Kriiing~!!Bel pulang sekolah berbunyi, para murid segera berlarian keluar kelas.
Dan yang paling pertama keluar dari kelas adalah Asher, dia berlari menuju parkiran.
Asher seperti itu untuk menghindari Gea. Namun entah Gea titisan siluman atau apa, gadis itu tiba-tiba sudah ada di sebelah motornya.
"Anjir! Lu bukan manusia ya?!"
"Huh? Kamu ngomong apa sih? Ayok.. Anterin aku pulang.." ucapnya.
Menghela nafas, Asher pun terpaksa mengantarkan Gea pulang. Kalo di tolak juga percuma, dia akan merengek dan membuat semua orang menatap mereka.
Asher tidak ingin namanya yang sudah jelek itu semakin jelek lagi hanya karna menolak mengantarkan pulang gadis tersebut.
Dari kejauhan terdapat Zavian yang menatap sembari mengepalkan tangan.
Arga yang melihat itu tersenyum sinis. "Kalo suka jangan di liatin doang, deketin. Entar di ambil orang" ucapnya.
Zavian berdecih, kemudian berjalan pergi terlebih dulu.
"Emang Zavian suka sama siapa?" tanya Byan.
Arga hanya mengangkat bahu acuh lalu berjalan menyusul Zavian, setelahnya Key dan Arkha pun ikut menyusul.
Byan yang di tinggal hanya menatap bingung dan tidak percaya. "Si anjg, woy! Tungguin.."
Di sisi lain terdapat Ivan yang sedang di kungkung oleh Vion.
"Tsk! Paan sih lo.. Lepasin!!" ucap Ivan memberontak.
Tapi semua itu sia-sia karna kekuatannya tak sebanding dengan Vion.
"Gak, gue gak akan lepasin sebelum lo nerima gue" ucap Vion dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Ivan yang menurutnya sangat manis.
"Gila ya lo! Kita sama-sama cowok! Dan gue masih normal.."
Vion mengangkat alis sebelah. "Normal yaa.. Terus pas gue cipok lo di rooftop waktu itu kenapa lo gak nolak?"
Ivan terdiam. Itulah kejadian yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman dan tidak bisa berkonsentrasi dengan apapun.
Melihat keterdiaman Ivan, Vion tersenyum kecil. Dia mulai mendekatkan wajahnya, bibir mereka hampir saja bersentuhan sebelum Ivan bersuara.
"Gue gak nerima lo sekarang"
Vion berhenti, dia sedikit menjauhkan wajahnya untuk menatap Ivan.
"Maksudnya?"
"Gue.. Gue mau kita pdktan dulu" ucap Ivan dengan rona merah di pipi yang menjalar sampai telinga.
Perlahan senyuman lebar terbit di wajah Vion. "Okay kalo gitu, gue yakin lo bakal jatuh cinta sama gue secepatnya"
Ivan hanya diam dan Vion kembali bersuara. "Udah pulang yok. Entar kesorean lagi.."
Vion dan Ivan berjalan keluar dari kelas yang sudah kosong, dengan Vion yang menggandeng tangan Ivan.
☘︎•☘︎
Motor Asher berhenti pada sebuah mansion mewah berwarna putih, tapi tak lebih mewah dari mansion milik keluarga Kendrick.
Gea turun dari motor. Dia membuka helm milik Asher dan mengembalikannya pada lelaki itu.
Asher mengendara tadi tidak memakai helm, karna dia hanya punya satu.
Asher memakai helm dan pergi dari sana, namun tiba-tiba Gea menghadangnya tepat di depan motor.
"Apa-apaan sih lo?! Kalo mau mati sama kendaraan lain sana!" kesalnya.
Sedangkan Gea hanya menyengir bodoh. "Maaf.. Ehm.. Kamu mau mampir sebentar gak?"
"Gak" singkatnya lalu kembali ingin menjalankan motornya.
Tapi lagi-lagi Gea menghalanginya. "Sebentar aja, temenin aku ya? Aku takut sendirian di rumah. Mamah sama papah lagi di luar negeri"
"Terus apa urusannya sama gua? Telfon lah temen lo!"
"Ihh.. Asher kok jahat sihh.. Kan aku cuma minta nemenin sebentar" ucap Gea dengan nada menyedihkan.
Namun itu sama sekali tidak berhasil, Asher tidak peduli dan kembali pergi.
Gea tentu tak kehabisan akal, dia kini melakukan cara yang cukup gila.
Dia berlari dan dengan sengaja menabrakkan diri ke motor Asher yang sedang melaju.
Kejadian selanjutnya tentu dapat kalian tebak, Gea terjatuh seolah-olah dia terserempet oleh Asher.
Asher yang terkejut pun berhenti, dia turun dari motor dan segera menghampiri Gea.
Gadis itu tampak tak sadarkan diri, Asher tentu saja panik dan khawatir.
Bukan pada Gea melainkan pada dirinya sendiri, dia takut orang akan salah faham kemudian menelfon polisi lalu polisi menelfon orang tuanya setelah itu dia akan kembali di hukum.
'Jancok! Dasar pantek..' umpat batinnya.
Dia pun segera menggendong Gea lalu membawanya ke dalam mansionnya.
Gea tersenyum dalam gendongan Asher, seperti yang kalian fikir kalau ia hanya berpura-pura.
Sesampainya di dalam, Asher menaruh tubuh Gea pada sofa panjang di ruang tamu.
Di liat mansionnya itu memang sepi dan agak gelap.
"Dia masih hidup kan ya?" gumam Asher.
Dia menaruh jari telunjuk nya di bawah hidung Gea dan bernafas lega setelah merasakan gadis itu masih bernafas.
Tak sengaja dia melihat lutut dan siku Gea yang terluka, meskipun tidak parah.
"Gue obatin gak ya? Tapikan bukan gua yang salah, dia sendiri yang nabrakin badannya" gumam Asher.
Menghela nafas, dia ingin pergi namun entah kenapa Asher marasa bersalah dan juga kasian.
Berdecak kesal, akhirnya Asher memutuskan untuk mengobati luka Gea.
Dia pergi mencari kotak p3k, namun tanpa Asher sadar Gea bangun dan seperti memberikan kode pada seseorang.
"Tsk! Di mana sih? Setau gua kotak p3k gak jauh-jauh naronya dari dapur"
Ketika sedang mencari, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan ketika menengok mulut Asher di bekap oleh kain.
Asher memberontak tentu saja, tapi yang membekap dirinya itu merupakan pria bertubuh besar.
Perlahan kesadaran Asher mulai memudar, kain yang di gunakan bukan kain biasa melainkan sudah di berikan obat bius.
Samar-samar Asher melihat Gea berdiri menatapnya sebelum kesadarannya benar-benar hilang.
••••••••• ☘︎ •••••••••
Next??
KAMU SEDANG MEMBACA
IN ANOTHER BODY || BL || ON GOING √
Novela JuvenilHanya kisah tentang seorang perempuan tomboy yang jiwa nya berpindah ke dalam raga lelaki feminim setelah mengalami kecelakaan. •••••••• ☘︎ ••••••••• [ Note ] ˙ Typo. ˙ Berantakan. [ Warning ] ˚ Kata-kata kasar. ˚ Kekerasan.