Sembilan mahasiswa melakukan kegiatan KKN di sebuah kampung yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Ada tujuh aturan atau larangan yang harus mereka patuhi selama di kampung tersebut di antaranya :
1. Jangan bersiul di dalam rumah
2. Jangan memotong kuku d...
TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG UDAH PADA KOMEN ❤️ SERU-SERU BANGET BACA KOMENAN KALIAN BIKIN AKU JADI TAMBAH SEMANGAT 🔥
Pada sore itu sebagian teman pami memilih untuk pulang - KKN ZERO UNIVERSITY
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~~~ CHAPTER 11 ~~~~~
Penyakit gatal yang diderita Nikko sudah sembuh sepenuhnya sehingga ia bisa ikut membantu aktivitas warga di kebun. Mereka bersembilan melakukan aktivitas seperti biasanya, pagi hari memberikan penghormatan di gapura kampung lalu membantu warga sampai sore hari.
Setelah selesai dengan kegiatan sehari-hari, mereka kembali ke rumah dan satu persatu membersihkan diri. Sekitar jam lima sore, di saat mereka baru selesai makan bersama. Tiba-tiba hujan deras mengguyur kampung membuat suasana menjadi terasa dingin.
"Kayaknya enak nih kalau kita bikin bakwan," cakap Nikko yang sedang duduk di kursi ruang tengah.
"Enggak ada bahannya," ujar Lorenzo membalas. "Hampir setiap hari kita cuma makan mie sama telur."
Tak lama suara ketukan pintu terdengar, ketukan tersebut terdengar begitu keras dan terburu-buru.
"Siapa yang dateng hujan-hujan kayak gini?" Hael yang juga ada di ruang tengah bertanya-tanya.
Saat itu Nero kebetulan keluar dari kamar, mendengar ketukan pintu rumah, ia pun membukanya dan betapa terkejutnya ada sosok Laras yang basah kuyup berdiri di sana.
"Laras? Kamu ngapain ke sini sambil hujan-hujanan kayak gitu?" tanya Nero khawatir. "Sini masuk dulu, nanti kamu kedinginan."
Terlihat Laras seperti orang ketakutan, ia bahkan beberapa kali menoleh ke belakang seperti waspada kepada sesuatu.
"Kamu kenapa?" Nero kembali bertanya dengan tingkah aneh Laras.
Tiba-tiba Laras mencengkeram kedua lengan Nero. "Aku mohon, secepatnya kamu pergi dari sini!"
"Hah? Kenapa?" Tentu saja Nero kebingungan.
Teman-teman Nero yang mendengar suara Laras pun sontak mendekati Nero, tidak hanya Lorenzo, Hael, dan Nikko yang berada di ruang tengah tapi anak-anak yang sedang berada di kamar pun ikut nimbrung.
Sangat jelas sekali raut wajah ketakutan dan khawatir yang ditunjukkan oleh Laras hal itu membuat Nero ikut merasa khawatir. "Kamu kenapa? Coba bicara pelan-pelan, ada orang jahat yang ngejar kamu?"
Laras menggeleng keras. "Ayah aku jahat, dia mau numbalin kalian semua! Malam ini adalah malam Jumat kliwon, kalau kalian tidak pergi sekarang, kalian akan mati dijadikan tumbal!"
"Aku mohon, cepat pergi!" Tangis Laras pecah. "Aku nggak bisa jelasin lebih banyak ke kamu, tapi yang penting kalian pergi dulu dari sini sebelum tengah malam."
