SEMBILAN BELAS

125 7 0
                                    

sekarang juwa sudah memasuki kamar mandi.

" juwa udah belum, kamu udah lama di dalam kamar mandi." ucap gus risky khawatir sama istrinya karna juwa sudah setengah jam di kamar mandi.

juwa sama sekali tidak mendengar ucapan gus risky.

" juwa, denger saya kan, jangan bikin saya khawatir."

" atau saya dobrak nih ya." gus risky makin khawatir karna tidak ada jawaban dari juwa.

" eh jangan di dobrak, bentar lagi selsai." teriak juwa dari dalam kamar mandi.

gus risky hanya menunggu istrinya di depan pintu kamar mandi.

" astagfirullah, kaget saya dev, kenapa harus di depan kamar mandi sih."

" kamu mandi nya lama banget, saya khawatir sama kamu wa." ucap gus risky sambil berdiri di depan juwa.

" dih-dih bisa khawatir juga kamu dev." ucap juwa sambil menggoda gus risky.

" bisa, kan kamu istri saya, emang ga boleh suami khawatir sama istri."

" boleh si, ya sudah yok shalat bentar lagi adzan."

" kamu udah ambil whudu." tanya gus risky ke juwa.

" udah tadi, giliran kamu sana whudu."

" hmmm."

setelah gus risky selesai whudu kini mereka berdua sedang shalat magrib.

" assalamualaikum warahmatullah."

" assalamualaikum warahmatullah."

ucap salam gus risky dan diikuti dengan juwa.

kini mereka berdua sudah selesai melaksanakan shalat magrib.

juwa pun duduk di pinggir kasur sambil memainkan hp miliknya dan gus risky sedang melihat juwa yang sedang sibuk dengan hp.

" wa masih inget kan di sekolah masih ada hukuman." ucap gus risky.

" i...iya dev, tapi hukuman nya jangan yang berat-berat ya." ucap juwa sambil meletakan hp nya di piolet kecil samping kasur

" hmmm." ucap gus risky sambil mengampiri juwa yang sedang duduk di kasur.

" mau ngapain."

" ga, devan ga boleh deket-deket." ucap juwa sambil menghindar dari gus risky.

tetapi gus risky tidak mendengarkan omongan juwa, gus risky makin dekat sampai ga ada jarak, muka juwa dan muka gus risky berdekatan sampai-sampai nafas gus risky terdengar di telinga juwa.

" ya Allah tolong juwa, juwa belum siap." ucap juwa dalam batin nya sambil menutup kedua matanya.

" hei kenapa nutup mata hmmm." ucap gus risky sambil menoel hidung milik juwa.

" e....enggak ga kenapa-kenapa."

" kenapa hmmm mikirin yang aneh-aneh kan pasti, tenang saya ga akan nyentuh kamu selagi kamu belum mengizinkan."

gus risky meninggalkan juwa setelah ngomong.

juwa hanya bisa terdiam, ia merasa bersalah karna belum melakukan kewajiban sebagai seorang istri.

juwa keluar kamar untuk bertemu gus risky.

" eh devan tungguin, katanya tadi mau berikan hukuman ke juwa, hukuman nya apa devan." ucap juwa tadi atas tangga.

gus risky pun seketika berhenti dan menoleh ke arah juwa.

setelah gus risky berhenti juwa lari menuruni anak tangga.

" hukuman nya, kamu setorkan hafalan surah al-mulk."

" ha mana bisa begitu dev, yang lain aja ya." ucap juwa.

" mau nambah hukuman nya."

" eh nggak mau lha enak aja main nambah-nambah aja."

" hafalan itu untuk hari kamis, setorkan hafalan setelah shalat magrib." gus risky pun berjalan menuju dapur untuk memasak.

" kok gitu si, tungguin devan." juwa mengejar gus risky.

tanpa juwa sadari gus risky berhenti dan akhirnya yah juwa tertabrak.

" aduh, kenapa si berenti mendadak, sakit nih jidat  saya." ucap juwa sambil mengelus jidat miliknya.

" eh maaf-maaf wa saya ga sengaja, mana yang sakit." gus risky mengusap-usap jidat milik juwa.

" ya Allah kenapa jantung hamba berdebar kencang apakah hamba merasakan cinta ke devan." ucap juwa dalam batin nya.

" udah ga sakit." ucap gus risky.

" wa masih sakit, juwa."

" ha apa tadi bilang apa devan, saya ga denger." jiwa tersadar dalam lamunan nya.

" ngelamun mulu, mikirin apa hmmm." ucap gus risky.

" ga kok ga mikirin apa-apa."

" ya sudah saya tinggal dulu."

" ikutt, mau masak kan." ucap juwa sambil mengikuti gus risky dari belakang.

kini mereka sedang masak di dapur.

*****

" juwa saya pergi ke pesantren dulu, kunci cadangan saya bawa."

" iya, pulang nya jangan malem-malem ya juwa takut sendirian, apalagi mati lampu."

" in syaa Allah saya pulang sebelum jam dua belas malam."

" yasudah sana berangkat."

" iya, yaudah saya berangkat, assalamualaikum." ucap gus risky.

" iya, waalaikumussalam." juwa menjawab salam dan menyalimi tangan milik gus risky.

*****

kini gus risky telah sampai di pesantren, ia berjalan menuju ndalem untuk bertemu kedua orang tuanya.

tok....tok....tok

" assalamualaikum." ucap salam dari gus risky sambil mengetuk pintu.

" waalaikumussalam." ucap umi fi sambil membuka pintu.

setelah umi fi membuka pintu, gus risky menyalimi tangan milik umi fi.

" masuk nak." ucap umi fi.

gus risky memasuki ndalem bersama umi fi.

" mana menantu umi nak."

" ada di rumah umi."

" sendirian." ucap umi fi sambil menatap mata anaknya.

" iya umi, juwa sendirian."

umi fi hanya menganggukan kepalanya dengan pelan.

" umi iky pamit mau keliling pesantren dulu, takut ada yang kabur dari belakang." ucap gus risky.

" iya nak, abi kamu juga sedang ngajar sebentar lagi juga abi selesai ngajarnya."

" iya umi, nanti kalau iky udah keliling iky kesini lagi."

" iya nak"

" risky pamit dulu umi, assalamualaikum." ucap gus risky sambil menyalimi tangan umi fi.

" waalaikumussalam." jawab salam dari umi fi.

gus risky keluar dari ndalem, ia ingin keliling pesantren.

" maa syaa Allah ganteng banget."

" ya Allah jodohkan hamba dengan gus risky."

" ganteng banget gus."

" maa syaa Allah wajahnya adem banget kalau di lihat."

begitu lah ucapan para santriwati, mereka terpesona sama kegantengan gus risky apalagi beliau adalah seorang gus.

gus risky hanya menunduk dan melanjutkan perjalanan nya untuk keliling pesantren.

" maaf ya bab ini sedikit dulu, nanti di revisi dari bab 1 sampai bab ini, dadah sampai jumpa di bab berikut nya."

*cirebon 24 july 2024*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MUHAMMAD RISKY AL DEVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang