satu

1.2K 28 3
                                    



𝑻𝒚𝒑𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏!!

𝑴𝒂𝒌𝒍𝒖𝒎𝒊𝒏 𝒂𝒋𝒂
𝑫𝒊𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂 :)

»»----> 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 <----««

.
.
.

Malam yang indah, bulan yang telah terlihat dengan hiasan bintang di sekitarnya. Hari yang cerah telah terganti menjadi malam gelap yang dihiasi oleh cahaya sekitarnya, disini terlihat seorang pemuda yang Masih nyaman menutup matanya

Sejak pulang sekolah hingga malam tiba dia enggan bergerak dari atas tepat tidurnya dia adalah "vano"

"Ceklek" suara pintu kamar yang dibuka oleh seseorang, hingga membuat Vano terbangun dari tidurnya karna ada suara yang mengganggunya

"Mau sampai kapan lo disini terus ?" Tanya seseorang, yang tak lain adalah kembarannya vano yaitu vino.

"Bukan urusan Lo !" vano menjawab dengan ketus, dan setelahnya ia kembali memejamkan matanya yang sempet terbuka

"Ayah nungguin lo di ruang tamu, apa yang udah lo lakukuin sampai ayah nyariin lo?" Vino bertanya
Kepada kembarannya, karna jika ayahnya sudah memerintahkan nya untuk memanggil vino pasti anak itu berbuat ulah.

"CK ada aja, ngeselin banget sih" vano berdecak seraya turun dari kasur, lalu ia turun kebawah untuk menemui ayahnya. Dengan malas ia berjalan mendekati sang ayah.

"Ada apa lagi, cepat ngomong aku ngantuk mau cepat-cepat tidur" Saat ia menjumpai ayahnya, ia juga melihat ibunya yang sudah berdiri disamping sang ayah

Bagas dengan kesal mengambil kertas yang terletak di atas meja, lalu melempar kertas itu ke kehadapan vano.

"Anak tidak berguna" ucapnya seraya berkacak pinggang
" Tidak bisakah kau membanggakan orang tua mu seperti adikmu vino?"

"Seharusnya kamu yang memberi vino contoh yang baik, tapi ini malah kamu yang selalu membawa dampak buruk, mulai dari nilai sampai kelakuan begal kamu yang ngga ada habis-habisnya itu" Bagas berkata dengan emosi tertahan

"Tadi ayah dapat kabar lagi dari guru kamu, katanya kamu ngebolos pas jam olahraga, smau sampai kapan kamu mau jadi anak begal dan mala-malasan vano!!" Bentak Sang ayah

Vano hanya menghela nafas lelah, lalu ia melihat ayahnya dengan tatapan malas
"Selalu aja ngebanding-bandingin anak, nggak semua anak itu harus sama, aku punya kelebihan dan kekurangan ku sendiri, bagitupun dengan vino"

"Apa ayah merasa bener mendidik kami ?"
'' NGGA PERNAH KAN !!, SELALU AJA AYAH BEDAIN AKU DAN VINO !!, bahkan semester kemarin aku dapat nilai bagus aja ngga pernah di ucapin selamat atau pujian dari ayah" ucap Vano yang tersulut emosi dengan napas memburu

Vani melihat anaknya yg tersulut emosi langsung menenangkan sang anak
" Vano kamu ga boleh ngomong begitu sama orang tua, bagaimana pun dia orang tua kamu nak"

"Ck, orang tua macam apa yang membedakan anaknya !!" Sinis vano membuat Bagas emosi mendengar penuturan anaknya itu

"Dasar anak gatau diri, dinasehati taunya ngejawab aja, harusnya kamu bersyukur karna ibumu mau menasehati anak begal kayak kamu ini, kalau sama ayah pasti kamu udah ayah hukum"

"Hukum aja, aku males debat sama orang tua yang suka ngebedain anaknya, Ck MENJIJIKKAN !!" sahut vano, lalu ia berbalik untuk menuju kamarnya, tapi tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan dia menghadap ke seseoarang yang menariknya

"PLAK" sebuah tamparan mendarat pada pipi mulus vano, hingga menyebabkan sebelah pipinya memerah

"anak begal kayak kamu memang susah di nasihatin baik-baik" bentak Bagas setelah mendaratkan tamparan kepada sang anak

Vina yang melihat anaknya ditampar oleh suaminya tentu saja ia marah, karna Bagas langsung menampar vano dengan tiba-tiba.

Vino Dia hanya melihat semuanya keributan di rumahnya ini, hanya saja ia hanya memilih diam dan tidak mau berurusan apapun dengan masalah ini

"Apa ayng kamu lakuin, g seharusnya kamu nampar ankmu begini" kata Vina dengan emosi dan berdiri didepan sang suami sambil menggenggam tangan sang anak.

"Anak ini klo ga dihukum, ga pernah berubah, jadi kamu jangan terlalu memanjakan anak begal ini, Lama-lama kamu bisa diinjak sama dia karna terlalu menuruti keinginannya" ucapan Bagas sambil melihat sang istri

"Aku tidak pernah memanjakannya, aku hanya merawat anakku dengan cara yg baik" jawab Vina sambil menatap suaminya itu, lalu berbalik seraya melihat vano.

" Vano sekarang ayo masuk ke kamarmu, dan kamu vino juga harus beristirahat, jadi kalian masuk ke kamar masing-masing"

"Baik bunda" jawab mereka bersama, lalu melangkah pergi menuju kamar masing-masing

Dikamar vano, ia langsung melihat dirinya di pantulan cermin sambil memegang pipinya yang kena tamparan Sang ayah,
"Sshh, perih banget tamparan ayah, apa dia nggak tau kalau wajah anaknya ini limited edition" ia mengomel sembari mengelus ngelus pipinya yang perih.

" Kapan ya ayah mau ngehargai kerja keras gue, gue cape kalau terus dibandingin sama vino".

"Ah masa bodoh, mending turu ae ngantuk" jawabnya seraya berjalan menuju ranjang nya dan menjatuhkan dirinya diatas ranjang kesayangannya.

-

-

-

-

Pagi hari di rumah keluarga vano, mereka semua biasanya makan sarapan bersama, Vani sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya, begitu Bagas turun ia langsung menyuruh suaminya itu untuk duduk dan makan.

Setelahnya vino juga ikut duduk di meja makan seraya mengambil piring dan sendok lalu menyendookan nasi goreng yang menjadi menu sarapan mereka.

"Di mana vano, kenapa belum keluar juga. Tidak biasanya dia jam segini belum turun, biasanya juga dia yang paling cepet turun jika sudah ada makanan" tanya Vani

"Udahlah gausa terlalu dipikirin, bentar lagi juga dia turun kalau udah lapar" ucap Bagas Tampa melihat vano dan terus melanjut acara makannya.

"Pagi semuaa" sapa vano seperti biasanya dan mereka menyahut sapaan vano.

" Bunda hari ini aku berangkat kesekolah lebih awal, jadi aku tidak sarapan dirumah " ucapnya seraya memasang tali sepatu dengan buru buru

"Sarapanlah sedikit nak, agar perutmu tidak kosong" ucap Vani khawatir, lalu menyuruh vano untuk masuk kembali.

" Nggak apa apa bunda, aku nanti sarapannya disekolah begitu sampai, jangan terlalu khawatir"

" Sudahlah jangan terlalu dimanjakan, dia tidak akan mati hanya Karna tidak sarapan bukan" jawab Bagas dengen malas.
"Ayo vino kita berangkat" Vino hanya menggaguk seraya bangun dari duduknya, Lalu Bagas mengambil tas kerja nya dan berpamitan kepada istri nya,ia berjalan begitu saja melewatkan vano.

Iya vino berangkat ke sekolah bersama dengan sang ayah, lalu kenapa vano tidak? Itu karna sekolah mereka yang berbeda arah, dan vano lebih memilih berangkat sendiri menggunakan motornya dari pada harus berangkat dengan sang ayah.

"Aku akan berangkat sekarang bunda babay" sahutnya kemudian langsung melangkah untuk pergi

"Hati hati dijalan nak" ucap Vani dengan tangan melambai ke arah vano






Gatau ini cerita apaan, cuma iseng" aja buat nulis 😅
Dan ini juga baru cerita pertamaku klo Masi burik buruk dimaklumi aja lah ya, soalnya gada bakat menulis🙃

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang