[ Cp. 17 ]

4.4K 299 15
                                    


Di jalan yang cukup sepi karna malam hari, terlihat Ivan tengah mendorong motornya yang kehabisan bensin.

Di sepanjang jalan dia menggerutu karna tidak menemukan satu pun tempat pengisian bensin.

"Akh! Emang sialan tuh Asher, anak pembawa sial.. Seharusnya gue gak nurutin apa kata daddy buat nyari dia.. Jadi gini kan!"

Sedang asik mendorong sembari menggerutu, tiba-tiba perutnya berbunyi.

Jika di ingat dia belum makan malam, dan kini jam makan malam telah lewat.

"Udah jam setengah sebelas. Tsk! Sialan.. Gue laper.. Mana gak ada yang jual apa-apa di sini" gerutunya.

Di sisi lain, Rizard baru saja keluar dari sebuah toko dengan ekspresi kesal.

Dia baru saja mengecek CCTV toko tersebut untuk memastikan apa Asher pernah ke situ.

Namun tak membuahkan hasil, Asher sama sekali tidak terekam berada di sana.

'Bagaimana ini, sudah 35 CCTV toko dan jalan aku periksa. Tapi gak ada satu pun yang merekam Asher..' gumam batinnya khawatir.

Tak lama kemudian dia mengingat sesuatu. "Oh ya, CCTV sekolah. Bagaimana aku bisa lupa.." gumamnya.

Rizard pun segera masuk ke dalam mobilnya dan melaju ke sekolah Asher.

Kembali ke Ivan. Dia masih mendorong motornya yang lumayan besar dan tentu berat itu.

Bahkan Ivan tidak menyadari kalau kini dirinya sudah tidak berada di daerah rumahnya.

Tin! Tin! Tin!

Suara klakson mobil terdengar dari belakangnya, namun dia tidak menengok sama sekali.

Ivan terlalu lelah dan lapar untuk hanya sekedar menanggapi.

Tin! Tin! Tin!

Untuk kedua kalinya Ivan masih mengabaikannya, tapi mobil itu tak mau berhenti dan terus-terusan mengklakson dirinya.

Dengan kekesalan yang memuncak Ivan pun menjatuhkan motornya dan menghampiri mobil tersebut.

Dia menendang pintu mobil itu serta menyuruh seseorang yang mengendarai segera keluar dari sana.

"Keluar lo bngst!! Apa maksud lo ngelakson-ngelakson, hah?! Jalanan masih lega.."  ujarnya.

Pintu pun terbuka dan keluarlah si pengendara dengan senyuman menyebalkan.

"Lo?! Sialan.."

"Hehe.." kekeh orang itu, bukan Vion melainkan Byan.

"Maksud lo apa ngelakson-ngelakson gue kayak tadi, hah?!" ujar Ivan sekali lagi.

Byan menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal. "Gue kira lo si Arkha, jadi gue iseng. Hehe.. Sorry"

"Lagian lo ngapain di sini? Setahu gue lo tinggal di komplek HTS" lanjutnya.

Mengangkat alis, Ivan menatap sekeliling dan baru menyadari kalau ia sudah berada di komplek yang berada sangat jauh dari rumahnya.

Menghela nafas panjang. "Sialan.. Ini semua gara-gara si Asher, pake ilang segala!"

Byan terkejut. "Asher ilang?!"

"Iya" jawab Ivan sarkas, lalu dia pun terdiam sesaat.

'Kalo gue terus dorong nih motor sampe rumah, bisa mati gue..' gumam batinnya.

Ivan menatap Byan yang juga sedang sibuk dengan fikirannya.

'Asher ilang? Wahh.. Gue harus kasih tau Zavian. Kalo dia panik berarti dugaan gue bener, dia suka sama Asher!' batin Byan.

IN ANOTHER BODY || BL || ON GOING √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang