16. Setelah Kehilangan

104 15 2
                                    

HUHU AKHIRNYA BISA UPDATE!!!
BENTAR LAGI ENDING!!!!!






Tawa kami hilang setelah kepergian tiga teman kami — KKN ZERO UNIVERSITY


















Tawa kami hilang setelah kepergian tiga teman kami — KKN ZERO UNIVERSITY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~ CHAPTER 16 ~~~~~

Dua bulan telah berlalu setelah kejadian yang mengancam nyawa dan sudah satu bulan berlalu sejak dikebumikannya Nikko. Keadaan benar-benar sangat berbeda, tadinya yang hari-hari dipenuhi suara tawa, obrolan asyik, suara-suara berisik, tiba-tiba hilang begitu saja membuat hidup Kian menjadi sunyi.

Biasanya sebelum berangkat KKN waktu itu—setelah pertemuan pertama di kafe, Nikko selalu mengiriminya pesan random yang tak pernah Kian tanggapi yang mana hal itu membuatnya risih tapi sekarang Kian seakan menunggu pesan-pesan tersebut, padahal Kian tahu dengan jelas bahwa orang yang mengirim pesan tersebut telah pergi untuk selamanya dan tak akan kembali.

Kian menatap bulan yang begitu terang di langit malam, udara dingin tak membuatnya goyah untuk tetap duduk di balkon kamar. Ingatan Kian memutar kembali pada percakapannya bersama dengan Arman kala di rumah kecil milik Arman. Percakapan yang menjawab segala pertanyaan-pertanyaan di benak Kian selama menjalani KKN.

"Kenapa harus teman-teman saya yang ditumbalkan? Apakah Pak Pradana sudah tahu akan kedatangan kami ke  kampung ini?" tanya Kian dengan wajah serius.

"Betul." Arman mengangguk. "Pak Pradana sudah tahu bahwa akan ada tamu istimewa yang akan datang, untuk itu Pak Pradana menyuruh Pak Galih yang merupakan sekutunya untuk memperlakukan kalian dengan baik."

Arman melanjutkan. "Penjelasan dari semua ini agak panjang, semuanya bermula pada dua belas tahun yang lalu. Di kampung ini ada seorang kembang desa yang bernama Gendis, ia merupakan seorang penari yang handal. Suatu hari, Gendis dan Pak Pradana menikah lalu memiliki seorang putri yang bernama Laras."

"Kampung ini benar-benar sangat miskin beberapa tahun terakhir dan tiba-tiba sawah beserta kebun milik Pak Pradana panen dengan bagus, jadinya persawahan dan juga perkebunan milik warga, mereka jual kepada Pak Pradana untuk kebutuhan hidup sehari-hari karena sawah serta kebun milik Pak Pradana begitu luas, banyak para warga yang bekerja kepada Pak Pradana," lanjut Arman menjelaskan.

"Namun tak berselang lama dari sana, Gendis jatuh sakit—sangat parah sampai tak mampu bangun dari tempat tidur sampai akhirnya Gendis pun meninggal dunia. Berbulan-bulan kemudian, sampailah suatu hari kami para pemuda tiba-tiba diculik di hutan Leungit dan saat membuka mata kami dikurung di sebuah ruangan gelap, satu persatu dari kami setiap malam Jum'at kliwon dibawa lalu dibunuh sebagai tumbal."

Arman menghela nafas. "Syarat untuk tumbal adalah laki-laki perjaka yang lahir pada hari kliwon dan lebih bagus lagi pada malam Jum'at kliwon."

"Segala peraturan yang Pak Galih jelaskan kepada kalian semua dan juga para warga, semua itu hanyalah rekayasa semata agar orang-orang menjadi segan serta menjunjung tinggi Pak Pradana beserta Pak Galih. Ketika ada seseorang yang melanggar aturan tersebut, akibatnya akan diganggu oleh roh jahat yang Pak Pradana perintahkan Roh jahat tersebut adalah roh Gendis," lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KKN ZERO UNIVERSITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang