[ Cp. 19 ]

5K 297 35
                                    


Pagi hari di kediaman keluarga Kendrick, Ivan menuruni anak tangga.

Dia sudah rapih dengan seragam sekolah miliknya. Namun saat menuju ruang makan untuk sarapan, Ivan tidak melihat siapa-siapa di sana.

"Apa mereka nginep di rumah sakit?" gumamnya.

Ivan sudah tau kalau Asher telah ditemukan dan kini sedang barada di rumah sakit. 

Karna semalam saat ia pulang tidak ada siapapun di rumah, dan kata salah seorang maid mereka pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Asher.

Menghela nafas. "Dulu gue kecelakaan mereka biasa aja tuh.." cibirnya.

Ivan pun beranjak pergi menuju ke sekolah, kalau ke rumah sakit itu akan membuatnya bertambah kesal.

Berbicara tentang rumah sakit, di sana Chaterine sedang berjuang membujuk Asher agar makan bubur.

"Ayolah sayang.. Satu suap aja yaa.."

Asher tetap menggeleng sembari menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

Asher atau Jessica itu sangat tidak menyukai makanan yang memiliki tekstur lembek seperti bubur.

Itu menjijikkan menurutnya dan membuat dia mual.

"Sayang, kamu harus makan bubur dulu biar cepet sehat yaa.. Satu suapan aja.." bujuk Chaterine namun Asher tetap menggeleng.

Akhirnya wanita itu menghela nafas lelah dan ia menyerah, Asher pun bahagia.

Cklek..

Pintu terbuka menampilkan Andrian dan Rizard.

"Dari mana aja kalian?" tanya Chaterine karna dari semalam kedua pria itu pergi tanpa kata setelah melihat Asher.

"Mengurus hama" singkat Andrian berjalan mendekati tempat tidur Asher di ikuti sang anak sulung.

Pria itu duduk di sebelah Chaterine menghiraukan tatapan penasaran dari wanita yang di cintainya itu.

Tangan Andrian terulur mengelus kepala Asher. "Bagaimana keadaanmu?" ucapnya dengan nada lembut.

Tapi bukan tersentuh remaja itu justru merasa ngeri, menurutnya Andrian terlihat seperti pedofil.

"Ee.. Gak pa-pa kok dad, cuma sakit kepala aja.."

Andrian mengangguk mendengar jawaban Asher, dia melihat bubur yang masih utuh dan sepertinya sudah dingin.

Menyadari tatapan sang suami Chaterine pun bersuara. "Ini Asher gak mau makan, padahal udah aku bujuk tapi tetep gak mau"

Mengernyit, Andrian menatap Asher yang di balas cengiran bodoh.

"Kenapa gak mau makan?"

"Eum.. aku gak suka teksturnya.. Kalo di paksain makan nanti malah muntah" ucap Asher.

Andrian menghela nafas. "Ya udah, kamu mau makan apa?"

Mendengar itu mata Asher langsung berbinar cerah. "Aku mau nasi padang, ayam geprek sama bakso-"

"Gak boleh" ujar Rizard.

Asher menatapnya sinis. "Paan sih?! Abang itu gak di ajak.." ucapnya.

Rizard menatap tajam, dan Asher sadar itu namun dia berusaha menghiraukan.

Asher menatap Andrian. "Jadi dad?"

"Apa?"

"Jadiin beliin aku? Nasi padang, ayam geprek sama bakso.."

"Enggak"

Mendengar itu Asher pun tidak percaya. "Kok gitu sih??!"

"Abang mu bilang gak boleh" ucap Andrian membuat Rizard menyeringai mengejek ke arah Asher.

Remaja itu pun semakin kesal. "Ya udah, beli sendiri!"

Asher pun langsung menarik jarum infus di tangannya dan beranjak pergi.

Andrian, Rizard dan Chaterine mencoba menahannya namun tidak bisa karna Asher sangat lincah.

Bahkan saat tertangkap Rizard dengan keberanian entah dari mana Asher menggigit tangan pria itu dengan sangat kencang.

Dia pun berlari keluar dari kamar dan berhenti saat merasa lelah.

Dengan salah satu tangan bertumpu pada tembok, Asher menghirup nafas banyak-banyak.

Kemudian dia menyeringai dan terkekeh bangga sembari menengok ke belakang.

Saat berbalik dan ingin lanjut berjalan Asher menabrak sesuatu yang keras.

"Aduhh.. Siapa yang naro tembok di tengah jalan!?" ujar dia sembari mengelus keningnya.

Tiba-tiba tangan bekas jarum infusnya tadi di angkat oleh seseorang, saat mendongak ternyata dia adalah Zavian.

"Lo ngapain di sini? Keluarga atau temen lo ada yang sakit?" pertanyaan beruntun Asher di hiraukan oleh Zavian.

Dia hanya fokus menatap tangan remaja itu yang sudah berlumuran darah, bahkan Asher pun tidak sadar dan terkejut saat menyadari hal itu.

"Eh?! Tangan gua kenapa?!" ujarnya.

Tanpa berkata apa-apa Zavian langsung membawa Asher kembali ke ruang rawatnya.

Begitu sampai dan ia membuka pintu, di sana terlihat tangan Rizard sedang di obati oleh suster.

Mereka semua menengok dan menatap Asher dengan tatapan berbeda. Chaterine khawatir dan lega, sedangkan dua pria di sana kesal tapi juga lega.

Asher yang melihat itu memalingkan wajahnya ke belakang.

'Mati part tiga nih gua..' ringis batinnya.

•••••••• ☘︎ •••••••••

Next??

Mau tau apa yang terjadi sama Geanjing?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IN ANOTHER BODY || BL || ON GOING √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang