Knock.. Knock..Sebuah ketukan pintu menghentikan tangisan Asher, dengan segera dia menetralkan suaranya.
"Kenapa?!"
"Maaf menggangu tuan muda, anda di panggil oleh tuan Andrian ke ruang keluarga segera" ucap sang maid yang mengetuk pintu kamar Asher.
Terdiam sebentar. 'Kenapa? Jangan-jangan pak Damar cepu lagi??!' gumam batinnya.
Menghela nafas Asher pun beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajah.
Setelah itu dia baru keluar kamar dan pergi menuju ruang keluarga.
Di ruang keluarga dia melihat Andrian duduk di kursi single size, sedang Rizard dan Ivan duduk di sofa panjang.
Di depan Andrian dapat Asher lihat seorang pria yang cukup asing untuknya, di tambah pria itu duduk pada sofa yang membelakanginya jadi Asher tidak bisa melihat wajahnya.
"Asher, apa yang kau lakukan di sana? Kemarilah" ujar Andrian.
Pria asing itu menengok dan tersenyum lebar ke arah Asher. "Asher.. Ya ampun.. Uncle kangen banget sama kamu!!"
Pria asing itu berkata sembari memeluk Asher dengan erat, membuat si empu merasa cukup sesak.
"Ugh.. Lepas.." ucap Asher yang hampir tidak terdengar.
"Joseph! Lepaskan anakku, apa kau berniat membunuhnya?!" ujar Chaterine dari arah dapur membawakan sebuah nampan berisi minuman.
Pria bernama Joseph atau lebih tepatnya Joseph Septian Kendrick, yang merupakan adik Chaterine segera melepaskan pelukannya.
"Maaf, uncle terlalu exited. Oh ya! Uncle punya hadiah buat kamu.." ucap Joseph lalu menarik tangan Asher keluar mansions.
Setelah sampai di luar rumah, betapa terkejutnya Asher melihat motor yang tadi tidak sempat dia beli berada di hadapannya.
"Ta-da! Gimana? Suka kan??"
Asher terlalu terkejut dan tidak percaya untuk menanggapi ucapan Joseph.
"Ini.. Ini beneran kah?! Serius?!"
Joseph mengangguk sembari tersenyum bangga. "Iya dong, ini buat kamu.."
"Makasih om!!" ucap Asher dengan refleks memeluk Joseph.
Pria itu sempat bingung karna Asher memanggilnya om, namun saat kembali mengingat perkataan Andrian dia pun memakluminya.
Andrian sudah menjelaskan kalau itu merupakan efek dari tidur selama 3 hari, jadi ingatan Asher sedikit terganggu.
Pelukan terlepas dan Asher pun berlari menuju motor barunya.
Dia menatap dengan binar kekaguman yang sangat menggemaskan, membuat beberapa orang di sana gemas.
Namun tak lama ekspresi kagum Asher berubah jadi kebingungan, dia menatap Joseph.
"Oh ya om, kok om tau aku suka motor jenis ini?"
"Ohh.. Tadi pas di jalan uncle gak sengaja liat kamu di dealer motor, uncle liat kamu kayaknya mau banget motor ini sampe mohon-mohon.."
"Yaudah deh uncle beliin. Uncle aja sebenernya baru tau kamu udah bisa naik motor.." lanjut Joseph.
Merasakan aura yang tak mengenakkan, Asher perlahan melihat ke arah Andrian dan Rizard.
Dia menelan ludah dengan susah payah ketika medapati wajah mereka yang sudah berubah jadi menyeramkan.
'Mati part dua nih gua..' batinnya merana.
☘︎•☘︎
Di sinilah mereka sekarang, berada di ruang makan karna waktu makan siang akan datang.
Asher terus menatap sekitar, menghindari tatapan maut dari kedua manusia yang menjabat sebagai ayah dan abangnya.
Joseph yang menyadari hal itu merasa aneh, dia pun menyenggol Ivan dengan sikunya.
"Pstt.. Daddy sama abang mu kenapa? Kok ngeliatin Asher kayak gitu banget?" bisiknya.
Ivan yang sedang asik bermain game di ponselnya melirik sekilas. "Karna si Asher ngelanggar hukuman.."
"Huh? Emang Asher di hukum apa? Dan penyebabnya??" lanjut tanya Joseph.
"Dia balap liar terus daddy ngehukum gak jadi di beliin motor, tapi kata uncle kan Asher pergi ke dealer jadi mereka marah karna itu.." jelas Ivan.
"Karna Asher pergi ke dealer??"
"Iya- akhh!! Sialan.. Gara-gara uncle nih.. Nanya-nanya mulu, kalah kan jadinya!" kesal Ivan.
"Loh kok uncle?! Haa.. Ya udah deh iya, maaf...". Joseph memberikan pecahan uang 50 ribuan pada Ivan. "Nih, buat top-up lagi" ucapnya.
"Heheh.. Gini dong, makasih uncle". Ivan pun lanjut bermain game di ponselnya.
Joseph hanya memutar bola mata malas sembari menggeleng pelan, Ivan sepantaran dan mirip sekali dengan anaknya.
Tak heran kalau Joseph mengerti hal-hal seperti top-up dalam game.
Joseph beralih menatap Asher dan dua pria yang masih senantiasa menatapnya.
Dia menghela nafas. "Bang Andrian sama Rizard, apa gak capek matanya melotot mulu? Entar kelilipan lalat lho"
Andrian dan Rizard melirik tajam Joseph sebelum menghela nafas lelah, sebenarnya hanya Andrian yang menghela nafas.
"Lagian kalian aneh, dulu kayak gak terlalu peduli sama Asher. Tapi kenapa sekarang berubah??"
"Bukan kalian harusnya seneng ya Asher sekarang jadi kayak lelaki? Gak kayak dulu yang feminim dan cengeng?" lanjut Joseph.
Andrian dan Rizard terdiam. Jujur saja memang mereka itu tidak terlalu suka sifat Asher yang feminin, cengeng dan lemah serta manja.
Namun sekarang entah kenapa mereka lebih tidak suka kalau Asher itu pembangkang, nakal dan keras kepala.
Keduanya menghela nafas, mereka pun berhenti menatap Asher dengan tatapan maut.
Menyadari itu si empu bernafas lega, dia menatap Joseph yang juga menatapnya dan memberikan jempol.
Joseph hanya bisa terkekeh kecil dan membalas dengan mengacungkan jempol juga.
Tak lama Chaterine pun datang dengan membawa makan siang di ikuti seorang maid di belakang.
Dan acara makan siang pun di mulai dengan hening serta damai.
••••••••• ☘︎ •••••••••
Next??
Hayooo.. Pasti nebaknya Zavian..
Awokawokawok.. (☞ ᐛ )☞Btw sorry jrng up, akhir² ini mood lagi kurang bagus.. ಥ_ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
IN ANOTHER BODY || BL || ON GOING √
Teen FictionHanya kisah tentang seorang perempuan tomboy yang jiwa nya berpindah ke dalam raga lelaki feminim setelah mengalami kecelakaan. •••••••• ☘︎ ••••••••• [ Note ] ˙ Typo. ˙ Berantakan. [ Warning ] ˚ Kata-kata kasar. ˚ Kekerasan.