"Eh, itu Asher kan? Kok beda ya?" ucap Rakha membuat teman-temannya menatap ke arah Asher, kecuali Arga dan Zavian.Byan mengernyit, dia memindai Asher yang sedang asik makan bakso itu dengan teliti.
"Enggak ah, dia keliatan sama aja"
Rakha memutar bola mata malas. "Heh, lo gak nyadar apa? Asher kan biasanya ikutan tantrum juga kayak murid lainnya"
"Apa jangan-jangan ini karna jatuh dari tangga waktu itu?" timpal Keandra atau yang sering di panggil Key.
"Jatuh dari tangga?" tanya Byan.
Key mengangguk. "Masa lo gak tau sih?beberapa hari lalu kan si Asher gak masuk sekolah, dia abis jatuh dari tangga"
Rakha dan Byan hanya mengangguk paham. Zavian diam, bukan berarti dia tidak peduli.
Zavian sebenarnya mendengarkan dan menyimak percakapan ketiga temannya sedari tadi.
Dia melirik ke arah meja Asher, namun pemuda manis itu sudah tidak berada lagi di sana.
Zavian berdiri dari tempatnya dan beranjak pergi, membuat teman-temannya kecuali Arga bingung.
"Eh?! Zavian mau kemana lo?!" teriak Byan yang tidak terdengar oleh Zavian karna dia sudah jauh.
Arga berdecih sembari bersmirk sinis. "Rakha, pesen makanan" ucapnya.
"Tapi si Zavian-"
"Biarin aja. Cepet pesen.."
"Oky. Duitnya?" ucap Rakha menengadahkan tangannya meminta uang pada Arga.
"Pake punya lo, nanti di ganti sama Zavian"
Rakha menampilkan ekspresi julid. Key yang melihat itu tertawa tapi seketika tawanya berubah jadi kekesalan saat Rakha tiba-tiba menariknya untuk ikut bersamanya.
Arga dan Byan hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah kedua saudara yang tak sedarah itu.
Beralih ke rooftop, di sana terdapat Vion yang tengah asik menatap sesosok laki-laki yang menurutnya cukup manis.
Tak lama laki-laki yang sedang tertidur itu menampilkan ekspresi terganggu, melihat itu Vion mengernyit.
Saat sadar kalau itu di karnakan cahaya matahari, Vion pun segera menghalangi cahaya matahari tersebut dengan telapak tangannya.
Dan benar saja, wajah laki-laki itu kembali tenang dan damai.
Vion tersenyum kecil, dia menatap nametag yang berada di seragam laki-laki tersebut.
"Keluarga Fredrick ya. Hm, Menarik" gumamnya.
Tanpa dia sadari laki-laki itu kini mulai membuka matanya, dan tentu saja dia terkejut atas kehadiran Vion.
Langsung si laki-laki terbangun, menatap Vion dengan tajam dan heran.
Vion menatap sang laki-laki dengan tatapan tenang dan biasa, dia tersenyum kecil.
Vion mengulurkan tangan. "Vion Franco Rahandika, murid baru di sini"
Si laki-laki yang tak lain adalah Ivan itu hanya melirik tangan Vion tanpa membalasnya.
"Gue gak mau tau nama dan siapa lo! Ngapain lo di sini?!"
Vion mengangkat alis. "Emang kenapa? Gak boleh? Bukannya semua murid bebas ke sini?"
"Kata siapa?! Cuma gue yang boleh ke sini, ini wilayah gue.."
Vion hanya mengangguk. "Ouh.. Okay. Actually, gue sebenernya gak sengaja di sini. Gue lagi nyari lentak kantin, karna gue murid baru jadi gue gak tau di mana.."
"Bukan urusan gue! Sekarang lo pergi dari sini.." ucap Ivan sembari menunjuk pintu keluar.
"Okay, okay.. Chill man.. Jangan marah-marah terus. Eh, tapi gak pa-pa sih jadi tambah manis" ucap Vion sembari mengedipkan mata sebelum pergi dari sana.
Ivan menatap aneh, dia menggeleng dan bergidik ngeri. "Kayaknya nih sekolah bakal makin banyak manusia aneh.."
☘︎•☘︎
Di dalam toilet, Asher sedang mencuci seragamnya yang terkena tumpahan jus dengan kesal.
"Kalo aja gua ada di raga gua dulu, udah gua tonjok tuh cewek" gerutunya.
Pelaku yang menumpahkan jus pada seragamnya merupakan teman dari Gea.
Ceritanya bermula saat Asher dan Gea selesai makan di kantin dan berencana kembali ke kelas masing-masing.
Tapi saat di lorong, teman Gea yang kita panggil saja Ellya itu tiba-tiba datang dan dengan sengaja menyenggol Asher.
Sehingga membuat jus yang sedang perempuan itu bawa tumpah mengenai seragamnya.
"Tsk! Nyusahin aja sialan, mana gak merasa bersalah lagi. Akh! Ini gimana ngilanginnya.."
Jus yang di tumpahkan merupakan jus strawberry, mungkin kalau ada sabun bisa hilang tapi kan di sana tidak ada.
Saat sedang fokus mencuci sembari menggerutu, tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan sepasang baju yang merupakan seragam baru.
Asher menengok dan cukup terkejut saat melihat Zavian.
"Lo? Apa nih maksudnya?"
Zavian menatap datar Asher. "Pake" ucap atau lebih ke perintahnya.
Tanpa banyak omong Asher pun langsung membuka seragam atasnya dan mengganti dengan pakaian yang di beri oleh Zavian.
"Meski kegedean, tapi thanks lah- eh? Tuh orang kemana? Udah kayak dedemit anjirr.." gumamnya saat menyadari Zavian sudah tidak ada lagi di sana.
Memilih tak peduli, Asher pun beranjak keluar dari kamar mandi dan tentu saja dia membawa serta pakaian kotornya.
"Asher!" teriak Gea membuat orang yang di panggil menengok.
Asher menghela nafas, jujur dia sudah sangat lelah dengan perempuan satu ini.
"Kenapa?"
"Em.. Aku mau minta maaf karna temen aku seragam kamu jadi kotor, ini aku beliin seragam baru buat kamu"
"Gak usah. Gak liat gua udah ganti seragam?"
"Oh iya, kamu udah beli sendiri?"
"Enggak, di kasih. Udah gua mau ke kelas, bel sebentar lagi bunyi" ucap Asher lalu berjalan pergi meninggalkan Gea.
Gea menampilkan ekspresi sedih dan juga bingung."Di kasih? Sama siapa? Kan satu-satunya orang yang suka sama Asher cuma aku.."
••••••••• ☘︎ •••••••••
Next??
Btw visualnya mau di kasih atau bayangin sendiri aja??.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN ANOTHER BODY || BL || ON GOING √
Ficção AdolescenteHanya kisah tentang seorang perempuan tomboy yang jiwa nya berpindah ke dalam raga lelaki feminim setelah mengalami kecelakaan. •••••••• ☘︎ ••••••••• [ Note ] ˙ Typo. ˙ Berantakan. [ Warning ] ˚ Kata-kata kasar. ˚ Kekerasan.