13. Menyelamatkan Nikko

75 9 7
                                    

KALAU ADA TYPO JANGAN SUNGKAN BUAT KASIH TAHU AKU YA 🌻🌹
SIAP-SIAP YA CHAPTER KALI INI LEBIH DARI 2100 KATA




Kami hanya ingin pulang - KKN ZERO UNIVERSITY
















Kami hanya ingin pulang - KKN ZERO UNIVERSITY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~ CHAPTER 13 ~~~~~

Di gelapnya malam hutan Leungit Lorenzo terduduk dengan lemas, ia meninju tanah beberapa kali sampai punggung tangannya terluka. Ia merasa tak berguna, tak becus untuk menyelamatkan Nikko. Laki-laki itu meneteskan air matanya sembari bersandar pada batang pohon yang menjulang tinggi diikuti oleh Ezra yang juga duduk di sampingnya.

"Sekarang kita harus gimana? Harus ke mana? Nikko berhasil dibawa dan Hael, gue nggak tahu dia ke mana." Ezra menundukkan kepalanya dengan hembusan nafas panjang.

Lorenzo tak menjawab, ia malah mendongak menatap bulan yang bulat sempurna bersinar dengan terang di langit malam. "Seandainya bulan itu bisa bicara, dia pasti tahu sama keadaan teman-teman kita. Gue-gue nggak bisa menjaga teman-teman gue, gue udah gagal. Seharusnya gue turuti perkataan ibu buat ganti tempat KKN, peristiwa mengancam nyawa ini pasti nggak akan pernah terjadi. Gue bener-bener bodoh, gue nggak berguna, gue nggak becus!"

Ezra menatap Lorenzo dengan tatapan yang tak bisa dideskripsikan, ia baru pertama kali melihat Lorenzo seperti ini. "Kalau seandainya kita masih punya harapan untuk bisa keluar dari sini, apa yang akan Bang Renzo lakukan?"

Tatapan Lorenzo jauh menyelam ke dalam imajinasinya. "Pastinya kita akan terus bersama, nongkrong bareng buat ngerjain skripsi, nyeritan banyak hal-hal random dan kita wisuda bareng. Meski dari kita sebagian ada yang baru kenal semenjak KKN dimulai, tapi gue ngerasa kita udah jadi satu keluarga."

"Iya, gue juga." Ezra mengangguk setuju. "Gue nyaman tinggal sama kalian, Bang Renzo dan teman-teman yang lainnya udah kayak saudara gue sendiri."

Tiba-tiba Ezra mendongak berusaha menahan air matanya. "Gue nggak bisa bayangin kalau salah satu dari kita nggak bisa pulang. Gue pengen kita semua bisa pulang dan semua harapan Bang Renzo tadi bisa terwujud."

"Kita semua harus selamat dan pulang bareng-bareng."

•••

Ryuu, Savero, Nero, dan Kian telah sampai di rumah Pak Pradana. Sementara Ziven dan Hael bersama dengan Arman untuk pergi mencari Pak Pradana di air terjun.

Keadaan rumah Pak Pradana begitu gelap, tak ada satupun lampu semprong yang dinyalakan membuat mereka berempat dengan terpaksa menyalakan senter ponsel.

"Ruang bawah tanahnya ada di mana?" tanya Ryuu yang berjalan di tengah-tengah Nero dan Kian. "Arman nggak ngasih tahu letak ruangan bawah tanah itu secara detail."

Savero yang memimpin jalan bersuara, "Gimana kalau kita cari di kamarnya? Siapa tahu jalan menuju ke ruang bawah tanah ada di sana."

Kian mengangguk yang tepat di belakang Savero mengangguk. "Ayo, Kak!"

KKN ZERO UNIVERSITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang