BAB XIV What's Wrong With You

124 17 1
                                    

BAB XIVWHAT'S WRONG WITH YOU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAB XIV
WHAT'S WRONG WITH YOU

Diantara dinding dinding rumah yang kini terpancar sinar mentari pagi dari luar jendela dan masuk kedalam ruangan tepat dimana Vanessa duduk di sofa panjang sendirian tanpa berbagi tempat duduk yang biasanya ia duduki bersama ibunya.

Sedih? Mungkin sedikit, Vanessa sudah hampir menerima semua ini dan lagi pula untuk apa bersedih dan menangisi semua nya? Apakah semua itu akan kembali? Tidak kan? Dari pada membuang tenaga lebih baik Vanessa memikirkan kehidupannya kedepan.

Vanessa juga merasa kedua orang tuanya akan menjaganya disetiap waktunya dan di setiap langkahnya.
"Ayah, ibu, bimbing Vanessa ya? " Gumam Vanessa.

Vanessa kembali menghela nafas panjang setelah melihat bunga yang kemarin masih didalam buket dan kini Vanessa pindahkan ke vas bunga dan ia letakan di meja ruang tamu. Bunga ini mengingatkan dirinya pada pria yang kemarin memberikan secarik catatan dengan bunga itu, apa maksudnya?

Vanessa mengambil ponselnya dan melihat kontak mas Teddy yang dari kemarin terlihat kosong dan sepi, tidak ada pesan dan kabar sedikit pun. Namun Vanessa menganggap mas sedang sibuk dan tidak mungkin bisa mengabari nya karena kesibukan nya sebagai abdi negara pasti akan sangat menganggu.

Vanessa menyenderkan kepalanya di sofa dan kembali menghela nafasnya, ingin sekali Vanessa seseorang menemani nya disini dan menghibur nya, rasa pilu dihati nya masih perlu diperban dan ditutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa menyenderkan kepalanya di sofa dan kembali menghela nafasnya, ingin sekali Vanessa seseorang menemani nya disini dan menghibur nya, rasa pilu dihati nya masih perlu diperban dan ditutup.

"Mas Teddy kenapa ya? " Ujar Vanessa bertanya-tanya.

Vanessa terpikirkan untuk mengabarkan Teddy akan pemberian bunga kemarin, Vanessa tidak terpikirkan untuk melakukan nya karena terlalu banyak beban di Kepala nya yang harus membuat nya berpikir tidak leluasa. Vanessa mengambil ponselnya dan kembali membuka kontak Indra.

Vanessa beranjak dari sofa setelah mengirim pesan tersebut dan mengambil kunci mobil yang terletak diatas nakas dan berencana untuk berjalan menghirup udara pagi dan menenangkan pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vanessa beranjak dari sofa setelah mengirim pesan tersebut dan mengambil kunci mobil yang terletak diatas nakas dan berencana untuk berjalan menghirup udara pagi dan menenangkan pikirannya.

Vanessa menuju garasi dan memasuki mobilnya dan menjalankan nya, entah kemana Vanessa menuju namun kini mobil berjalan sesuai dengan kendalinya. Vanessa melihat sekitar dan berencana melihat beberapa tempat sepi untuk dinikmati.

Vanessa berencana untuk membeli beberapa makanan di supermarket yang seperti nya ia tahu ini dimana, namun Vanessa belum menyadari nya.
Vanessa turun dan memasuki supermarket untuk membeli beberapa makanan yang ia ingin makan, seperti snack, makanan ringan, dan beberapa minuman.

Sudah cukup lama Vanessa tidak pergi ke supermarket dan untuk sekian lamanya dirinya berjalan jalan di setiap lorong supermarket untuk melihat lihat beberapa makanan yang ia beli dan akhirnya pergi membayar nya.

Setelah membayar Vanessa melihat kesamping atau lebih tepatnya di sebrang dan sedikit ke arah barat, Vanessa melihat tempat yang tak asing lagi bagi matanya.

"Yonif raider.... Ehh??" Ujar Vanessa setelah membaca tugu yang ia lihat langsung dihadapan nya.

"Itukan tempat markas mas Teddy ya? markas kali ya namanya? atau Batalyon?" Ujar Vanessa.

Ia begitu kaget dan sudah berapa lama dia mengendarai mobil hingga bisa sampai kesini? Vanessa melihat jam tangannya dan benar saja sudah hampir 43 menit Vanessa berjalan menggunakan mobil dan kini sampai di markas batalyon mas Teddy.

Vanessa diam tak berkutik melihat tempat tersebut hingga sebuah mobil hitam yang hampir sama dengan miliknya berhenti didepan tugu tersebut dan menyapa beberapa TNI dengan seragam yang sama sepertinya, itu mas Indra, Vanessa bisa melihat nya dengan jelas dengan seragam lengkapnya, menawan, dan selalu membuat nya bisa dengan mudah mengenalnya.

Vanessa melihat Teddy dengan seksama dari kejauhan, jarak mereka sekitar 40 meter lebih namun sepertinya Vanessa melihat nya terlalu terbuka hingga Teddy juga melihat nya dari kejauhan. Vanessa sedikit kaget saat mata mereka bertemu satu sama lain tetapi.

Teddy membuang pandangannya seakan akan tidak mengenalnya, Vanessa tersenyum saat melakukan kontak mata tersebut namun Teddy seakan akan tidak ingin melihat nya, Vanessa Langsung menurunkan senyuman nya saat melihat tindakan Teddy yang membuang pandangannya dan kembali masuk kemobil.

Vanessa langsung memegang dadanya dan tertunduk, sedikit sesak didadanya sebelum mobil yang tadinya ia lihat dari jauh menghampiri nya dan membuat Vanessa sedikir terkejut karena tahu itu adalah mobil Teddy yang menghampiri nya.

Teddy turun dari mobil dan menghampiri nya. Vanessa menelan air liurnya dan melihat tubuh kekar itu mendekati nya kembali namun tidak terlalu dekat.

"Vanessa? " Tanya Teddy.

Vanessa hanya tertunduk dan tidak memberikan respon sedikit pun sambil menggandeng paper bag yang berisi barang belanjanya, entah apa yang membuat nya tidak membalas perkataan Teddy namun dalam hatinya yang paling dalam ia sangat ingin berbicara, memeluk bahkan melepas semua kerinduan nya.

"Maafin mas, mas gk bisa datang kemarin." Ujar Teddy yang langsung berjalan kembali kearah mobilnya. Singkat tapi Vanessa merasakan perubahan pada Teddy yang tidak seperti biasanya.

"Mas." Ujar Vanessa menggenggam tangan kanan Teddy yang hendak pergi.

"Mas gak perlu minta maaf, aku gapapa kok. " Ujar Vanessa.

"Yasudah kalo begitu. " Ujar Teddy.

Teddy menarik kembali lengannya dan berjalan memasuki mobilnya dan meninggalkan Vanessa sendiri disana. Percakapan singkat yang hampir mengoyak hati Vanessa. Ada apa dengan dirinya?

Vanessa menatap mobil itu kembali memasuki markas Yonif dan air mata hampir jatuh dan mengalir di pipi Vanessa, apa yang membuat nya seperti ini? Vanessa belum bisa menangkap maksud dari Teddy dengan sempurna.

Percakapan tadi seakan akan menunjukkan bahwa mereka berdua tidak pernah bersama, lalu apa arti dari cincin yang di jari manis Vanessa? Vanessa mengusap kembali air matanya dan menelan air liur nya.

"Gak, mas Teddy pasti lagi banyak pikiran, Vanessa ingat yaa mas Indra itu pilihan mama dan kamu sudah menerimanya. Ingat Vanessa jangan membenci. " Gumam Vanessa didalam hatinya sambil memasuki mobilnya.

Tujuan Vanessa keluar adalah untuk menenangkan dirinya, namun entah kenapa malah ini yang ia dapatkan, hanya hati yang hampir terluka dan perilaku Teddy yang membuat nya meneteskan airmata nya.

Vanessa mengusap cincin yang ada di jari manis nya dan mengigit bibir bawahnya dan sesak itu kembali kedadanya.
"Mas.. Jangan gini ke Vanessa ya? " Ujar Vanessa.

Bagaimana pun ia akan melakukan apapun bahkan bertahan demi hubungan ini, saat ini Vanessa hanya menganggap Teddy sedang banyak pikiran dan berperilaku seperti itu pada dirinya.

Vanessa menjalankan mobilnya dan memutar arah setirnya dan kembali ke rumah, cincin yang sedari tadi ia pandangi menjadi alasan utamanya bahwa ada sesuatu yang terjadi kepada masa Indra dan bagaimana pun Vanessa tetap akan berjuang untuk ini, jika tidak ibu dan ayahnya pasti kecewa diatas sana dan Vanessa akan menangisi rasa sakit dihati nya.

I WILL SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang