BAB XX
END?Vanessa menaikan kepalanya yang tadinya bertumpuh pada setir mobil dan mengelap pilu sedihnya yang tidak bersuara. Mungkin ini benar benar akhirnya, Vanessa akan menjauh dari kehidupan Teddy yang sepertinya bahagia dengan wanita itu, sedangkan dirinya hanya menjadi pelampiasan rasa kasihan Teddy terhadap ibunya.
Vanessa memutar arah mobilnya dan berencana pergi ke makam ibunya, tidak ada seorang pun yang kini bisa membuat nya tenang selain melihat ibunya yang kini hanya di tandai oleh batu nisan yang tertancap di diatas tanah dengan jasad ibunya yang sudah terkubur rapi di bawah.
Di makam yang sepi dengan awan yang kembali gelap seakan ikut dalam sedihnya Vanessa di makam itu. Vanessa berjalan dengan tangan kosong dan pergi ke makam ibunya, Tarasari. Kakinya terlihat lelah dan berlutut seakan akan sudah tidak tau arah.
Vanessa melihat makam ibunya dari ujung sampai ujung nya lagi dan dilihatnya batu nisan yang masih baru dan indah dengan bunga bunga yang masih berwarna dan belum kering sedikit pun. Air matanya kembali jatuh, Vanessa kembali meratapi hidupnya dengan gemuruh petir yang sudah terdengar jelas.
"Ini yang ibu mau kan? " Ujar Vanessa.
"Pilihan mu sangat indah bu, sangat indah sampai sampai aku menangis terharu berkali kali karena indahnya pilihan jalan yang telah kau sediakan padaku dan pergi begitu saja meninggalkan ku sendirian. "
"Kemana lagi aku harus bertumpuh jika semuanya sudah gelap seperti ini? "
"Haruskah kutinggalkan jalan mu ini dan memulai nya dari awal bu? Aku bingung. " Ujar Vanessa dengan tersenyum dan isakan tangis kembali terdengar di sekitar makam.
Gemuruh petir yang terdengar tidak Vanessa pedulikan kemudian berdiri dan meratapi kembali makam sang ibu dan mengusap airmatanya.
"Terima kasih ibu, jalan mu sangat indah. " Ujar Vanessa dan kembali berjalan ke arah mobilnya yang sudah terparkir didepan pemakaman itu. Vanessa tidak fokus, pikirannya yang kacau membuat nya terus meratapi tanganya dan berjalan tanpa tau jalan yang ia jalani.
Vanessa berhenti, membalikkan badannya melihat makam ibunya untuk kesekian kalinya seakan ada hal yang belum terselesaikan dalam hatinya kepada dunia. Dari dunia, cinta, kotornya untuk Vanessa berhasil membuatnya menjadi wanita setangguh ini dalam menjalani segalanya.
Langkah kakinya terdengar kembali dan hendak menuju mobilnya hingga tanpa sadar Vanessa menabrak seseorang, dan terjatuh tanpa ekspresi sedikitpun dan tanpa rasa kesal seperti biasanya.
Sebuah tangan menjulur kearah Vanessa menawarkan bantuan kepada Vanessa untuk berdiri.Vanessa menolak nya dan mencoba berdiri seorang diri dan tetap menunduk seakan tidak mau tau siapa pria yang ia tabrak tadi dengan penuh kecuekan.
"Maaf Vanessa. " Ujar seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL SURVIVE
RomantizmAku Akan Bertahan Bukan hanya aku yang tidak bisa menerima takdir diantara kita, tetapi aku selalu berusaha dan bertahan untuk mempertahankan nya, untuk mu aku akan bertahan. takdir yang kita jalani menjadi hal yang paling sulit ku jalani saat takd...