BAB XXIII Mencoba melupakan

101 12 0
                                    

BAB XXIII
MENCOBA MELUPAKAN

Vanessa kembali termenung didepan kaca cafe yang menunjukkan pemandangan yang berhasil memanjakan matanya dengan secangkir coklat panas di hadapannya. Pemandangan taman kota yang terlihat jelas dan indah pasti akan membuat siapapun yang melihat nya akan terpesona.

Entah sampai kapan Vanessa bisa keluar dari rasa cinta nya yang tiada ujungnya, kali ini ia benar-benar dibutakan oleh perasaannya.

"Mau merenung terus? Ampe kapan nes? "

Suara Elvi terdengar jelas diantara kedua telinga Vanessa yang kini kesadaran nya kembali oleh suara berisik itu, tidak tau kenapa padahal hanya sebuah kalimat pertanyaan namun Vanessa merasa bahwa hal itu sangat berisik ditelinga nya.

Vanessa hanya terdiam dan kembali merenung, memainkan cangkir coklat panas dihadapan nya dan enggan untuk diminum.

"Udah dong bebb, gak usah murung murung kali. Kan ada gue. " Ujar Elvi dengan bangganya.

"Lo mah bilangnya gampang vi, lah gua disini susah payah untuk coba move on. " Ujar Vanessa.

Elvi menghela nafasnya, ada benarnya juga perkataan Vanessa. Terkadang orang juga hanya tau memberikan saran tanpa pernah tau apa yang orang rasakan, namun saat ini Elvi semakin bingung harus apa agar Vanessa kembali ceria.

"Emangnya apasih yang buat lo susah move on sama pak teddy? Ganteng? Perasaan gak ganteng amat. " Ujar Elvi.

"Apaan, emangnya gua semandang fisik itu ya vi? " Tanya Vanessa sedikit kesal.

"Enggak juga sih. Jadi apa Vanessa Nur Arliza? " Tanya Elvi kembali.

Vanessa terdiam sesaat dan menatap taman kota dengan sesaat, banyak hal yang membuat nya kagum dan sulit untuk melupakan Teddy dan jika diceritakan mungkin tidak ada ujungnya.

"Banyak vi, bakalan panjang kalo gua ceritain. "

"Pendekkan." Ujar Elvi.

"Mulut lo tuh gua pendekkin. Kepo amat. " Ujar Vanessa dengan rasa kesalnya.

"Ayolah nes, masa lo gk bisa mendeskripsikan dia? Gua aja bisa! Nih ya contoh nih ya, Kim Soo Hyun. Dia tuh dah ganteng bisa nyanyi, trus jago main film sering ngisi soundtrack di drama drama Korea. Kulitnya putih trus trus-. "

"UDAH UDAH! giliran artis cowok Korea aja lo kesenangan. " Ujar Vanessa memotong perkataan Elvi yang sedang mendeskripsikan Idolanya itu.

"Ch, makanya ceritain ke gua INNES! "  Ujar Elvi.

Setelah memainkan cangkir dan kembali merenung akhirnya.
"Banyak vi, gua pikir pikir juga sulit buat gua deskripsikan. " Ujar Vanessa.

" Mas Teddy itu baik, orang nya cuek dan agak pendiam. Tapi walaupun dia cuek dan dia gk ngetreet gua kayak pasangannya tapi dari wajahnya dan perlakuannya kayak perduli dan....
Banyak deh Elvi. " Ujar Vanessa. Penglihatan akan kebersamaan dengan Teddy kini kembali terekam di benak Vanessa.

"Ehh maaf ya, kebawa suasana soal nya. " Ujar Vanessa.

Elvi hanya tersenyum dan hanya melihat sekilas ke arah Vanessa lalu meminum secangkir kopi hitam didepannya.

"Secinta itu lo ama pak Teddy? " Tanya Elvi.

Vanessa bingung ingin menjawab apa kepada Elvi, pertanyaan itu seolah membuat nya lupa akan perasaan yang selama ini ia rasakan saat bersama Teddy. Bukan lupa namun hanya tidak mengerti cara mendeskripsikan nya.

"Mungkin iya, baru kali ini gua di bodohkan sama cinta. " Ujar Vanessa. Ini kah yang selama ini ia rasakan?

"Gua mau bilang cepat move on, tapi disisi lain gua gak pernah ngerasain apa yang lo rasakan nes. Bingung gua, semangat deh ya. Gua yakin kok lo bisa dapat yang lebih baik. " Ujar Elvi.

I WILL SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang