?" Tanya Nata pada Ardha.

Ardha tertawa pelan. "Lucu sekali kamu Nata, Jangan panggil saya bapak. Saya bukan bapak kamu,  Panggil saja kak Ardha saja."

Nata menggaruk kepalanya dengan tatapan bodohnya. "Oh i-iya pa- em maksud saya kak."

"Makan dulu ya, Jaga kesehatan dengan baik." Titah Ardha.

Tiara melihat interaksi keduanya memandangi dengan tatapan memuja lalu menangkup dagu nya. "Sweet banget kak Ardha."

Ardha hanya tersenyum, Ia memperhatikan Nata makan dengan lahap. Nata yang tadi terlihat lemas setelah diisi makan tidak terlalu lemas.

Setelah selesai, Nata melihat jam yang melingkar di tangannya. Ia membulatkan mata nya dengan panik, Astaga!! Ini sudah sore tamatlah riwayat Nata.

"Kenapa Nata?" Tanya Ardha penasaran.

"Nat, gimana dong ayah ibu Lo udah telfonin gue nih." Panik Tiara ketika melihat ponsel nya yang sudah banyak notifikasi panggilan dan pesan dari orang tua Nata, Tidak lupa dengan Raja juga. Ponsel Tiara dan Nata mereka silent.

Nata gelisah, Ia memikirkan nanti pulang harus alasan apa kepada orangtuanya.

"Telat? Mau saya antarkan pulang?." Tawar Ardha ketika melihat wajah Nata yang gelisah tak karuan.

"Jangan kak, nanti malah nambah marah."

"Tidak akan percaya pada saya, Ayo saya antarkan pulang dan kamu Tiara mau ikut saya antarkan?"

"Gausah kak, saya bawa mobil."

Ardha hanya mengangguk. "Yasudah, saya antarkan teman kamu dulu ya, kamu hati hati di jalan jangan kebut kebutan."

"Baik kak."

Ardha membawa Nata berjalan beriringan dengan dirinya, Ia sedikit menarik lengan nata agar tidak lambat jalan. Karena waktu akan cepat berlalu.

Setelah menaiki mobil Ardha, Nata hanya diam saja. Awkward.

Nata menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, Ia menoleh kearah Ardha yang sedang fokus menyetir mobil.

Tidak ada percakapan didalam mobil itu, Nata hanya melihat pemandangan dari dalam mobil.

Setelah beberapa menit, sampailah Nata dirumah.

"Terimakasih ya kak." Ucap Nata pada Ardha.

"Sudah kewajiban saya dalam seorang guru." Jawab Ardha dengan tersenyum.

Nata tersenyum kikuk. "Kak Ardha mau masuk dulu ke dalam?" Tanya Nata basa basi.

Ardha menggeleng. "Sepertinya tidak bisa nata, saya harus kembali ke restaurant."

"Ohh yaudah pak, nata duluan yaa." Pamit Nata lalu membuka pintu mobil.

Didalam mobil Ardha dapat melihat bahwa Nata sedang menunggu dirinya jalan lagi.

"Sangat lucu dengan tingkah nya." Kagum Ardha, lalu ia menjalankan mobilnya lagi.

~~~

31.07.2024
Sukabumi

STORY IN BANDUNG, ALBY DAN NATA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang