BAB X Who's?

148 18 3
                                    

BAB X WHO'S?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB X
WHO'S?

Vanessa kembali kekamar nya dan melepaskan semua pakaiannya dan menggantikan nya dengan pakaian tidur, hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong biasanya, hari yang melelahkan pikir Vanessa, ada saja kejadian yang tidak terduga selama dia menjalani hidupnya.

Vanessa merebahkan badannya di atas kasur dan mentelantangkan badannya diatas kasur seolah olah membagi lelah nya diatas kasur yang selalu ia rindukan setelah pulang kerja atau keluar rumah. Vanessa memandangi langit atap kamarnya dan memikirkan perasaannya yang kini berbunga-bunga.

Vanessa memegang bibirnya dan mengusapnya secara perlahan, merasakan kecupan yang Teddy berikan saat didepan rumahnya. Vanessa sedikit tidak menyangka akan dicium oleh Teddy sendiri, kali ini bukan karena tidak sengaja tapi perubahan sikap Teddy bisa Vanessa rasakan saat itu.

Vanessa juga merasakan ciuman Teddy yang lembut seakan akan memberikan cintanya untuk dirinya, benar benar membuat dirinya tidak bisa berkata kata bahkan bisa saja malam ini Vanessa tidak bisa tidur hanya karena ciuman Teddy yang mendarat tepat di bibir nya.

Vanessa juga kembali melihat cincin emas di jari manisnya yang seakan akan mengirim sinyal kejantungnya, benar kata orang bahwa jaringan sel darah di jari manis terhubung langsung ke jantung manusia dan kini Vanessa merasakannya.

"Astaga Vanessa, tidur! Cuman dicium doang sampai begini sih. " Gumam Vanessa sambil mengelus dahinya.

Vanessa mencoba untuk tidur dan meraih bantal guling disebelah nya dan memeluknya, Vanessa menyembunyikan kepalanya diantara bantal guling tersebut dan mencoba untuk tidur. Vanessa kembali ke posisi nya yang telentang dan menghela nafas panjang.

Benar saja, dia benar tidak bisa tidur malam ini pikiran nya mengacau dan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan kembali. Vanessa meraih ponselnya dan membuka media sosial di handphone nya. Membuka chat nya dengan mas Teddy dan menekan profil mas Indra yang tertera jelas dikontak nya.

Vanessa kembali ke posisi tidur nya, kali ini mau tidur atau tidak dia hanya berusaha untuk mencoba untuk tidur malam ini, sebenarnya Vanessa tidak galau atau gelisah, namun asmara dalam hatinya membuat dirinya tidak bisa tidur dan memikirkan Teddy terus menerus, entah kenapa baru beberapa jam saja dia sudah merindukan Indra.

•••

Sudah hampir sebulan Teddy dan Vanessa menjalani hubungan mereka di setiap waktu mereka. Siapa yang akan menyangka mereka akan menjalani hubungan romantis hampir setiap hari saat ini? Padahal awalnya mereka hanya sepasang insan yang dipertemukan secara paksa karena keadaan yang memaksakan mereka, namun belajar mencintai satu sama lain bukanlah pilihan yang buruk.

Dengan secarik cincin emas dengan pahatan khas batik di atas cincin nya sebagai bukti bahwa Vanessa sudah resmi menjadi milik Teddy, pada awalnya Vanessa tidak menyangka Indra akan memberikan cincin ini kepadanya pada saat itu, Teddy sendiri juga memakai cincin yang sama di jari manisnya yang akan menyalurkan rasa cintanya dari jari manisnya kearah jantung nya.

"Astagaaa ness. Cincin nya bagus banget dari pak Teddy? " Ujar Elvi yang sangat excited dengan cincin pemberian Teddy kepada Vanessa.

"Iya. Tapi ini aku beneran kaget loh vii waktu mas Teddy ngasih cincin ini, didalam mobil lagi tiba tiba mas ngasih cincinnya. Merah semua tuh pipi gua. " Ujar Vanessa tak kala excited nya dengan elvi yang melihat cincin di jari manisnya.

"Udah ah vi, ini kita ke jadi ke mall gak? Dari tadi lihat cincin dijari gua mulu. " Ujar Vanessa yang sudah hampir muak dengan tingkah laku Elvi yang sedari tadi hanya memandangi jari manisnya yang sudah di kalungi cincin emas pemberian Indra.

"Iya iyaa... Bawell amat. Yaudah ini kita kesana. "
Ujar Elvi yang langsung membawa Vanessa ke tempat yang akan mereka datangi.

Suasana sore hari yang selalu Vanessa kagumkan menjadi waktu yang tepat baginya untuk menuangkan rasa tenang dan bahagia nya di bawah indahnya cahaya jingga sore hari di kotanya.
Di sepanjang jalan Vanessa selalu memandangi cincin pemberian Indra, bahkan Elvi yang tidak diberikan cincin sangat excited saat melihat cincin pemberian indra. Kini rasa cintanya tidak bisa dipungkiri kembali.

"Udah, tuh cincin gak usah di perhatiin banget. Ayok turun udah sampai nih." Ujar Elvi yang langsung turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di parkiran mall.

Vanessa yang tersadar mengikuti Elvi yang sudah turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk mall dan berjalan menaiki eskalator dari pintu basement menuju lantai pertama, sebenarnya Elvi dan Vanessa pergi ke mall hanya untuk bersenang-senang saja dan hal ini mereka lakukan jika ada waktu renggang, bahkan bisa saja dalam sebulan mereka hanya satu kali pergi ke mall favorit mereka.

"Ini kita ngapain? Kalo mau belanja baju atau make up gua skip ya Elvi, gua mau hemat. " Ujar Vanessa kepada Elvi yang berada tepat didepan nya.

"Iyaa nes, lagian ngapain hemat hemat amat sih? Kan ada pak Indra. " Ujar Elvi.

"Gila lo ya?! Yakali gua minta minta ama mas Indra. " Balas Vanessa.

"Bercanda nes, kan gua cuman ngetes lo doang. " Ujar Elvi yang hanya dibalas oleh putaran bola mata Vanessa yang menandakan bahwa dirinya sudah muak.

"Yaudah nes, ini kita mau makan ramen? Atau nonton nih, up to you dahh." Tawar Elvi yang kini tengah berhenti disalah satu area di mall tersebr, Vanessa yang mendengar berpikir sejenak untuk memilih tawaran dari Elvi.

Disela sela waktu saat Vanessa berpikir, Vanessa membulat kan kedua bola matanya saat melihat sosok yang tidak asing lewat dari depan matanya walau dari jarak jauh, Vanessa kembali memastikan apa yang ia lihat dihadapan nya.

"Mas Teddy? "  Gumam Vanessa saat melihat badan tegap mas Teddy dari belakang yang Vanessa sudah pasti itu adalah mas Teddy, namun Vanessa kembali memastikan nya kembali saat melihat bukan hanya mas Teddy yang ada disana namun bersama wanita.

Saat melihat rambut panjang dan baju seseorang yang berada disamping mas Teddy, kini Vanessa yakin itu benar benar wanita dan Vanessa pikir itu adalah wanita yang sama saat ia berkunjung ke toko bunga dan Berpas-pasan dengan mas Teddy di toko tersebut.

"NES!? " Ujar Elvi yang menepuk pundak Vanessa. Vanessa Yang tersadar langsung mengalihkan perhatiannya pada Elvi yang menyadarkan nya.

"Mikir gitu doang sampe lama banget? Kesambet lo? " Ujar Elvi.

"Gak kok vi, yaudah kita makan aja deh. " Ujar Vanessa dan langsung Diiyakan oleh Elvi.

Vanessa kembali mengalihkan pandangannya ke tempat dimana mas Teddy berada, namun saat ia mengalihkan pandangannya mas Teddy sudah tidak lagi disana dengan wanita itu. Vanessa berusaha berpikir positif saat ia melihat cincin emas yang ada dijari manisnya dan membuang jauh jauh pikiran buruknya.

Vanessa mengingat perkataan mas Teddy kala itu, mas Teddy bilang bahwa itu adalah adiknya dan Vanessa percaya akan hal itu, namun entah kenapa perasaan Vanessa sedikit gelisah setelah melihat kejadian itu tetapi Vanessa bertanya didalam hatinya.

Benarkah itu adiknya?

I WILL SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang